Selasa, 03 Juli 2012

BELAJAR DARI SEMUT

Ketika Ibnu Taimiyah mendapat cerita dari Ibnu Qoyyim mengenai kehidupan semut, ia berkata, “Sesungguhnya semut diciptakan Allah dengan watak jujur dan mencela kebohongan.” (Kitab Syifa’ul ‘Alil) Salah seorang arif bercerita bahwa ia pernah menyaksikan sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan. Ia berkisah: “Suatu ketika aku melihat seekor semut yang berusaha mengangkat bangkai belalang namun i…a tidak sanggup mengangkatnya. Semut itu pergi sejenak lalu kembali dengan membawa serombongan semut lainnya. Sebelum mereka tiba aku mengangkat bangkai belalang itu. Ketika semut dan rombongannya tiba semut tersebut berputar-putar di tempat itu dan diikuti oleh rombongannya namun mereka tidak menemukan apa-apa, akhirnya mereka pun kembali. Aku menaruh bangkai belalang itu di tempat semula. Kemudian semut itu datang lagi dan menemukan bangkai belalang tersebut namun ia tidak mampu mengangkatnya. Semut itupun pergi sejenak lalu kembali dengan membawa rombongannya. Aku kembali mengangkat bangkai belalang itu. Semut-semut itu berputar-putar di sekitar tempat tersebut namun tidak menemukan apa-apa. Lalu semut-semut itupun pergi. Aku kembali meletakkan bangkai itu di tempat semula. Semut itu kembali lagi lalu memanggil rombongannya. Aku kembali mengangkat bangkai belalang tersebut. Semut-semut itu berputar-putar di sekitar tempat itu namun tidak menemukan apa-apa. Lalu semut-semut itu membentuk lingkaran kemudian mereka meletakkan semut yang memanggil mereka di tengah-tengah lingkaran lalu mereka mengangkatnya beramai-ramai dan memotongnya menjadi beberapa bagian, sementara aku melihat semua itu dengan mata kepalaku!” (Keajaiban-keajaiban Makhluk dalam Pandangan Al Imam Ibnul Qayyim, karya Abul Mundzir Khalil bin Ibrahim Amin (penerjemah: Abu Ihsan Al-Atsari Al-Maidani), penerbit: Darul Haq, cet. 1, Sya’ban 1423 H / Oktober 2002 M, hal. 174-179)

10 ALASAN MENGAPA WANITA ENGGAN BERJILBAB..

Allah telah mewajibkan hijab atas setiap wanita demi melindungi kesuciannya dan menjaga kehormatannya serta menjadi pertanda bagi keimanannya. Oleh karena itu masyarakat yang jauh dari manhaj Allah dan menyimpang dari jalan-Nya yang lurus adalah masyarakat yang sakit, memerlukan pengobatan yang dapat mengantarkannya kepada kesembuhan dan kebahagiaan. Diantara bentuk penyakit yang sangat menyedihkan adalah tersebarnya fenomena sufur (keberadaan wanita keluyuran diluar rumah) dan tabarruj (terbukanya aurat wanita, rambut, leher, wajah, lengan, kaki dan segala perhiasan dan dandanannya). Sangat disayangkan, fenomena tidak sehat ini telah menjadi ciri khas masyarkat Islam, meskipun pakaian islami masih tersebar didalamnya. Maka pertanyaannya adalah: mengapa masyarakat sampai pada penyimpangan seperti ini? Mengapa kaum muslimah memilih untuk tidak berhijab, menutup aurat dan melindungi harga diri, kesucian dan kehormatan? Untuk menjawab pertanyaan yang kami lontarkan kepada beberapa kelompok remaja putri ini ternyata hasilnya ada sepuluh alasan pokok, yang kalau kita cermati ternyata kesepuluh alasan itu sangat rapuh dan lemah. Berikut ini kesepuluh alasan mereka beserta tanggapannya:
Alasan pertama. Kelompok pertama mengatakan, `Saya belum yakin dengan hijab.` Maka kita ajukan dua pertanyaan: Pertama: Apakah mereka secara mendasar telah yakin dengan keberadaan Islam? Jawabannya pasti “Ya”, karena ia mengucapkan لا إله إلا الله. Ini berarti mereka telah yakin dengan aqidah Islam. Dan mereka juga telah mengucapkan محمد رسول الله, ini berarti mereka telah yakin dengan syariat Islam. Jadi mereka telah menerima syariat Islam sebagai aqidah, syariat dan jalan hidup. Kedua: Apakah hijab termasuk bagian dari syariat Islam dan kewajibannya? Seandainya mereka ikhlas dan mencari kebenaran dalam masalah ini tentu mereka akan mengatakan “Ya”, karena Allah yang kita imani sebagai satu-satunya sesembahan yang benar telah memerintahkan hijab didalam kitab suci-Nya, dan Rasul shalallahu alaihi wasallam yang kita imani sebagai utusan Allah telah memerintahkan hijab didalam sunnahnya.
Alasan kedua. Wanita kedua mengatakan: “Saya telah yakin dan menerima kewajiban syariat hijab, akan tetapi ibu saya melarang saya untuk memakainya, kalau saya mendurhakainya pasti saya masuk neraka.” Alasan ini telah dijawab oleh makhluk Allah yang paling mulia yaitu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam ungkapannya yang sangat singkat dan bijak: « لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ » “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal mendurhakai sang pencipta.” Kedudukan kedua orang tua terutama ibu adalah sangat tinggi dan luhur, bahkan Allah menyandingkannya dengan perkara yang paling agung yaitu ibadah menyembah kepada-Nya dan bertauhid kepada-Nya, dalam banyak ayat sebagaimana firman Allah: وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak.” (al-Nisa`: 36) Jadi taat kepada kedua orangtua tidak dibatasi oleh apapun kecuali satu hal yaitu jika keduanya memerintahkan untuk bermaksiat kepada Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلىَ أَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti kedunya.” (Luqman: 15) Dan ketidak taatan kepada keduanya dalam hal maksiat tidak menjadi penghalang bagi anak untuk berbuat baik kepada keduanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَصَاحِبْهُمَا فِيْ الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا “Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (Luqman: 15)
Alasan ketiga. Wanita ketiga mengatakan: “Udara panas di negeri kami, saya tidak tahan, bagaimana jika saya memakai hijab?! Kepada orang-orang seperti ini Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan: قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا لَوْ كَانُوا يَفْقَهُوْنَ “Katakanlah: “Api nereka Jahannam itu lebih sangat panas(nya) jikalau mereka mengetahui.” (At-Taubah: 81) Bagaimana bila engkau bayangkan antara panasnya negerimu dengan panasnya api jahannam? Ketahuilah bawa setan telah membelitmu dengan salah satu tipu dayanya yang rapuh agar kamu terbebas dari panasnya dunia menuju panasnya neraka. Selamatkanlah dirimu dari jerat-jerat setan, jadikanlah teriknya matahari sebagai nikmat bukan sebagai siksa, karena ia mengingatkanmu kepada dahsyatnya adzab Allah pada hari dimana panasnya melebihi penasnya dunia dengan berlipat-lipat ganda.
Alasan keempat. Wanita keempat mengatakan: “Saya takut bila saya berhijab sekarang maka suatu saat nanti saya akan melepaskannya sebab saya melihat banyak yang melakukan seperti itu.” Kepadanya kita katakan: “Seandainya semua manusia berfikir dengan logika seperti ini tentu mereka meninggalkan agama ini secara total, tentu mereka telah meninggalkan shalat, karena sebagian mereka khawatir meninggalkannya. Tentu mereka juga tidak mau berpuasa karena banyak dari mereka khawatir jika suatu saat akan meninggalkannya … dst. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana sekali lagi setan menjeratmu dengan jaring-jaringnya yang rapuh agar kamu meninggalkan cahaya hidayah? Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling langgeng meskipun sedikit.” Mengapa engkau tidak mencari faktor-faktor yang membuat mereka itu menanggalkan hijabnya, supaya engkau dapat mengatasi dan menanggulanginya?”
Alasan kelima. Wanita kelima mengatakan: “Saya khawatir, jika saya mengenakan pakaian syar`i, saya akan dicap sebagai kelompok tertentu, sedangkan saya tidak suka tahazzub (berpecah belah atas dasar fanatisme golongan).” Sesungguhya didalam Islam itu hanya ada dua hizib (kelompok) tidak ada yang lain. Keduanya disebutkan oleh Allah didalam kitab sucinya. Hizib pertama disebut dengan hizbullah. Yaitu orang yang ditolong oleh Allah kerena ia mentaati perintah-perintah-Nya dan manjauhi larangan-larangan-Nya. Kelompok kedua disebut hizbusysyaithon yaitu orang yang mendurhakai Allah, mentaati setan dan banyak berbuat kerusakan dimuka bumi. Ketika engkau mematuhi perintah Allah yang diantaranya adalah hijab maka engkau tergabung dalam hizbullah yang beruntung. Dan ketika engkau bertabarruj menampakkan kecantikanmu maka engkau suka atau tidak suka, sadar atau tidak sadar telah naik diatas perahu setan bersama rombongan mereka dari kelompok munafiqin dan kuffar. Sungguh mereka adalah seburuk-buruk teman.
Alasan keenam. Wanita keenam mengatakan: “Ada yang mengatakan kepada saya: “JIka kamu berhijab maka tidak ada laki-laki yang menikahimu.” Oleh karena itu saya tanggalkan dulu masalah hijab ini hingga saya menikah.” Ukhti, sesungguhnya suami yang menginginkanmu keluar rumah dengan membuka aurat, dan bermaksiat kepada Allah adalah suami yang tidak layak untukmu, suami yang tidak cemburu atas kehormatan Allah, tidak cemburu atas dirimu, dan tidak menolongmu untuk dapat memasuki surga dan selamat dari neraka. Sesungguhnya rumah tangga yang dibangun diatas dasar maksiat kepada Allah dan diatas kemurkaan-Nya adalah pantas bagi Allah untuk menulisnya sebagai keluarga yang sengsara di dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah : وَمَنْ أعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَإِنَّ لَهُ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yag sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (Thaha: 124) Setelah itu, sesungguhnya pernikahan itu adalah nikmat dari Allah yang dianugerahkan kepada siapapun yang Dia kehendaki, betapa banyak wanita berhijab yang menikah, betapa banyak wanita yang safirah (sering keluar rumah) mutabarrijah (membuka aurat, kecantikannya) tidak menikah. Apabila kamu mengatakan, bahwa sufurku dan tabarrujku adalah sarana bagi tujuan yang suci yaitu pernikahan, maka tujuan yang suci tidak menghalalkan cara-cara yang rusak dan maksiat dalam Islam. Apabila tujuan mulia maka saranapun harus mulia karena kaedah dalam Islam: الْوَسَائِلُ لَهَا حُكْمُ الْمَقَاصِدِ : “Washilah (sarana) itu memiliki hukum seperti hukum maksud (tujuan)
Alasan ketujuh. Wanita ketujuh mengatakan: Saya mengetahui bahwa hijab itu wajib, akan tetapi saya akan komitmen dengannya setelah Allah memberikan hidayah nanti.” Tanyakan kepada ukhti ini, apa langkah-langkah yang ia tempuh agar mendapatkan hidayah dari Allah ini?! Kita mengetahui bahwa Allah I menjadikan segala sesuatu itu ada sebabnya. Oleh karena itu orang yang sakit minum obat supaya sembuh, seorang musafir naik kereta atau kendaraan supaya sampai ketempat tujuan dst. Apakah ukhti ini benar-benar jujur telah mengikuti jalan hidayah dan mengerahkan kemampuannya untuk sebab-sebab yang dapat mengantarkan kepada hidayah? Seperti berdo`a kepada Allah secara ikhlash sebagaimana firman Allah: إاِهْدِنَا الصِّراطَ الْمُسْتَقِيْمَ “Tujukilah kami kepada jalan lurus.” (Al-Fatihah: 6) Seperti berteman dengan wanita-wantia shalihah, kerena mereka adalah sebaik-baik penolong untuk mendapatkan hidayah dan mempertahankannya, sehingga ia betul-betul komitmen dengan perintah-perintah Allah, dan memakai hijab yang diperintahkan oleh Allah kepada wanita-wanita beriman.
Alasan kedelapan. “Wanita kedelapan mengatakan: “Belum waktunya saya memakai hijab, karena saya masih kecil, nanti kalau saya sudah besar dan sudah haji saya akan berhijab.” Ketahuilah ada satu malaikat yang berdiri didepan pintumu sedang menunggu perintah Allah. Dia akan bertindak cepat dan tepat kapan saja dari detik-detik kehidupanmu jika ketentuan Allah telah tiba. فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُوْنَ “Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya.” (al-A`raf: 34) Kemudian tidak pandang bulu, besar ataupun kecil. Bisa saja ajal menjemputmu ketika kamu masih bermaksiat kepada Allah dengan maksiat besar seperti ini; kamu melawan Allah dengan sufur dan tabarrujmu
Alasan kesembilan. Wanita kesembilan mengatakan: “Kemampuan finansialku terbatas, sehingga aku tidak mempu mengganti baju-bajuku dengan pakaian-pakaian yang syar`i. Kepada ukhti ini kita katakan: “Untuk mendapatkan ridha Allah dan untuk mendapatkan surga-Nya, semua yang mahalpun terasa tidak ada harganya; harta dan jiwa tidak ada nilainya. Dan ingat Allah pasti menolong hamba-hamba-Nya yang taat. Barangsiapa yang bertakwa pasti Allah berikan jalan keluar dan kemudahan.
Alasan kesepuluh. Akhirnya wanita kesepuluh mengatakan: “Saya tidak berhijab karena mengamalkan firman Allah : وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ “Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).” (al-Dhuha: 11) Bagaimana saya harus menyembunyikan nikmat kecantikan yang telah Allah berikan kepada saya seperti rambut yang lembut, paras yang cantik dan kulit yang indah?! Kita katakan: Ukhti ini bersedia mengikuti firman Allah dan komitmen dengan perintah Allah, tetapai sayang selama itu sesuai dengan hawa nafsunya dan menurut pemahaman yang semaunya. Dan meninggalkan perintah-perintah dari sumber yang sama ketika tidak bernafsu kepadanya. Jika tidak mengapa tidak mematuhi perintah Allah: وَلاَ يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ إِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (An-Nur: 31) Dan firman Allah swt: يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيْبِهِنَّ “Hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka (keseluruh tubuh mereka).” (al-Ahzab: 59) Sesungguhnya nikmat Allah yang terbesar adalah nikmat iman dan hidayah. Lalu mengapa engkau tidak menampakkan dan memperbincangkan nikmat Allah yang terbesar ini yang diantaranya adalah hijab syar`i. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ “Ya Allah, janganlah Engkau simpangkan hati kami ini setelah Engkau berikan hidayah kepada kami dan anugerahkanlah kepada kami dari sisi-Mu sebuah rahmat, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi.”

Sabtu, 16 Juni 2012

Menjadi Apapun Diri mu

Karang akan hadapi hujan, terik sinar matahari, badai, juga gelombang. Elang akan menembus lapis langit, mengangkasa jauh, melayang tinggi dan tak pernah lelah untuk terus mengembara dengan bentangan sayapnya. Paus akan menggetarkan samudra hanya dengan sedikit gerakan. Pohon akan hadapi petir, deras hujan, silau matahari, namun selalu berusaha menaungi. Melati ikhlas untuk selalu menerima keadaannya meski tak terhitung pula bunga-bunga lain dengan segala kecantikannya. Kupu-kupu berusaha bertahan, meski saat-saat diam adalah kejenuhan. Mutiara tak memudar kelam, meski pekat lingkungan mengepungnya di kiri-kanan, depan dan belakang. Tapi Elang menjadi tangguh, tak hiraukan lelah tatkala terbang melintasi bermilyar kilo bentang cakrawala. Karang menjadi kokoh dengan segala ujian. Paus menjadi kuat dengan besar tubuhnya da;a, luas samudra. Pohon tetap menjadi naungan meski ia hadapi beribu gangguan. Melati menjadi bijak dengan dada yang lapang, dan justru terlihat indah dengan segala kesederhanaan. Mutiara tetap bersinar dimanapun ia terletak, dimanapun ia berada. Kupu-kupu hadapi cerah dunia meskipun lalui perjuangan panjang dalam kesendirian. Menjadi apapun dirimu… bersyukurlah selalu. Sebab kamu yang paling tau siapa dirimu. Sebab kamu yakini kekuatanmu. Sebab kamu sadari kelemahanmu. Jadilah karang yang kokoh, elang yang perkasa, paus yang besar, pohon yang menjulang dengan akar yang menghujam, melati yang senantiasa mewangi, mutiara yang indah, kupu-kupu atau apapun yang kamu mau. Tapi tetaplah sadari KEHAMBAANMU

Jumat, 18 Mei 2012

Selalu ada hiburan dariNya pada tiap kesedihan kita

Dalam keseharian, kita tidak selamanya menemukan kondisi dimana keinginan kita tercapai dengan begitu mulusnya. Ada kalanya sebuah kenyataan telak menampar keras kita, saat hal yang benar-benar kita inginkan sejak lama ternyata tidak tercapai. Tentunya hal tersebut menimbulkan kesedihan bagi diri kita, dimana pada hari-hari berikutnya terjadi perasaan kehilangan yang muncul. Terutama di pagi dan di sore hari, saat kita tidak ditemani oleh hiruk pikuk orang, biasanya kita akan teringat kembali pada kesedihan itu. Pada sebagian orang, kesedihan atas kehilangan menjadi sebuah ganjalan besar untuk bisa hidup normal seperti sedia kala. Semuanya terasa berbeda, karena hati tidak bisa di reverse. Tahapan kesedihan paling rendah adalah perasaan kehilangan tersebut, yang menengah adalah merusak diri, dan yang paling ekstrem adalah menghilangkan nyawa. Na’udzubillahimindzaliik. Adakalanya waktu merupakan penyembuh luka Perasaan kehilangan muncul akibat obsesi untuk memiliki. Bukan berarti dengan itu kita tidak boleh berobsesi, namun semestinya kita menyiapkan beberapa alternatif untuk segala kemungkinan yang terjadi. Banyak jalan untuk sampai ke Roma. Perasaan kehilangan yang teramat dalam disebabkan karena efek memiliki dengan satu alternatif saja. Oleh karenanya keputusannya hanya berkisar pada ‘terjadi’ atau ‘tidak terjadi’. Jika terjadi, maka Alhamdulillah sekali. Jika tidak- nah, inilah yang menyebabkan subjeknya menjadi kehilangan arah, menjadi tidak mengerti akan tujuan hidup selanjutnya, padahal dulu kala mungkin ia memiliki banyak sekali keinginan. Entah mengapa terhempas begitu saja. Untuk beberapa saat ia akan linglung, bahkan waktunya terbuang percuma hanya untuk meratapi ketidakberhasilannya tersebut. Perlu waktu untuk menemukan kembali obsesi baru sebagai pemacu hidup. Tidak ada yang bisa menyembuhkan lukanya selain dirinya sendiri. Butuh waktu, untuk sekedar menerima kenyataan yang terjadi. Orang sakit, tidak akan bisa diobati, sampai ia sendiri menyadari bahwa ia sakit. Proses penyembuhan luka pun akan tergantung pada masing-masing orang. Banyak orang yang terfokus pada kesedihan. Fokus pada kesedihan/ kegagalan menyebabkan kita terus meratapi, lalu kemudian tidak menghiraukan peluang-peluang yang datang. Suatu masa, dimana kesedihan tersebut telah sirna, kita baru sadar betapa banyak peluang yang telah kita lewatkan. Padahal Allah telah bersumpah pada surat Al-Ashr, Demi masa! sesungguhnya manusia kerugian. Jika Allah bersumpah dengan menggunakan sesuatu, mestinya itu adalah hal yang sedemikian pentingnya. Seberapa banyak masa yang telah kita lewatkan untuk meratapi kesedihan, itulah peluang karya yang telah kita buang. Merusak diri sendiri, tidak akan membuat orang lain lebih memperhatikan kita Pada sebagaian orang yang mengalami kekecewaan, ia akan mencari kambing hitam. Harus ada orang yang bertanggung jawab atas kekecewaannya. Lalu kemudian merusak diri untuk sekedar menggugat, bahwa orang yang dipersalahkan harus bertanggung jawab atas perubahan buruknya itu. Padahal dalam ayat Al-Qur’an disebutkan, “Barangsiapa berbuat baik maka (adalah) untuk kebaikan dirinya dan barangsiapa berbuat jahat maka untuk dirinya. Kemudian kepada Tuhan kamulah kamu akan dikembalikan”(Surat Jatsiah, ayat 15). Tidak ada gunanya menggugat dengan merusak diri. Jikalah benar orang tersebut turut andil atas kekecewaan dan kegagalan kita, cukuplah kesalahannya sampai situ. Masalah seterusnya, kita memilih untuk merusak diri, itu bagian lain yang tidak berhubungan dengan kesalahannya. Mungkin saja orang tersebut malah tidak sadar atas perubahan buruk kita atas kesalahannya. Atau, jika si kambing hitam sadar telah bersalah, kemudian pertanyaannya, apa yang dapat ia lakukan kemudian? Maaf? Maaf mungkin menghapuskan dosa atas kesalahan, tapi luka tidak bisa dihapuskan begitu saja oleh kata maaf. Lalu apa yang kita harapkan jika ia sadar telah membuat kita berubah menjadi buruk? Tak ada gunanya. Sungguh, apa yang kita lakukan akan menjadi bagian dari hisab kita sendiri.
Selalu ada hiburan dariNya saat masa-masa sulit itu tiba Layaknya Rasulullah, pada Umul Azmi (tahun kehilangan) diderai kesedihan yang sangat karena ditinggal oleh dua orang yang sangat ia cintai, yaitu Khadijah dan Abu Thalib. Kemudian beliau hijrah ke Tha’if, diderai kejadian menyedihkan lain pula, yaitu penolakan keras dari penduduknya. Betapa luka hati beliau, namun tidaklah beliau terfokus pada luka, tapi pada penyembuhannya, yaitu tetap berdakwah. Lalu Allah memberikan hiburan dalam kesedihannya berupa peristiwa Isra’ Mi’raj. Maka, tanpa kita sadari, dalam kesedihan kita, terdapat kebahagiaan/ kemudahan yang Allah berikan sebagai hiburan. Sekecil apapun kebahagiaan, tentunya harus diapresiasi karena kebahagiaan-kebahagiaan kecil merupakan sarana penghapus kesedihan selama kita dapat mengenalinya. Sebuah keluarga begitu kesulitan dari segi finansial akibat likuidasi, setiap harinya harus struggle berjuang bahkan untuk makan saja. Tapi Allah berikan hiburan berupa keluarga yang harmonis dengan anak-anak yang mudah untuk dididik dan tidak neko-neko. Atau kemudian seorang yang tidak lulus SPMB, tapi di sisi lain ia diberi hiburan berupa membaiknya kondisi kesehatan ayahnya yang selama ini sakit-sakitan. Atau juga, seorang murobbi yang kesulitan dengan beban hidup keluarganya, tapi Allah berikan hiburan berupa mutarobbinya yang mudah untuk berkomitmen tanpa harus terus mencari cara untuk mendekatkan diri. Atau juga mungkin kasus dimana kita mengalami kesedihan sangat akibat hal yang telah lama diinginkan ternyata tidak didapat, namun Allah berikan hiburan berupa makin mudahnya kita untuk bangun di malam hari untuk berqiyamul lail. Selalu ada hiburan.. saat masa-masa sulit itu tiba. Bahkan mudahnya kita bangun di malam hari untuk berqiyamul lail, merupakan hiburan dari Allah yang seringkali luput kita sadari. Bahwa sesuatu yang tidak membuatmu mati hanya akan membuatmu semakin kuat (anonim) Bahwa Al-Qur’an adalah syifaa (obat) terbaik, ia kemudian akan menjadi hudaa (petunjuk) "Wanunazzilu minal Qurani maa huwa Syifaa u Wa Rahmatan Lil Mukminin..." Dan kami turunkan Al Quran suatu penawar (obat) bagi orang-orang yang beriman.. (17 : 82). Al-Quran adalah obat. Ia tidak akan berfungsi sebagai petunjuk, jika ia belum bisa menjadi obat. Tak sulit bagi Allah untuk sekedar menyembuhkan kesedihan kita. Dalam sekejap Ia bisa menimbulkan rasa sedih, maka dalam sekejap pula ia bisa menimbulkan rasa tenang. Teruslah memohon, semoga Allah tidak menjadikan rasa sedih sebagai benalu kita untuk beribadah kepadanya. Kemudian, jika kesedihan tersebut telah sembuh, mohonlah lagi supaya ia memberikan petunjuk tentang apa-apa yang mesti dan tidak mesti kita lakukan. Semoga kita, bisa melewati masa-masa sedih kita dengan bijaksana. wallahua’lambishhowab

Hidup ini Indah....

“sesuatu yang buruk menurut kamu belum tentu buruk menurut Allah, dan sesuatu yang baik menurut kamu belum tentu baik menurut Allah..” كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌۭ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًۭٔا وَهُوَ خَيْرٌۭ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًۭٔا وَهُوَ شَرٌّۭ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ " Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” seorang anak kecil mengadu kepada neneknya tentang banyak kejadian yang tidak menyenangkan yang ia alami, sementara neneknya sedang membuat kue. Neneknya lalu bertanya kepada cucunya apakah ia mau kue. Tentu saja cucunya mengiyakan. “Mau minum minyak ini?” tanya neneknya. “Hiiii…..” kata si anak. “Bagaimana kalau telur mentah? Mau?” “Jijik, nek” “Mungkin kau mau tepung? Atau soda kue?” “Nek, semua itu menjijikan!” Neneknya lalu menjelaskan, “semua itu tampak tidak enak, tapi bila dicampur dengan cara yang benar akan menjadi kue yang lezat. Begitulah pula cara kerja Allah. Seringkali kita bertanya-tanya mengapa Allah membiarkan kita melawati masa-masa yang tidak menyenangkan dan sulit. Tapi Dia tahu bahwa apabila semua kejadian itu diletakkan menurut susunanNya pasti hasilnya akan baik. Kita harus yakin kepada Allah, bahwa semua ketidaknyamanan itu akan menjadi sesuatu yang sangat baik.
Allah sangat mencintaimu, Dia mengirimkan kepadamu bunga setiap musim semi, sinar matahari setiap pagi. Kapan pun kau berbicara kepadaNya, Dia selalu mendengarkan. Dia dapat tinggal di mana pun dijagat ini, tapi Dia memilih tinggal di hati kita.

Jumat, 04 Mei 2012

Untukmu Bakal "Imam"ku

wahai mujahidku,
Untukmu Bakal 'Imam'ku tiada siapa mengenali termasuklah diri ini,
dirimu masih rahasia penciptamu ... rahasia yang telah ditentukan untukku,
yang perlu kusingkap dengan segunung taubat dan sepenuh sungguhan sujudku,
cuma jembatan istikharah jua yang bisa mengungkap rahasiaku ini ..

Ketahuilah wahai mujahidku,
Ketahui namamu tidak menjadi idamanku, apa lagi untuk menatap wajahmu,
Menggeletar diri ini apabila terfikirkan azab Allah, justru diri ini amat bersyukur
karena masih tidak di takdirkan setiap pertemuan sadar antara kita, ku bimbang
andai terjadi pertemuan itu sebelum lafaz akad darimu, sungguh kita
memesan siksaan Allah. Ya Tuhan kami lindungi kami ...
Biar bertahun lama yang ku tunggu bukan dirimu tetapi yang ku tunggu adalah
lafadz akad yang akan membimbing diri ini ke Jannah Allah.Apalah artinya
perasaan kasih yang bersemi untukmu suamiku andai maharnya bukan
kemampuanmu untuk mendidikku menjadi mujahidah yang mencintai DIA lebih
dari segala ...
Tidak ada yang lebih bahagia,
melainkan didikanmu yang akan membuat diri ini mencintai perjuangan
menegakkan Deen ini, berikan ku sepenuh kekuatanmu dalam mendidik iman ku agar
syahidmu ku damba, berikanku segala kasihmu jua agar sujudku kan tegar
padaNya dalam memohon dikurniakan pada kita mujahid-mujahid yang akan
menghubungkan perjuangan abi mereka.
Berikanku sepenuhnya
sebagian hati yang kau sediakan untuk diriku agar sebagian hati mu
itu akan menjadi inspirasi padaku untuk mengirim satu per satu
mujahid kita ke medan jihad, Mungkin kau heran suamiku, mengapa diri
ini hanya menginginkan sebagian hatimu dan bukan sepenuhnya.

Wahai mujahidku,
hatimu itu milik rabbul Jaleel, dan ku pohon Sebagian itu sebagai
semangatku wahai suamiku, Dari awal lagi sudah kudidik hati ini,
bahwa dirimu suami ku bukan milikku dan juga mujahid-mujahidku itu
bukan milikku .. kalian milik Allah, dan diriku hanya bidang yang
diciptakan untuk menghubungkan generasi jihad dari rahim ini.

Wahai mujahidku,
seadanya diri ini sekarang, hanyalah dalam mujahadah mentarbiyah jiwa
agar diriku bisa menjadi sayapmu mengenggam syahid.
Tersangatlah khawatir diri ini andai ku gagal mendidik hati, karena yang
kuimpi seorang pejuang untuk menyambung jihad yang terbentang dengan
melahirkan para mujahid ...

Wahai mujahidku,
walau dimana jua dirimu dan siapa jua dirimu yang psti bersama kita mendidik hati
mencintai SYAHID demi redhanya, sebagai hamba yang menikmati karunia
yang tidak terkira dari rafiul a'la, Bersamalah kita bersyukur,
bersyukur dengan mencintai DIA lebih dari segala isi dunia dan dunia
ini ... karena hilang arti pada sebuah kehidupan andai cinta dari Allah
tidak kita balas, andai cinta sementara bisa mmelukakan hati seharusnya
hati-hati kita robek sudah karena gagal membalas segunung
cinta dari DIA Maha Esa ...

Semoga semuanya terjawab dalam sujud yang kita
labuhkan demi redhaNya ... biarlah seribu malam berlalu tapi pastikan
ia berlalu dengan alunan sendu dalam sujud kita diatas lembaran
tahajjud cinta ... InsyaAllah inilah pencarian kita ...
.... Siiru 'ala barakatillah ....

Calon Suamiku yang dirahmati,
"Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (lelaki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (lelaki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka". (An-Nissa ': 34)

Kamis, 16 Februari 2012

Jangan Mencintaiku



Kau bilang,
aku begitu baik,
aku bertanya,
apa jadinya jika kebaikan itu aku bagikan bukan hanya untukmu?
Kau terdiam.

Lalu kau bilang,
aku begitu penyayang dan perhatian
aku bertanya,
jika aku bagikan kasih dan sayangku tak sepenuhnya untukmu?
Kau bungkam.

Kau pun bilang,
aku begitu indah,
aku pun bertanya,
bagaimana jika orang lain pun melihat demikian?
Kau tertegun.

Kau katakan,
aku adalah cinta tertinggimu
aku tanyakan,
selama apakah itu akan berlaku untukku?
Kau tak menjawab.

Kau katakan pula,
aku adalah pemilik hatimu,
aku bertanya,
bagaimana jika kau bukan pemilik hatiku?
Kau hanya memandangku.


Aku katakan,
Jangan Mencintaiku!
Siapa yang kau salahkan?

Ditengah hiruk pikuk dunia,
mengingatmu

Menyejukkan Hati



Ketika yang indah itu datang
Sang cinta bisikkan kedamaian,
Embun yang hadir dalam lelah,
Setitik terang dalam kelam,
Pelukan damai dalam hati dan pikiran

Kesejukan di kedalaman hati ini mulai terasa kembali syahdu
Cahayamu menyadarkan betapa angkuh dan pengecutnya aku

Karenamu...
Merajut kisah dalam impian suci
Terbalut halus dalam doa dan kalbu
Aku berjalan perlahan mencoba untuk mendekatimu dengan cinta
Apakah kau merasakan hal yang sama ?

Ataukah hanya...
Harapan...

Betapa sedihnya aku ketika kau menjauh pergi
Tanpa sedikitpun menoleh padaku
Hingga sekarang aku tak tahu dirimu berada
Atau kau telah berlabuh teduh dihati dan jiwa sang pangeran ?

Aku menangis ketika altar cinta yang telah kupahat dan kutasbihkan dalam jiwa
Tak’kan pernah sempat kupersembahkan untukmu
Entah mengapa...

Atau aku harus berjalan sendiri tanpamu ?
Menatap sang surya,
Berjuang arungi kerasnya perjalanan hidup dalam keikhlasan,
Menjemput bintang dan bulan,
Mendoakan kebahagiaanmu lewat bisikan Sang Malaikat

Sampai saat akan tiba dalam ketulusan untuk menerima takdir ini
Membawa pergi sendiri impian suci dalam kedamaian
Kebahagiaan dan ketenangan jiwa seutuhnya untukkmu

Demi waktu sampai saatnya nanti engkau melihatku tersenyum,
Tersenyumlah diatas segala kebahagiaan yang ada dalam kerajaan dunia
Impian suci ketulusan cintaku akan ada
sebagai bagian indah dalam perjalanan kehidupanmu

Selasa, 14 Februari 2012

•♥• Andai aku adalah tulang rusukmu yang telah hilang•♥•



Bismillah..

Mencintai.. memang hal yang wajar yang sering terjadi, aku.. memang bukan seorang aktivis akhwat seperti kebanyakan yang selalu bisa menahan hatinya untuk tak terpaut pada si ikhwan sang pangeran.. berusaha menyibukkan diri dan berfokus pada tiap lembaran dakwah. Ya Allah,sebelumnya maaf kan hamba yang telah jatuh cinta sebelum tiba waktunya.. mohon luruskan hati hamba.

Izinkan hamba berlabuh dalam dermaga keridho’anMu, dan tiada yang lebih ku damba selain restu dan halal Mu

Kesetiaan ku pada yang telah Engkau tuliskan namanya di lauhul mahfuz jauh sebelum bumi dan langit tercipta, maka cukuplah Engkau dan aku saja yang tau akan segala rasaku.

Tapi seandainya aku tau siapa jodoh ku itu, pasti akan ku jaga dan ku sayangi ia, ku do’akan selalu dimana pun dia berada, namun sayang, jodoh merupakan salah 1 rahasia Mu selain daripada ajal, umur hambanya, beserta kiamat

Aku sadar akan segala rasa ku bisa menjerumuskan ku pada fitnah yang tak pernah ku sangka Ya Robb,, dan kini kucintai dia dalam hening agar jika memang bukan dia yang ditakdirkan untuk ku,, kesucianku tetap terjaga, keanggunanku tetap terbias, telah kupegang kendali hatiku lalu mengarahkannya pada Mu dan mencintai Mu dalam diam, itu jauh lebih indah , jauh lebih suci

Mencintai dalam diam,,

cinta tak harus berkata,, cinta sejatinya adalah mendengar dan merasakan apa yang ia rasa

Tak harus menyentuh juga memandang dengan tatapan yang berlebihan, seperti halnya kita mencintai Allah ta’ala dan Rasul-Nya,, kita mampu merasa dan percaya bahwa cinta beliau itu ada

Tak perlu bersusah payah menarik perhatian seseorang untuk menyayangi dan mencintai, cukup dengan do’a yang ikhlas,, sekiranya Allah mengabulkan do’a hati agar hatinya terbuka untuk menyayangi dan mencintai, itulah keridho’anNya..

Tapi sebaliknya, aku ridho’ dengan apa yang telah ditakdirkan. Mungkin ada hikmahnya, mungkin juga dia tidak sesuai untuk ku.. lalu aku berserah agar Allah menghadirkan insan yang labih baik darinya.

InsyaAllah jika Kau perkenankan tuk mempertemukan aku dengan nya, yang ditakdirkan untuk ku,, maka biarkan kini aku mencintainya dalam diam, dan biarlah ia yang datang pada ku membawa ketulusan, keikhlasan, kejujuran dan kesetiaan yang tulus lahir dan bathin karna Mu Ya Robb.

Mengingat kisah Fatimah dan sayyidina ali, dimana mereka saling memendam apa yang tengah mereka rasakan hingga pada akhirnya mereka dipertemukan dalam satu ikatan suci nan indah..


Aku kini akan lebih memilih tuk mencintai dalam diam ku,,

Dalam diam dimana tersimpan kekuatan harapan, hingga Allah membuatnya tuk menjadi nyata dan cinta ku yang diam itu bersemi dan berbicara dengan indahnya dalam kehidupan yang nyata, dunia- akhirat..

sebab indahnya mencintai dalam hening sejatinya telah terukir indah jauh dalam lauhul mahfuz.. mencoba menunggu, berdamai dengan waktu.. bukan aku menunggu sesuatu yang tak pasti, tapi mencintai dalam diam, memang lebih indah..

Meski Terkadang,, memang sulit untuk tidak jujur terhadap pesona yang terpapar tertangkap mata atas getar yang mengguncang jiwa, kalaupun tak selalu sempurna diucapkan namun hati tak bisa lepas dari ketakjuban itu

Karna hanya itu yang bisa ku lakukan..


Semua yang ku tulis ini,, semoga bisa tercipta pada diriku sendiri, juga yang lain. Dan terwujud pada bentuk kesabaran dalam sebuah penantian hingga akhirnya aku benar-benar menemukan orang yang bisa menjadi pendamping dan pemimpin yang baik untuk hidup ku dan anak-anak ku kelak..

Diam ku kepada manusia, cukupkan aku meminta dengan bicara kepada Mu tentang mau ku sampai waktu Kau halalkan kekasih Mu tuk dunia dan akhirat ku. Dan yang ku tau,, ia takkan pernah tertukar.. Benarkan Ya Robb??

Sabtu, 11 Februari 2012

Dalam Diam, Aku Ingin Mencintaimu Karena Allah

pesan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah:

“jangan pernah kau menyalahkan cinta, tapi salahkan mereka yg menyalahgunakan cinta hingga berbuat dosa”

[astaghfirullaahu wa'atuubu ilaih]

...

Bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam…

karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya…

kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang, kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya… karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu… menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu…

karena diammu bukti kesetiaanmu padanya…



karena mungkin saja orang yang kau cintai, adalah juga orang yang telah Allah Subhanahu Wata’ala benar-benar pilihkan untukmu… Ingatkah kalian tentang kisah Fatimah dan Ali Radhiyallahu ‘anhum ? yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan…

tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah…

Karena dalam diammu tersimpan kekuatan…

kekuatan harapan, kekuatan impian, hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan dan impian itu menjadi nyata…

dan cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata…

bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap dan berdo’a pada-Nya ?



Dan jika memang ‘cinta dalam diammu’ itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata, biarkan ia tetap diam… Iyaa… biarkan… karena Allah Ta’alaa masih punya rencana dan ‘hadiah’ lain untukmu…

jika dia memang bukan milikmu, melalui waktu akan menghapus ‘cinta dalam diammu’ itu dengan memberi rasa yang lebih indah, dan orang yang tepat oleh Allah Subhanahu Wata’ala biarkan ‘cinta dalam diammu’ itu menjadi memori tersendiri… dan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu…

Allah Subhanahu Wata’ala Tata hatimu…



Sudahkah aku pantas untuk dia ? Benar-benar pantas…???

Biarkanlah jiwamu terbang bebas menjalani semua niatmu, yang terpenting, kita perlu berbaik sangka selalu pada Allah Ta’alaa…

Pasangan kita, adalah cerminan sosok yang hampir mirip dengan kita…

Cintamu pada orang yang kau cintai dan sayangi, titipkanlah…

Titipkanlah pada Allah Ta’alaa…

Sebab hanya Allah Ta’alaa yang Maha Menjaga…

dikala kau dan dia saling berjauhan…

dikala kau dan dia saling memendam rindu, ingin bertemu…

Allah menjaga dengan menenangkan hatimu melalui dzikir dan tadabbur…

Cintamu pada orang yang sungguh-sungguh kau sayangi, adalah milik-Nya…

AJARILAH AKU


Ya Allah…
Sudah kesekian kalinya Engkau mengujiku
Hingga aku menjadi kuat
Sudah kesekian kalinya Engkau menyapaku
Hingga aku bisa tetap tegar

Tapi…
Kali ini hamba begitu lemah
Kali ini hamba begitu rapuh
Kali ini juga…
Hamba-Mu ini begitu berat


Aku ingin melepas semua kelelahanku
Aku ingin lari dari segala keharu biruku

Ya Robbi…
Kutengadahkan wajahku yang kuyu ini
Di hadapan-Mu
Kugantungkan hati
Pikiran dan diri ini kepada-Mu


Kepada-Mu ..
Yang Maha Besar

Kepada-Mu ..
Yang Maha Memberi Kesembuhan
Kepada Engkau ..
Yang Maha Mengobati hati dari setiap kesedihan
Hanya kepada Engkaulah segala tumpuan doa kupanjatkan


Aku percaya kepada-Mu Ya Allah…
Engkau Maha Tahu apa yang terbaik buat hamba-Mu
Engkau selalu memberi apa yang aku butuhkan
Meski mungkin bukan yang aku inginkan

Ya Allah…Ilahi Robbi...
Ajari aku untuk bersabar…
Ajari aku untuk senantiasa Ridho atas takdir-Mu…
Ajari aku Yaa Robbi…
Ajari aku untuk memperbaiki hatiku
Allah…
Ajarilah aku…

Rabu, 08 Februari 2012

surat untuk si kekasih

Syukur pada Allah yang masih mengurniakan nafas padaku dan padamu untuk segera memperbaharui taubat.

Sayang, rasanya aku telah menemukan Kekasih yang jauh lebih baik darimu. Yang Tak pernah Mengantuk dan Tak Pernah Tidur. Yang siap terus menerus Memperhatikan dan Mengurusku. Yang selalu bersedia berduaan di sepertiga terakhir malam. Yang siap Memberi apapun yang kuminta. DIA yang Bertahta, Berkuasa, dan Memiliki Segalanya.

Maaf sayang, tetapi menurutku kau bukan apa-apa dibanding Dia. Kau sangat lemah, kecil, dan kerdil di hadapanNya. Walaupun kau begitu rupawan lagi cantik, DIA lebih indah dan bercahaya dari dirimu. DIA berbuat apa saja sekehendakNya kepadamu. Dan sayang, aku khuatir apa yang telah kita lakukan selama ini membuatNya cemburu. Aku takut, hubungan kita selama ini membuatNya murka. Padahal Dia, Maha Kuat, Maha Gagah, Maha Perkasa, Maha Keras SiksaNya.

Sayang, belum terlambat untuk bertaubat. Apa yang telah kita lakukan selama ini pasti akan ditanyakan olehNya. DIA boleh murka. Marah kerana aku telah berbuat hal-hal yang tak sepatutnya padamu, marah kerana aku pernah mendahului takdirNya dengan mengajakmu untuk menungguku menjadi isteriku kelak padahal itu belum pasti adanya. Dia boleh Marah. Tetapi sekali lagi semua belum terlambat. Kalau kita bertaubat sekarang, semoga DIA mahu Memaafkan dan Mengampuni. Sayang, DIA Maha Pengampun, Maha Pemberi Maaf, Maha Menerima Taubat, Maha Penyayang, Maha Bijaksana.

Sayang, jangan marah. Aku sudah memutuskan untuk menyerahkan cintaku padaNya, tidak pada selainNya. Tetapi tak cuma aku, Sayang, Kau pun boleh menjadi kekasihnya, kekasih yang amat dicintai dan dimuliakan.

Caranya satu, kita harus jauhi semua larangan-laranganNya termasuk dalam soal hubungan kita ini. Insya Allah, DIA mempunyai rencana yang indah untuk masa depan kita masing-masing. Kalau engkau selalu berusaha menjaga diri dari hal-hal yang dibenciNya, kau pasti akan dipertemukan dengan seorang lelaki soleh. Ya, lelaki soleh yang pasti lebih baik dari diriku saat ini.

Itulah ikatan terbaik. Tak hanya antara kita berdua, tapi seluruh orang mukmin di dunia. Tak mustahil itulah yang akan mempertemukan kita dengan Rasulullah di telaganya, lalu baginda pun memberi minum kita dengan air yang lebih manis dari madu, lebih lembut dari susu, dan lebih sejuk dari aiskrim beku.

Maaf. Tak baik rasanya aku berlama-lama menulis surat ini. Aku takut ini akan merosak hati. Aku tak ingin engkau memiliki sedikit rasa ria (sombong) sedikitpun di hatimu ketika akan beribadah, kerana itu sangat dibenci oleh Allah dan tak akan diterima amalnya.

.

Jangan pernah ditanya sebesar mana cintaku padamu. Kerana yang pasti ku tak akan mencintaimu melebihi penciptaku.


Jangan pernah ditanya pula apakah cintaku padamu tak akan luntur. Kerana yang pasti ku tak akan melunturkan cintaku kepada penciptaku.


Dan jgn sekali-kali bertanya apakah aku tak akan mengkhianatimu. Kerana yang pasti ku akan selalu mencintai penciptaku.

Selasa, 07 Februari 2012

Andai Ini Adalah Solat Terakhirku..


Ya Allah,

Andai aku tahu ini adalah solat terakhir ku,

Maka aku akan menyempurnakan wudhu dan niat solat ku

Akan ku baca ayat Mu dengan penuh penghayatan dan pemahaman

Akan ku penuhi sujud ku dengan doa kepada mu

Akan ku basahi sajadah ku dengan air mata pengingatan terhadap Mu

Akan ku biarkan derai ku mengiringi permohonan ampun ku kepada Mu



Ya Allah,

Jika aku tahu ini adalah solat terakhir ku

Aku tidak akan pernah menundanya walau hanya sedetik

Aku tidak akan menyegerakan rakaat agar solat ku cepat selesai

Aku tidak akan pernah terfikir pada urusan dunia yang sering difikiran

Sungguh,

Aku tidak akan pernah menyiakan kesempatan terakhir ku untuk menganggungkan asma Mu



Tetapi Ya Allah,

Apakah aku tahu,

Yang manakah yang akan menjadi solat terakhirku?

Tetapi mengapa aku mensia-sia waktu seolah-olah aku akan tetap hidup selamanya



Yang manakah yang akan menjadi solat terakhirku?

Ketika semua yang ku lakukan hanya untuk menggugurkan kewajipanku

Terburu-buru ku habiskan dialogku dengan Mu

Hanya agar aku dapat segera kembali pada urusan dunia

Hanya untuk mengagungkan kefanaan



Aku tidak pernah merasa perlu memohon ampunan Mu

Aku belum merasa perlu bersyukur atas nafas dari Mu

Yang manakah yang akan menjadi solat terakhirku?

Ampuni aku Ya Allah…

Astaghfirullah..

Senin, 06 Februari 2012

Wahai Orang Yang Lembut Hatinya


Teristimewa buatmu yang pernah hadir dihatiku..

Walaupun kita tak pernah bertemu, namun hadirmu selalu menemaniku..

Sebelum ini belum pernah aku mencoretkan sesuatu untukmu..

Aku tak berani ungkapkan rasa itu..

Tetapi tak tahu kenapa hati ini teringin menulis sesuatu untukmu..

Walaupun kamu tidak tahu rasa itu,

aku akan tetap menunggu…



Wahai orang yang lembut hatinya..

Entah dari mana aku mulai menyusun kata – kata untuk mengungkap segala sedu – sedan dan perasaan yang ada didalam dada. Saat kau baca coretan ini, anggaplah aku ada di hadapanmu dan menangis, kerana rasa kasihku padamu.



Wahai orang yang lembut hatinya..

Hadirmu tiada ku duga. Pertemuan denganmu tiada pernah ku kira. Semua itu adalah sebuah rahsia. Pastinya Allah ada rencana untuk kita semua. Sedikit pun aku tak mengenalmu bahkan namapun ku tak tahu. Pertama kali pertemuan itu telah buat aku suka padamu.



Wahai orang yang lembut hatinya..

Walaupun kau tak sesempurna harap, namun entahlah aku tertarik padamu. Hati ini tak mungkin dapat berbohong rasa ini walaupun aku hanya mampu menyimpan dihatiku

Namun hadirmu selalu ku tunggu.



Wahai orang yang lembut hatinya..

Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian tiada memiliki sesiapa, kecuali Allah. Kaulah orang pertama datang memberikan ku rasa simpatimu dan kasih sayangmu. Aku tahu kau telah menitiskan airmata untukku ketika orang lain tidak mempedulikan ku..



Wahai orang yang lembut hatinya..

Ketika orang-orang disekitar ku tidak peduli dan bosan dengan apa yang menimpa diriku, tetapi kau tidak. Kerana orang yang ikhlas tidak pernah mahu mengingat kebajikan yang telah dilakukannya. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang saat ini berada dalam jiwa…



Wahai orang yang lembut hatinya..

Sebenarnya aku tidak layak pun untuk menulis semua ini untukmu. Tetapi rasa hormat dan cintaku padamu yang setiap detik membesar didalam dada terus memaksa. Aku sebenarnya merasa tidak layak mencintaimu tetapi apa yang mampu dibuat oleh makhluk yang daif seperti ku ini.



Wahai Orang yang lembut hatinya..

Adakah aku salah menulis semua ini? Segalanya menderu di dalam dada dan jiwa. Sudah lama aku menanggung nestapa. Hatiku selalu kelam oleh penderitaan. Aku merasa kau datang dengan seberkas cahaya kasih sayang. Belum pernah aku merasakan rasa cinta pada seseorang sekuat rasa cintaku padamu. Aku tidak ingin menganggu dirimu dengan kenistaan kata-kata yang tercoret dalam bingkisan ini. Jika ada yang bersalut dosa, moga Allah mengampuni.

Aku mengharapkan kau menjadi milikku suatu hari nanti. Semoga Allah memperkenankan doaku.

Maafkan aku andai apa yang aku tulis ini membuatkan sesetengah orang tidak menyukainya, maafkan aku..

Ku harap kasih sayangmu dapat menyembuhkan luka ku. Ku harap kesetiaanmu akan kekal terpatri dalam jiwamu, walaupun aku masih ragu akan semua itu, tetapi semuanya aku serahkan pada sang pemilik hati ini..

Surat Kepada Allah


Tuhan..

Malam ini kembali aku mengetuk pintu Mu

Lewat rasanya doa dan pujian yang terlantun

Dalam isak tangis yang menghiba



Ku bersimpuh di ribaan Mu

Pada setiap waktu ku yang tersisa

Berusaha untuk tetap tegak dan teguh

Menghadang setiap badai dalam hidup

Menepis gemuruh ragu dalam kalbu

.

Allah..

Engkaulah kekuatan dalam setiap jengkal nadi ku

Mencengkam erat di setiap hembusan nafasku

Membuncah rasa rindu ku pada Mu

Menggema di dalam relung kalbu



Aku takut ya Rabb…

Tidak dapat memenuhi setiap janji yang terucap

Tidak dapat menahan kenikmatan dunia yang mempesona

Bahkan tak mampu kendalikan nafsu yang membelenggu



Ya, nafsu ini begitu kuat menggoda

Berusaha luruhkan rasa Cinta ku pada Mu

Memesongkan nikmat yang telah Engkau beri

Menafikan Engkau seakan Kau tiada



Bantulah aku ya Rabbi..

Tepiskan segala resah yang menyelimuti hati

Hilangkan semua gelisah yang memeluk jiwa

Buang setiap keraguan yang mendakap kalbu

Hulurkan tangan Mu di sepanjang jalan ku

Berikan Cahaya Mu menerangi langkah ku

Jangan biarkan aku rebah lagi dalam lumpur dosa



Pimpinlah aku ya Allah..

Pegang erat jiwa ku yang selalu ingin mengembara

Berkelana mencari cinta hakiki Mu

Mengeja ayat demi ayat di dalam Kitab Suci Mu

Agar kau tak berpaling dari ku



Tuhan..

Tutup semua pintu dosa ku

Jangan biarkan lautan dosa menenggelamkan aku

Dalam buih-buih kenistaan yang menggunung

Izinkan aku menjejak kaki langit

Mencari dan menemukan cinta sejatiku

Kerana aku tahu ya Rabbi…

Hanya cinta Mu yang paling hakiki

Ini Aku dan Masa Laluku




Aku hanya mahu dikenali sebagai Azkya Tsurayya Hafidzah.Cinta. Aku juga seperti gadis yang lain. Penuh dengan perasaan ingin mencintai dan dicintai. Aku dipertemukan dengan seorang lelaki yang penyayang, baik hati dan sempurna di mataku..

Dan kerana cinta, aku lena. Setelah bercinta, aku lupa akan kewajipan terhadapNya. Semakin malas aku untuk bersolat, semakin malas aku untuk membaca Al-Quran. Aku makin terhanyut kerana cinta. Masa yang ada dipenuhkan dengan bersama si dia. Di mulutku, hanya menyebut namanya. Di hatiku, hanya ada dia. Masa bersama keluarga dan kawan-kawan semakin tiada. Begitulah kuasa cinta.

Takdir. Satu hari kami ditakdirkan putus. Katanya, perasaan cinta sudah hilang dalam dirinya. Katanya, aku tidak pandai menjaga hatinya. Katanya lagi, aku sudah tidak ada dalam hatinya.

Sungguh, menerima berita tersebut, aku pasrah. Aku rebah. Kenapa perlu ditinggalkan di saat hati masih sayang? Aku terkedu, terpaku. Aku cuba membujuknya, tapi gagal. Dia tetap nekad dengan keputusannya.

Ya Allah. Aku pasrah. Aku redha. Di saat aku rebah, ibu menasihatiku agar bangun, bertaubat, kembali padaNya. Hanya itu yang mampu menenangkan jiwa aku. Aku bangun, aku berwudhuk. Aku mulakan solat. Solat yang sudah berapa lama aku tinggalkan.

Selesai solat, aku berdoa. Aku menangis. Ya Allah, apakah ujian yang Kau berikan ini? Aku tak sanggup nak laluinya lagi. YA allah, aku malu. Sesungguhnya aku teramat malu untuk menghadapMu. Waktu aku lena menikmati cinta , aku lena akan perintahMu. Aku abaikan suruhanMu. Aku lebih mementingkan dia. Dan kini, Kau tarik balik segala nikmat yang Kau beri hanya seketika, tanpa aku sedar, tanpa aku sangka, hampir meragut jantungku..

Ya Allah, aku ridha dengan ketentuan yang diberikan. Aku menangis. Lagi dan lagi. Malunya aku. Allah juga yang aku cari. Kenapa dulu aku sanggup tinggalkan Allah kerana cinta? Ya Allah..

Di saat aku mula membaca al-quran kembali, menitis air mataku. Aku masih mampu membacanya. Sedangkan sudah sekian lama aku tinggalkan semua tu. Ya Allah, terima kasih kerana Kau tidak menutup pintu hatiku untuk bertaubat. Aku bersyukur sangat.

Orang sekeliling memandang hina kepadaku. Mencaciku. Tapi aku bersyukur, ramai lagi yang menasihatiku, ramai lagi yang sentiasa bersamaku. Keluarga dan kawan-kawan tidak putus-putus memberi semangat, nasihat dan sokongan. Kata mereka, ini bukan pengakhiran hidup kita. Kata mereka, dia yang telah menyakiti hatiku takkan dapat lari dari diduga oleh Allah. Anggaplah ini sebagai dugaan yang telah membuka pintu hatiku untuk bertaubat.

Dan apa yang aku tahu… dia sedang berbahagia dengan cinta hatinya yang baru..

Syukur. Alhamdulillah. Terima kasih kerana memberi peluang untuk aku mencurahkan perasaan ini kepadaMu. Semoga taubatku diterima olehMu Ya Allah.

Ingatlah kawan-kawan, cinta yang tidak halal tidak akan pernah bahagia walaupun sekuat mana kita pertahankan, selama mana kita bersama. Yang bahagia, cinta selepas kahwin. Cinta yang halal. Cinta yang penuh keberkatan. Aku sudah merasai betapa pahitnya perpisahan.

Tapi aku yakin, Allah telah mempersiapkan yang lebih baik untukku. Aku hanya mampu berserah. Dosa semalam telah mengingatkan aku bahawasanya tiada yang kekal dalam dunia ini melainkan Allah.. Aku pasrah…

Hidup Bagaikan Sebuah Buku


Hidup manusia itu seperti sebuah buku. Front cover adalah tanggal lahir. Back cover adalah tanggal pulang.



Kehidupan itu ibarat sebuah buku…!
sampul depan buku adalah awal mula kehidupan …
sampul belakang buku adalah akhir penutup kehidupan..
tiap lembar buku adalah tiap-tiap detik kehidupan yang dilalui…
tiap lembar buku adalah tiap-tiap menit kehidupan yang dilalui…
tiap lembar buku adalah tiap-tiap jam kehidupan yang dilalui…
tiap lembar buku adalah tiap-tiap hari kehidupan yang dilalui…

Seburuk apapun halaman buku…
sekotor apapun coretan kehidupan halaman buku…
selalu tersedia halaman selanjutnya yang putih bersih dan polos…
halaman baru yang tiada cacat
untuk diisi dengan coretan kehidupan…
hingga tiba pada lembar akhir buku…
dan buku pun ditutup…..

begitu pula kehidupan…
seburuk apapun hari yang telah dilalui…
Allah selalu menyediakan hari yang baru untuk dilalui…
Allah selalu memberi kesempatan yang baru…
untuk memperbaiki kesalahan di hari sebelumnya..
untuk melanjutkan alur cerita kehidupan yang sudah ditetapkan-Nya..
untuk kehidupan seluruh hamba-Nya..
hingga tiba pada akhir kehidupan…
memenuhi panggilan-Nya…

Cintai Dia Dalam Diam,Dari Kejauhan Dengan Kesederhanaan Dan Keikhlasan


untuk Yang Maha Pencipta izinkanlah hati bertanya untuk siapa ia muncul dengan tiba-tiba.. mungkinkah dengan ridhaNYA atau hanya mengundang murkaNYA..

Jika benar cinta itu karena ALLAH maka biarkanlah ia mengalir mengikut aliran ALLAH karena hakikatnya ia berhulu dari ALLAH maka ia pun berhilir hanya kepada ALLAH..

" Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran ALLAH." (QS. Adz Dzariyat: 49)

" Dan kahwinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkahwin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin ALLAH akan memampukan mereka dengan kurniaNYA." (QS. An Nuur: 32 )

" Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNYA ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNYA diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." ( QS. Ar Ruum: 21 )

Tetapi jika kelemahan masih nyata dipelupuk mata maka bersabarlah.. berdoalah.. berpuasalah..

" Wahai kaum pemuda, siapa saja diantara kamu yang sudah sanggup untuk menikah, maka menikahlah, sesungguhnya menikah itu memelihara mata, dan memelihara kemaluan, maka bila diantara kamu belum sanggup untuk menikah.. berpuasalah, karena sesungguhnya puasa tersebut sebagai penahannya." ( Hadis )

" Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. ( QS. Al Israa': 32 )

Cukup cintai dia dalam diam..,

Bukan karena membenci hadirnya.. tetapi menjaga kesuciannya bukan karena menghindari dunia.. tetapi meraih surgaNYA bukan karena lemah untuk menghadapinya.. tetapi menguatkan jiwa dari godaan syaitan yang begitu halus dan menyelusup..

Cukup cintai dia dari kejauhan..,

Karena hadirmu tiada kan mampu menjauhkannya dari ujian.. karena hadirmu hanya akan menggoyahkan iman dan ketenangan.. karena mungkin sajakan membawa kelalaian hati-hati yang terjaga..

Cukup cintai dia dengan kesederhanaan..,

Memupuknya hanya akan menambah penderitaan.. menumbuhkan harapan hanya akan membumbui kebahagiaan para syaitan..

Maka cintailah dia dengan keikhlasan..,

Karena tentu kisah Fatimah dan Ali Bin Abi Talib diingini oleh hati.. tetapi sanggupkah jika semua berakhir seperti sejarah cinta Salman Al Farisi..??

".. boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. ALLAH mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." ( QS. Al Baqarah: 216 )

" Wanita-wanita yang keji adalah untuk lelaki-lelaki yang keji, dan lelaki-lelaki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk lelaki-lelaki yang baik dan lelaki-lelaki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga)." (QS. An Nuur: 26 )

Cukup cintai dia dalam diam dari kejauhan dengan kesederhaan dan keikhlasan..

Karena tiada yang tahu rencana Tuhan.. mungkin saja rasa ini ujian yang akan melapuk atau membeku dengan perlahan..

Karena hati ini begitu mudah untuk dibolak-balikkan.. serahkan rasa yang tiada sanggup dijadikan halal itu pada Yang Memberi dan Memilikinya.. biarkan DIA yang mengatur semuanya hingga keindahan itu datang pada waktunya..

" Barangsiapa yang menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga ." (Umar Bin Khattab ra)

~ Pilihan ALLAH itu yang TERBAIK ~

Sepucuk Surat Untuk Hati Kecil Yang Bersedih


Kutulis surat usang ini untukmu duhai hati yang sedang bersedih. Untuk hati yang jerih bercinta lagi. Demi hati yang sering merasa sendiri. Hati dari seseorang yang baru bisa didekati setelah lama hanya bisa bermimpi. Ah, aku tidaklah pandai merayu. Tidakpula pandai menghiburmu. Karena aku tahu aku hanyalah seorang asing. Asing yang tidak pandai berkata-kata dan mengusapkan jarinya untuk menghapus air matamu. Maka sungguh pandanglah surat ini sebagai penebus. Penebus? Ya penebus akan ketidak mampuanku. Penebus akan absensi ku. Penebus akan fakta bahwa aku hanya mampu memberikan berderet-deret tulisan tanpa kehadiran langsung ragaku.

Duhai hati. Aku bertanya kepadamu yang sedang bersedih. Bersedih akan kehilangan. Kehilangan dirinya. Yah aku tahu fakta yang membuat air mata itu menggenang di pelupuk matamu. Aku disini bukanlah untuk mengukur dan menebak seberapa dalam kesedihanmu. Sungguh aku tidaklah mampu mengukur itu. Seberapa hebatnya aku dalam ilmu ukur sekalipun aku tetaplah tidak mampu. Aku hanya ingin mengingatkan sesuatu kepadamu. Tentang suatu hal yang dinamakan siklus. Perputaran kehidupan. Dua sisi yang berlawananan. Sama seperti gelap melawan terang. Maka sisi-sisi itu akanlah selalu ada. Berulang-ulang terjadi silih berganti. Maka izinkanlah untuk kali ini aku sedikit bercerita. Bercerita untuk mu. Bercerita tentang datang dan pergi.

Tahukah kamu bahwa suka atau tidak, cepat atau lambat, maka kita selalu mendapatkan kebalikan dari apa yang kita punya. Semua hal dalam hidup yang singkat ini hanyalah berdasarkan hukum itu. Cantik dan buruk rupa. Kaya dan miskin harta. Pandai dan bebal otaknya. Hukum itulah yang selalu didengungkan oleh berbagai pujangga dari zaman lama. Aku tahu ini lagu tua, seringkali kau dengar pula. Tapi apakah kau sadar wahai hati? Bahwa itu juga terjadi untuk pergi dan terganti kedatangan baru lagi. Kita sering kali (atau malah selalu) bersedih karena kehilangan dan kepergian. Yah aku tahu itu, sangat paham malah. Bukankah selalu menyakitkan kehilangan orang yang telah datang dan memberi warna dalam hidup ini. Selalu mengiris saat tahu bahwa tiba-tiba mereka telah pergi. Terkadang malah tanpa alasan sama sekali. Laksana penyulap yang tiba-tiba mengeluarkan merpati dari saputangannya. Begitu pula kepergian itu, terjadi begitu saja layaknya sulap biasa. Tapi aku mau engkau mengingat wahai hati, ingatlah satu hal dari pertanyaan ku ini. Saat sesuatu itu datang dan berada di genggaman, apakah itu datang dengan suatu alasan? Orang cerdik pandai sering membantah dan menjawab dengan pongahnya, “iya saya dapatkan itu dengan usaha dan tenaga. Jadi wajarlah pula sesuatu itu datang kepadaku!”

Tapi lupakah kita bahwa adakalanya kita mendapatkan suatu hal tanpa alasan sama sekali. Ambil contoh dalam hal jatuh cinta. Iya cinta yang berbait-bait ditembangkan, ditulis dalam manuskrip-manuskrip tua, menciptakan

pujangga-pujangga abadi sepangjang massa. Apakah cinta itu datang dengan alasan? Mungkin engkau ingin meniru kata-kata orang yang mengatakan, iya aku cinta dia karena fisiknya yang menarik. Atau karena kepandaiannya. Atau pula malah karena kebaikannya. Tapi apakah engkau lupa satu hal? Apakah hatimu benar-benar bisa mendeskripsikan kenapa engkau jatuh cinta dengannya? Sadarkah engkau, bahwa terlepas dari kebaikan, kepandaian, fisiknya maka engkau merasa jatuh cinta kepadanya karena sesuatu hal yang tidak bisa dimengerti.

Tiba-tiba saja kok bisa engkau tersipu malu hanya dengan mengingat namanya? Bagaimana bisa engkau memangkukan tangan terpana hanya karena melihat sosoknya dari kejauhan saja? Bagaimana bisa engkau sumringah, buncah oleh perasaan bahagia hanya karena satu dua katanya dalam pesan singkat yang baru saja engkau terima darinya? Apakah engkau sungguh mengerti kenapa engkau bisa bertingkah ganjil seperti itu?

Aku yakin seyakin-yakinnya. Bahwa engkau tidak tahu alasan itu. Yang engkau tahu hanyalah bahwa engkau sedang jatuh cinta. Tanpa alasan tiba-tiba saja datang hinggap dan membelit erat sebegitu kuatnya. Tidak percaya? Duhai hati lihat lah baik-baik ke zaman-zaman dibelakangmu. Apakah engkau bisa menghitung berapa juta arti, berapa juta larik puisi, berapa juta catatan torehan hati yang menyangkut akan jatuh cinta dari berbagai filsuf, pujangga, ilmuwan, raja, sufi bahkan orang miskin hina sekalipun. Semuanya mendeskripsikan kenapa jatuh cinta dengan bahasanya sendiri-sendiri dan bagaimana bisa hal itu terjadi? Karena semua orang tidak pernah tahu alasan jatuh cinta. Mereka hanya tahu dan menikmati kedatangannya. Tidak lebih. Tidak kurang.

Nah satu hal yang harus engkau ingat adalah satu fakta bahwa kedatangan jatuh cinta itu akan dipisahkan oleh kepergian. Dan sebagaimana hal yang terjadi dengan kedatangan jatuh cinta. Maka alasan kepergiannya pun tidak dimengerti. Ah, disini aku tidak mau berdebat tentang apa alasan kepergian itu (toh bisa saja karena sakit, khianat murah karena tergoda “barang” lain yang lebih terlihat mulus rupa, atau malah karena kesepakatan tertentu..seribu satu alasan ada untuk itu). Aku hanya ingin engkau mencoba ingat lagi. Ingat bahwa datang itu pasti disusul oleh pergi (dan pergipun akan disusul lagi oleh datang yang baru lagu). Sama sederhananya seperti bayi yang pastinya akan berubah menjadi dewasa dan mati (bahkan manusia pun datang dan akhirnya pergi bukan?). Ingatlah satu hal bahwa, HAL ITU TIDAKLAH TERELAKKAN. Pasti terjadi! Pasti menghantam diri. Dan sungguh, sungguh aku tidak mau berdebat akan alasan itu terjadi. Aku hanya ingin mengingatkan bahwa, sebagaimana kita menikmati suatu kedatangan (mempestakannya malah) maka nikmati pula kepergian. Nikmatilah dengan cara yang sama tapi sedikit berbeda seperti kedatangan. Satu cara yang diajarkan oleh pak haji di televisi, ikhlas saja itulah kuncinya.

Ingatlah bahwa engkau selalu ikhlas akan kedatangan sesuatu yang baik bukan? Entahlah apakah itu kedatangan nasib baik, kedatangan harta, atau kedatangan orang yang dicinta sekalipun. Engkau ikhlas akan kedatangannya. Dan bersuka ria. Maka ingatlah bahwa engkau pun harus ikhlas akan kepergian. Entahlah apakah itu kepergian nasib buruk, kepergian harta, atau kepergian orang yang dicinta sekalipun. Engkau ikhlas akan kedatangannya. Dan sedikit berbeda dengan kedatangan, maka engkau tidaklah bersuka ria, tetapi mafhum dan menyadari bahwa waktu kepergian memang sudah tiba. Waktu untuk kepergian dan melepas. Melepas sesuatu yang memang bukan milik kita (karena bukankah faktanya semua hanya titipan_Nya? Jadi bagaimana pula kita bisa mengeluh untuk semua hal yang jelas-jelas bukan milik kita?).

Aku ingin engkau percaya bahwa hal itu sesederhana ini. S-E-D-E-R-H-A-N-A. Hati kitalah yang memperumitnya. Memperumit dengan suatu bantahan yang selalu keluar, bantahan yang intinya menyangkal bahwa kepergian itu terjadi. Kenapa? Bagaimana bisa? Apa yang salah? Sungguh duhai hati. Tidak ada alasan lebih. Tidak ada pula ada yang salah. Sesungguhnya semua terjadi karena memang sudah waktunya. Memang waktunya bahwa pergi itu akan datang. Maka bersyukurlah, berdoalah, mintalah kekuatan dari_Nya dan relakanlah. Karena waktunya memang sudah tiba. Waktu untuk kepergian itu datang memangku jiwa.

Maka percayalah wahai hati yang bersedih. Yakinlah duhai hati yang sering merasa sendiri. Relakanlah oh hati yang jerih untuk bercinta lagi. Bahwa siklus itu selalu terjadi, berkebalikan. Dua sisi yang selalu berlawanan tapi pasti terjadi. Ingatlah bahwa hal itulah yang sesungguhnya menempa kita. Mengajarkan kepada kita arti untuk memperbaiki diri, mengajarkan kita kepada arti untuk selalu meresapi moment-moment yang terjadi, menikmati tiap detiknya, dan tidak menyia-nyiakannya. Karena cepat ataupun lambat maka itu akan terjadi. Terus berputar seperti roda pedati. Pesanku hanya satu wahai hati kecil yang sedang bersedih, saat sesuatu itu datang maka nikmatilah sebenar-benarnya. Syukuri semuanya. Karena engkau harus tahu bahwa sesuatu itu akan pergi juga akhirnya. Dan saat pergi itu datang wahai hati kecil yang sedang bersedih, maka relakanlah hal itu. Sunggingkan senyum dan yakinlah bahwa kepergian itu nanti akan digantikan oleh_Nya dengan suatu kedatangan kembali. Kedatangan yang jauh lebh indah dari awalnya. Jauh lebih berarti dari awal mula. Karena bukankah siklus itu selalu terulang. Beratus-ratus kali sampai kita tua dan mati. Jadi percayalah. Yakinlah. Tersenyumlah.

Yakinlah pula bahwa tuhan selalu tersenyum dengan caranya kepada kita. Mempersiapkan segala yang kita butuhkan dengan misteriusnya jalanNya. Jadi sekali-sekali wahai hati berhentilah bertanya, terimalah dengan lapang dada. Bersiaplah untuk rencana baru yang dipersiapkan oleh_Nya. Karena aku yakin, bahwa Dia tidak akan mempersiapkan hal yang buruk untuk makhlukNya, semuanya indah walau kita tidaklah tahu jelas jalan pikiranNya. Berhentilah bersedih. Semoga tulisan sederhana ini membuatmu bersemangat kembali. Sampai tua dan akhirnya juga “pergi”.Hanya inilah tulisan untuk mu wahai hati kecil, smoga bisa menebus keterbatasanku selama ini. Kelalaianku karena tida k bisa sering bersamamu. Izinkan untuk sementara tulisan ini menghiburmu. Sampai aku benar-benar bisa datang untukmu. Nanti saat takdir akan kedatanganku kembali dan ingat, ingatlah bahwa engkau sama sekali tidaklah sendiri. Sampai nanti wahai hati, sampai kita berjumpa kembali.

Untuk Apa Kita Berdzikir ?

Hidup yang tengah kita arungi memang semakin ganas. Badainya semakin kencang, ombaknya semakin meninggi, onak dan duripun semakin bertebaran. Ia tidak pernah sepi dari intrik, tipu daya, makar dan berbagai godaan yang dilancarkan oleh setan dan balatentaranya.

Beruntung, Allah yang telah menciptakan kita, memberikan kita senjata ampuh yang bisa menangkal setiap godaan itu. Senjata itu bernama Dzikir.

Wujud Syukur ...

Cobaan yang diberikan kepada kita memang berjumlah melimpah. Namun, jika mau jujur, sesungguhnya nikmat yang diberikanNya pun tidak kalah melimpahnya. Bahkan, berulang kali Allah menyatakan bahwa jika kita menghitung nikmat Allah, maka kita tidak akan pernah bisa melakukannya. Dalam redaksi lain juga disebutkan,


“Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)” (Al-Kahfi 18 : 109 ).

Cara yang harus kita lakukan dalam menyikapi keberlimpahan nikmat yang Allah berikan itu adalah dengan bersyukur, berterima kasih dengan sungguh-sungguh atas nikmat yang telah Allah berikan. Syukur, salah satunya bisa kita lakukan dengan Dzikir, mengingat Allah. baik dengan hati, lisan terlebih lagi dengan perbuatan.

Firman Allah, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah” ( Al Kautsar 108 : 1-2 ).

Dari ayat ini, bersyukur bisa dilakukan dalam 2 hal yaitu shalat dan berqurban. Kedua jenis syukur ini, merupakan salah satu ibadah hati, lisan dan fisik yang muaranya adalah mengingat Allah (Dzikrullah ).

Jika yang kita lakukan adalah mensyukuri setiap pemberianNya, maka Yang Maha Pemurah akan mengganjar tunai syukur kita sesuai dengan janjiNya,

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” ( Ibrahim 14 : 7 )

Cara Menenangkan Jiwa ...

Dzikir sebagai salah satu senjata yang Allah berikan kepada kita, bermanfaat pula untuk menenangkan jiwa para pelakunya. Di zaman yang serba instan ini, -dimana budaya pragmatis sudah mendarah daging, kehidupan ibarat rimba raya, serta aneka hiruk pikuk duniawai yang kadang tidak bermanfaat dan tidak kita inginkan- dimana kesemuanya itu selalu hadir dalam tiap jenak kehidupan kita. Hal ini benar-benar menguras tenaga dan ketenangan jiwa kita sebagai manusia yang secara naluri membutuhkan ketenangan.

Oleh karena itulah, Allah menjanjikan sebuah obat yang sangat mujarab untuk menenangkan hati kita. Tidak perlu bayar mahal, jauh-jauh ke luar negeri dan aktivitas lainnya yang disinyalir bisa memberikan ketenangan. Apalagi dengan berbagai pelampiasan salah kaprah yang justru merugikan pelakunya. Obat dari Allah itu berupa dzikrullah, sebagaimana disebutkan dalam kalamNya,


“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” ( Ar Ra’d 13 : 28 )

Tentunya, ketenangan ini akan Allah berikan kepada siapa saja yang menyenandungkan dzikir dengan cara yang benar. Yaitu sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan melalui RasulNya. Bukanpula cara baru yang dibuat-dibuat apalagi terdapat ritual syirik dan menyimpang di dalamnya.

Kenalan kepada Allah ...

Sebagai umat yang baik, kita seharusnya mengenal siapa pencipta kita. Pengenalan yang baik kepada Dia akan berdampak sangat positif, baik dalam kehidupan di dunia terlebih lagi kehidupan di akhirat. Hal ini sangatlah wajar, karena sejatinya, ketika kita mengenalNya dengan benar, maka kita tidak akan menjumpai sedikitpun kecacatan pada setiap kuasa dan ketentuanNya. Pengenalan yang benar kepadaNya akan membuat diri semakin mawas diri dan tahu bagaimana seharusnya bertindak sebagai seorang hamba terhadap RabbNya.

Pemahaman seperti ini akan membuat kita menjadi hamba yang bijak. Bersyukur saat diberi nikmat, dan bersabar saat ditamui musibah. Kesemuanya ini akan dijadikan sebagai sebuah pembelajaran yang akan semakin mendekatkan diri kepada Allah. Dan sarana yang paling tepat untuk mengenalNya adalah denan Dzikir, mengingatNya dalam setiap jenak kehidupan. Dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan seperti apapun,

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat” (Al Baqarah 2 : 186 ).


Semakin bagus kuantitas dan kualitas Dzikir kita, maka akan semakin mudahlah jalan kita untuk mengenalNya. Karena sejatinya, Dia sangat dekat dengan kita. Lebih dekat dari urat nadi kita, sedekat bagaimana kita mendekatinya. Begitupun sebaliknya, Ia akan jauh. Sejauh kita menjauhinya.

Bahan Instropeksi Diri ...

Kehidupan yang kita jalani memang tidak selalu lurus. Kadang kita melenceng dari jalan yang telah ‘digariskanNya’. Entah karena tidak tahu, atau secara sengaja mengikuti jalan yang salah. Hal ini adalah wajar mengingat kita hanyalah manusia yang memang dilengkapi dengan dua komponen : Baik dan Buruk.

Oleh karenanya, setiap saat kita memerlukan dzikir sebagai sarana untuk mengoreksi diri. Ia kita perlukan sebagai rambu-rambu dalam perjalanan kehidupan kita, agar tetap tegar dalam jalur kebenaran dan segera kembali kepada jalur kebenaran jika ternyata sedang berada di jalur yang menyesatkan.

Dalam hal ini, dzikir akan berfungsi juga sebagai pengingat. Ia akan mengingatkan manakala diri lalai dari melaksanakan kewajiban yang telah Allah gariskan untuk kita lakukan.

Sarana Perbaikan Diri dan Bangsa ...

Pekerjaan yang tidak akan pernah usai bagi seorang mukmin adalah memperbaiki diri. Ia akan terus dilakukan hingga diri benar-benar berada di liang kubur. Ketika nafas masih berhembus, maka proses perbaikan itu harus terus dilakukan, sesuai kemampuan diri. Jika kegiatan ini berhenti, maka yang terjadi adalah mukmin yang puas dengan kebaikan yang sedikit. Bahkan berhentinya proses ini bagi setiap mukmin akan berdampak pada lahirnya orang-orang yang merugi lantaran hari ini sama dengan kemarin dan esok tidak lebih baik dari hari ini.

Perbaikan diri yang berkelanjutan, sejatinya adalah upaya pasti untuk memajukan sebuah peradaban. Karena peradaban, sebesar apapun, hanya disusun oleh kumpulan individu. Maka, baik dan tidaknya seseorang akan sangat berpengaruh bagi peradaban dimana orang itu hidup.

Sejarah telah membuktikan, betapa mulianya genarsi awal islam. Mereka berhasil menguasai ‘wacana global’ dan memimpin dunia lantaran dihiasi oleh individu-individu cemerlang yang terus menerus menguhubungkan dirinya dengan Allah melalui dzikir. Mereka selalu ‘membawa’ Allah dalam setiap aktivitas mereka. Sehingga mereka akan memberikan yang terbaik untuk Allah, sebagaimana Allah telah memberikan yang terbaik untuk mereka.

Golongan ini tidak akan pernah berbuat curang, manipulasi, korupsi atau tindakan keji lainnya. Karena mereka selalu merasa diawasi oleh Allah lantaran dzikir yang terus dilakukan. Jangankan untuk membohongi pihak lain, terhadap diri sendiripun mereka akan senantiasa berlaku jujur. Karena mereka sadar, sesadar-sadarnya, bahwa apa yang dilakukannya akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah, kelak di hari kiamat.

Akhirnya, kita akan terus mencoba untuk menjadi pribadi yang membumikan dzikrullah, membawa Allah dalam setiap jenak kehidupan kita. Kita akan berupaya untuk mengingat Allah dalam setiap aktivitas kita, agar Allah juga sering menyebut-nyebut nama kita dalam majlisNya di langit.

Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk menjadi pribadi yang selalu membasahi bibir, hati dan laku dengan dzikrullah. Sehingga tak ada lagi waktu dan potensi untuk berkata atau berlaku buruk. Apalagi jika sekedar mengatakan yang tidak bermanfaat, menggunjing sesama atau memfitnah saudara semuslim lainnya. Semoga.aamiin ya rabbal alamiin...

"Aku ingin mencintaiMu setulusnya sebenar-benar aku cinta dalam doa"


Ya Allah, betapa aku malu atas apa yang telah engkau berikan sebagai manusia, segala khilaf tertuju padaku, sungguh tidak ada apa-apa pada diriku yang kecil ini.

Terlena, sungguh aku sering terlena pada pesona nafsu dunia dan diri. Aku ingin kembali, tertunduk pilu dalam sujud syukur kembali pada cahayaMu..

Ya Rabbi, menghamba padaMu adalah tujuan akhir penantianku, setiap degupan yang berdetak kerana Izin KuasaMu. Setiap langkah yang tak putus beriring dengan Asmamu Ya Rabbi.

Segala keluh kesah hanya tercurah padaMu, tidak akan berkat langkahku tanpa redha Mu Ya Rahman. Cahaya Mu, cahaya dalam sepi hidup menjadi senyum ikhlas yang tak putus pada Rahmat Mu, melahirkan kembali kepada fitrah yang suci dengan Selawat yang menggema pada jagat raya Mu.

Dalam sepi, aku sering hilang, tidak mengingati Mu, namun Engkau tetap menjagaku dalam nikmatnya nafas yang ku hembus dalam raga, tak putus-putus Engkau mengingatkanku dan Halusnya Peringatan Mu. Tidak Engkau terus memberikanku hukuman, walaupun betapa kuasanya diriMu Ya Robbi.

Sujud yang mengalun merdu dalam sepertiga malam membuat terhanyut dalam ribuan titisan air mata taubat.. Sebiji zarrah pun dihitung baik kebaikan dan keburukan.. Berkatilah kami ya Rabbi..

“aku ingin mencintaiMu setulusnya sebenar-benar aku cinta dalam doa, dalam ucapan, dalam setiap langkahku, aku ingin mendekatiMu selamanya sehina bagaimanapun diriku, kuberharap untuk bertemu denganMu ya Rabbi.. .. “

Aku Tidak Meminta Seseorang Yang Sempurna


Ya Allah…
Aku tidak meminta seseorang yang sempurna dari sisiMu, tidak ya Rabb…
karena Engkau pun pasti Maha Mengetahui sesungguhnya keadaanku,
Engkau tahu dulu aku ini hanyalah musuhMu yang pernah singgah di jurang nerakaMu,
dan akupun tahu, tiada seorangpun yang sempurna di dunia ini dari kesalahan atau kekurangan,

Maka, aku meminta padaMu seorang yang tak sempurna ya Rabb, supaya dia merasa sempurna ketika diriku hadir dalam kehidupannya karenaMu…

Seseorang yang kan kusayangi karena kelembutan hatinya
Seseorang yang kan kucintai karena keindahan akhlaknya
Seseorang yang kan kukasihi karena kehalusan budinya
Seseorang yang kan kukagumi karenakesantunan sikapnya
Seseorang yang kan kupuja karena kerendahan hati dan kesederhanaannya
Seseorang yang mahu menerimaku seikhlas hatinya…
Yang tak akan pernah ku menduakan cintanya hingga akhir hayatku tiba
Seseorang yang kan ku hibur hatinya bila dia sedang bersedih
Seseorang yang kan ku sapu air matanya ketika dia menangis
Seseorang yang kan ku jadikan bahuku tempatnya bersandar saat dia penat
Seseorang yang kan ku dengar segala keluh – kesahnya
Seseorang yang kan ku pertaruhkan nyawaku demi menjaga kehormatannya
Seseorang yang ketulusan dan kesetiaan hati ini hanyalah untuknya…

Aku berjanji akan selalu bersamanya hingga malaikat maut menjemputku tiba…



Ya Allah…
wahai Tuhan yang memegang rahasia segala sesuatu,
jadikanlah aku ridha terhadap apapun yang Engkau tetapkan

Dan jadikan barakah dalam apa-apa yang Engkau takdirkan,
Wahai Tuhan yang memegang hikmah segala sesuatu,
Andai Engkau berkehendak lain,
Sesungguhnya sebenar-benarnya kehidupan adalah kehidupan akhirat,
Maka jadikanlah kehendakMu, bukan kehendakku…

Sesungguhnya aku tidak mengetahui, sedangkan Engkau Maha Mengetahui, Takdirkanlah kebaikan bagiku, dan jadikanlah hatiku meridhainya…