oleh Azkya Tsurayya Hafidzah Cihabibbahquroatuaini pada 29 Desember 2011 pukul 12:08
Wahai engkau yang bersemayam dalam rongga dadaku, siapapun adanya dirimu, ijinkan aku mengganggu damai kesendirianmu. Aku hanya ingin berbagi cerita denganmu, cerita tentang aku dan apa yang ada dalam diriku, cerita tentang makna cinta, setidaknya tentang makna cinta yang bisa ku mengerti. Aku tidak memintamu untuk mendengarkan apa yang terdengar dari bibirku, aku hanya meminta engkau merasakan makna yang bersemayam dalam ruhku ketika engkau mendengar ceritaku. Aku tidak meminta engkau untuk mau mengerti, aku hanya meminta ijinmu supaya aku dapat mengerti tentang dirimu, lewat cerita tentang diriku.
Aku adalah aku. Aku bukan orang lain dan tidak seperti orang lain. Memang seringkali aku ingin berubah menjadi sosok orang lain yang kuanggap lebih dari diriku, tapi begitu aku mulai melangkah untuk bisa menjadi orang lain, aku selalu dan selalu gagal. Kadang di satu sisi aku berhasil menjadi orang lain, dan di satu sisi yang lain, aku tetaplah diriku sendiri. Aneh memang, ketika aku berubah menjadi sosok yang lain walau hanya sedikit sisi saja, justru tidaklah seindah dan senyaman yang dibayangkan, justru yang ada hanyalah kesedihan, kegundahan, ketertekanan dan rasa tak terdefinisi lainnya. Akhirnya aku sadar, jika aku adalah aku dengan segala keunikannya, aku tidak akan pernah bisa menjadi orang lain, seperti halnya orang lain tidak akan pernah bisa menjadi diriku.
Aku adalah Aku dengan segala sisi dan pernak perniknya. Ada sisi positif juga banyak sekali sisi negatifnya. Kesimpulannya, dalam sosok diriku tergambar dua buah hal yang terkandung dalam jiwa yang sama, kelebihan dan kekurangan. Terkadang aku begitu gembira, seperti gembiranya sang bumi ketika tiba saatnya sang mentari menyingkap tabir gelap sang kuasa malam. Terkadang aku begitu sedih dan gelisah, seperti sedihnya sang bumi ketika sang surya harus tenggelam dan berganti kuasa sang kegelapan.
Aku sadar betapa menggunungnya kelemahanku. Aku harus mengalah dan berdamai dengan takdir penciptaanku, jika aku memang tidak akan pernah menjadi sempurna, tidak akan dan tidak akan pernah. Ketidaksempurnaan adalah sebuah aksioma yang tidak perlu diperdebatkan, karena itu adalah otoritas dan milik Sang Maha Pencipta.
Apapun dan bagaimanapun yang terjadi dan bergolak dalam pengembaraan ruh dan jiwa ku, sudah sebuah kepastian jika roda waktu akan terus berputar, seperti keniscayaan berputarnya sang bumi mengitari kuasa sang surya. Suatu waktu, Sang Maha Kuasa menunjukan kasih sayangnya kepadaku, dengan menunjukan padaku tentang betapa menggunungnya kelemahanku, betapa lemahnya diriku, betapa banyaknya sisi negatifku….betapa dan betapa tidak sempurnanya aku. Ruh dan jiwaku pun kemudian mengkerut, seperti halnya daun putri malu yang mengkerut ketika ada sebuah tangan yang menumbuk permukaannya. Ruh dan jiwaku seakan terus dan terus mengkerut, mengkerdil seakan tak kuasa lagi untuk mengangkat dada tanda keangkuhan dan ambisi yang menggelora akan sebuah kata kesempuraan. Aku terdiam dan terdiam, aku merenung dan merenung. Aku merintih walau tanpa suara, aku menangis, aku menjerit walau hanya dalam hati.
Dan kini, seiring dengan pergantian malam menjadi siang, seperti halnya tanah kering yang berubah menjadi basah oleh tetesan sang air hujan, bersama dengan terus berdetaknya sang waktu, membuatku semakin tersadar akan siapa adanya diriku dan betapa tidak sempurnanya diriku. Sejak itu, aku bisa lebih bijak dalam memandang kehidupan, memandang makna kesempurnaan dan ketidak sempurnaan, tentang siapa adanya diriku dengan segala sisinya dan memandang orang lain juga dengan berbagai sisi dan ketidaksempurnaannya.
Aku adalah aku dengan segala kekurangan dan kelebihannya, dan itulah pertanda ketidaksempurnaanku sebagai makhluk. Dan orang lain adalah orang lain dengan segala kekurangan dan kelebihannya, dan itulah pertanda ketidaksempurnaannya sebagai makhluk. Aku sebagai makhluk tidak sempurna dan engkau juga makhluk yang tidak sempurna.
Aku adalah aku dengan segala sisinya, dan aku yang kini hidup adalah aku yang berusaha proporsional melihat kehidupanku dengan segala pernak perniknya. Aku yang kini hidup adalah aku yang tidak lagi berambisi melihat dan mendamba adanya kesempurnaan pada diriku juga pada dirmu dan pada orang lain, untuk menjadi sosok yang sempurna, sesempurna angan dan ambisi yang ada dibalik ketidaksempurnan.
Jika aku adalah sosok yang tidak sempurna, mengapa aku harus mendamba jiwa lain, dirimu dan dirinya harus menjadi sosok yang sempurna ?.
Dan sungguh aku merasa lebih damai dengan prinsip sederhana ini, ketika aku bisa berdamai dengan takdirku, seperti halnya aku bisa berdamai melihat segala kelebihan yang ada pada ruh diluar sang diri. Aku bisa menerima adanya kelemahanku, sepertihalnya aku lebih terbuka menerima adanya kelemahan pada diri diluar sang diri, juga pada dirimu. Kelemahan adalah sebuah keniscayaan, dan letak masalah sesungguhnya bukan pada kelemahan itu sendiri, tetapi pada penyikapan kita terhadap adanya kelemahan itu sendiri.
Aku bisa mencintai diriku dengan segala kelebihan dan kelemahanku, seperti halnya aku akan selalu berusaha untuk mencintai dan menyayangi ruh di luar sang diri, dengan segala kelebihan juga kelemahannya. Aku tidak akan bertanya apa kelebihanmu dan apa saja kekuranganmu, karena tanpa engkau menceritakannya, aku sudah tahu jika pasti ada setumpuk kelebihan bersemayam dalam dadamu, bersama segunung kelemahan bercokol dalam sisi dadamu yang lain.
Aku hanya ingin berkata, aku bisa menerima ruh lain, ruh mu dengan utuh. Aku berjanji untuk mensyukuri segala kelebihanmu dan aku akan mencintai segala kelemahanmu seperti halnya aku mencintai kelebihanmu.
Aku tidak akan pernah meminta engkau, siapapun adanya dirimu untuk bisa mencintai kelemahanku, untuk mencintai diriku dengan utuh, seutuh langit dan bumi, seutuh terang dan kegelapan. Karena bagiku, bisa mencintaimu dan mencintai orang lain dengan tulus dan utuh telah cukup untuk membuatku tersenyum dan merasa bahagia. Aku tidak akan pernah menuntut engkau untuk mencintaiku, karena aku hanya bisa berjanji untuk hanya mencintaimu dengan seutuhnya, berjanji untuk memberikan yang terbaik dari diriku untukmu, memberikan yang terbaik dari ruhku untuk membuatmu selalu tersenyum dalam damai, tersenyum dalam suka maupun duka, tersenyum siang maupun malam, tersenyum sampai engkau berada dalam tidur panjangmu. Aku hanya ingin memberi, karena yang aku tahu, hakikat dari cinta adalah ketika kita bisa memberi kepada orang yang kita cintai.
Aku tidak akan pernah menuntut engkau untuk menerima kelemahanku, karena bagiku, ketika engkau bisa merasa damai dengan cinta yang aku berikan, itu sudah cukup bagiku untuk merasa berarti dalam pengembaraan diriku.Dan aku tidak akan menuntut engkau untuk bisa menjadi pelipur laraku, karena aku hanya ingin diriku bisa menjadi pelipur lara bagi segala dukamu, melupakan segala kepedihan hidup dan penderitaanmu.
Kini aku baru mengerti tentang makna ikhtiar dan esensi dari kata tawakal, aku baru menyadari akan pentingnya bisa memahami dari pada sekadar untuk meminta dipahami. Aku semakin tidak kuasa walau hanya untuk mencibir dan menyalahkan orang lain, sepertihalnya aku semakin ingin mencintai daripada mengotori hati dengan kata benci. Kini aku belajar untuk bisa semakin bijak memandang makna takdir dan keputusan Sang Pembuat Takdir, seperti halnya aku ingin bisa merasakan setumpuk mutiara makna dari setitik peristiwa yang terjadi dalam setiap episode kehidupan, baik episode menyenangkan ataupun episode yang lebih menguras air mata dan kepedihan di hati. Kini aku semakin menyadari jika Sang Kuasa jauh lebih mencintaiku daripada cintaku pada diriku sendiri, jika Sang Pencipta menyayangiku dan hanya ingin memberikan makna hidup yang terbaik dalam pengembaraan hidupku. Kini aku semakin mengerti, jika aku ingin mendapat mutiara cinta makhluk-MU bersemayam dalam hatiku, terlebih dahulu aku harus mempersembahkan mutiara terindah cintaku kepada Rabb ku. Jika aku ingin mendapat cinta suci sesuci penciptaan diriku, aku terlebih dahulu harus mentuluskan cintaku pada sang pemberi makna cinta itu sendiri.
Aku adalah aku dengan segala ketidaksempurnaanya. Engkau adalah engkau dengan segala ketidaksempurnaannya. Aku dan engkau adalah sama tidak sempurnanya.
Cinta tidak memberikan apa-apa kecuali hanya dirinya,
Cinta pun tidak mengambil apa-apa dari dirinya,
Cinta tidak memiliki ataupun dimiliki,
Karena cinta telah cukup untuk cinta.
(Gibran)
Cinta itu sebatang kayu yang baik.
Akarnya tetap di bumi, tapi cabangnya di langit
Dan buahnya lahir di hati, lidah dan anggota badannya.
Ditunjukan oleh pengharuh-pengaruh yang muncul dari cinta itu dalam hati dan anggota badan,
Seperti ditunjukkannya asap dalam api dan ditunjukkannya buah dalam pohon.
(Ghazali)
Terimakasih engkau telah sudi mendengar bisikan dalam hatiku. Engkau mungkin tidak akan pernah mengerti tentang apa yang telah aku tulis ini. Tapi percayalah jika aku bisa mengerti tentang apapun yang belum sempat engkau ungkapkan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan cahayanya dalam dalam dadamu, semoga Tuhan senantiasa melindungi mu, karena Dia mencintai-Mu.
“Hal jazaa’ul ikhsani illal ikhsan , Fabi ayyi ‘ala ‘irabbikuma tukazzibaan” Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula, maka nikmat Tuhan manalagi yang hendak kamu dustakan” (QS 55:60-61)
Jumat, 27 Januari 2012
Senin, 23 Januari 2012
Keutamaan malam Jum’at dan hari Jum’at
Malam Jum’at adalah malam yang paling, dan harinya adalah hari yang paling dari semua hari.
Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya malam Jum’at dan harinya adalah 24 jam milik Allah Azza wa Jalla. Setiap jamnya ada enam ratus ribu orang yang diselamatkan dari api neraka.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Barangsiapa yang mati di antara matahari tergelincir hari Kamis hingga matahari tergelincir hari Jum’at, Allah melindunginya dari goncangan siksa kubur.”
Imam ja’far (as) juga berkata: “Malam Jum’at dan harinya mempunyai hak, maka janganlah kamu sia-siakan kemuliaannya, mengurangi ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah dengan amal-amal shaleh, dan tinggalkan semua yang haram. Karena di dalamnya Allah swt melipatgandakan kebaikan, menghapus kejelekan, dan mengangkat derajat. Hari Jum’at sama dengan malamnya. Jika kamu mampu, hidupkan malam dan siangnya dengan doa dan shalat. Karena di dalamnya Allah mengutus para Malaikat ke langit dunia untuk melipatgandakan kebaikan dan menghapus keburukan, sesungguhnya Allah Maha Luas ampunan-Nya dan Maha Mulia.”
Dalam hadis yang mu’tabar, beliau juga berkata: “Sesungguhnya orang mukmin yang memohon hajatnya kepada Allah, Ia menunda hajat yang dimohonnya hingga hari Jum’at agar ia memperoleh keutamaan yang khusus (dilipatgandakan karena keutamaan hari Jum’at).”
Imam Ja’far (as) juga berkata: “Ketika saudara Yusus meminta kepada Ya’qub agar ia memohonkan ampunan bagi mereka, ia berkata, Tuhanku akan mengampunimu. Kemudian ia mengakhirkan istighfarnya hingga dini hari malam Jum’at agar permohonannya diijabah.”
Imam Ja’far (as) berkata: “Jika datang malam Jum’at semua binatang laut dan binatang darat mengangkat kepalanya seraya memanggil dengan bahasanya masing-masing: Wahai Tuhan kami, jangan siksa kami karena dosa-dosa anak cucu Adam.”
Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata: “Allah swt memerintahkan kepada Malaikat agar menyeru pada setiap malam Jum’at dari bawah Arasy dari awal malam hingga akhir malam: Tidak ada seorang pun hamba mukmin yang berdoa kepada-Ku untuk keperluan akhirat dan dunianya sebelum terbit fajar kecuali Aku mengijabahnya, tidak ada seorang pun mukmin yang bertaubat kepada-Ku dari dosa-dosanya sebelum terbit fajar kecuali Aku menerima taubatnya, tidak seorang pun mukmin yang sedikit rizkinya lalu ia memohon kepada-Ku tambahan rizkinya sebelum terbit fajar kecuali Aku menambah dan meluaskan rizkinya, tidak ada seorang pun hamba mukmin yang sedang sakit lalu ia memohon kepada-Ku untuk kesembuhannya sebelum terbit fajar kecuali Aku memberikan kesembuhan, tidak seorang hamba mukmin yang sedang kesulitan dan men derita lalu ia memohon kepada-Ku agar dihilangkan kesulitannya sebelum terbit fajar kecuali Aku menghi-langkannya dan menampakkan jalannya, tidak ada seorang pun hamba yang dizalimi lalu ia memohon kepada-Ku agar Aku mengambil kezalimannya sebelum terbit fajar kecuali Aku menolongnya dan mengambil kezalimannya; Malaikat terus-menerus berseru hingga terbit fajar.”
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (as) berkata: “Sesungguhnya Allah swt memilih Jum’at, lalu menjadikan harinya sebagai hari raya, dan memilih malamnya menjadi malam hari raya. Di antara keutamaannya adalah, orang yang momohon hajatnya kepada Allah Azza wa Jalla pada hari Jum’at Allah mengijabahnya, suatu bangsa yang pantas menerima azab lalu mereka memohon pada malam dan hari Jum’at Allah menyelamatkan mereka darinya, tidak ada sesuatu pun yang Allah tentukan dan utamakan kecuali Ia menentukannya pada malam Jum’at. Karena itu, malam Jum’at adalah malam yang paling utama, dan harinya adalah hari yang paling utama.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “ Jauhilah maksiat pada malam Jum’at, karena pada malam itu keburukan dilipatgandakan dan kebaikan dilipatgandakan. Baransiapa yang meninggalkan maksiat kepada Allah pada malam Jum’at Allah mengampuni semua dosa yang lalu, dan barangsiapa yang menampakkan kemaksiatan kepada Allah pada malam Jum’at Allah menyiksanya dengan semua amal yang ia lakukan sepanjang umurnya dan melipatgandakan siksa padanya akibat maksiat itu.”
Imam Ar-Ridha (as) berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya hari Jum’at adalah penghulu semua hari, di dalamnya Allah azza wa jalla melipatgandakan kebaikan, menghapus keburukan, mengangkat derajat, mengijabah doa, menghilangkan duka, dan menunaikan hajat-hajat yang besar. Hari Jum’at adalah hari Allah menambah orang-orang yang dibebaskan dari neraka. Tidak ada seorang pun manusia yang memohon perlindungan di dalamnya dan ia mengenal hak-Nya dan yang diharamkan-Nya, kecuali Allah berhak membebaskan dan menyelamatkan ia dari neraka. Jika ia mati pada hari Jum’at atau malamnya, ia mati syahid dan membangkitkan dari kuburnya dalam keadaan aman; tidak ada seorang pun yang meremehkan apa yang diharamkan oleh Allah dan menyia-nyiakan hak-Nya, kecuali Allah berhak mencampakkannya ke dalam neraka Jahannam kecuali ia bertaubat.”
Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata: “Tidak ada terbit matahari yang lebih utama dari hari Jum’at, dan sesungguhnya pembicaraan burung pun jika ia berjumpa dengan yang lain pada hari ini, ia mengucapkan salam, salam kebaikan dan kedamaian.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Jika kalian memasuki hari Jum’at, maka janganlah kalian disibukkan oleh sesuatu selain ibadah, karena hari itu adalah hari pengampunan bagi hanba-hamba Allah; pada hari Jum’at dan malamnya Allah menurunkan kepada mereka rahmat dan karunia lebih banyak dari pada yang mengambilnya dalam waktu yang singkat ini.”
Amalan malam Jum’at
Amalan pada malam Jum’at banyak sekali, antara lain:
Pertama: memperbanyak membaca tasbih, tahmid, takbir, tahlil dan shalawat kepada Nabi saw dan keluarganya. Karena dalam hadis dikatakan bahwa malam Jum’at adalan malam yang mulia dan harinya adalah hari cahaya. Dalam hadis dikatakan, paling sedikitnya membaca shalawat 100 kali, lebih banyak lebih utama.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Sesungguhnya membaca shalawat kepada Muhammad dan keluarganya pada malam Jum’at, nilainya berbanding dengan seribu kebaikan, dihapuskan seribu dosa, dan ditinggikan seribu derajat. Disunnahkan membaca shalawat kepada Muhammad dan keluarganya sesudah shalat Ashar pada hari Kamis sampai akhir siang hari Jum’at.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Jika datang waktu Ashar hari Kamis, para Malaikat turun dari langit dengan membawa pena-pena dari emas dan kertas dari perak, mereka tidak mencatatnya kecuali shalawat kepada Muhammad dan keluarganya.”
Syeikh Ath-Thusi (ra) berkata: Pada hari Kamis sesudah shalat Ashar disunnahkan membaca shalawat kepada Nabi saw dan keluarganya seribu kali, dan disunnahkan membaca shalawat berikut:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَعَجِّلْ فَرَجَهُمْ وَأَهْلِكْ عَدُوَّهُمْ مِنَ الْجِنِّ وَاْلاِنْسِ مِنَ اْلاَوَّلِيْنَ وَاْلاَخِرِيْنَ.
Allahumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, wa ‘ajjil farajahum, wa ahlik ‘aduwwahum minal jinni wal insi minal awwalina wal akhirina.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, percepatlah kemenangan mereka, dan hancurkan musuh-musuh mereka dari jin dan manusia dari dahulu sampai akhir zaman.
Dan membaca istighfar berikut:
اَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذي لاَ اِلَهَ إلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَاَتُوبُ اِلَيْهِ تَوْبَةَ عَبْدٍ خَاضِعٍ مِسْكِيْنٍ مُسْتَكِيْنٍ لاَ يَسْتَطِيْعُ لِنَفْسِهِ صَرْفاً وَلاَ عَدْلاً وَلاَ نَفْعاً وَلاَ ضَرّاً وَلاَ حَيَاةً وَلاَ مَوْتاً وَلاَ نُشُوراً وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعِتْرَتِهِ الطَّيِّبينَ الطَّاهِرِينَ اْلاَخْيَارِ اْلاَبْرَارِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً.
Astaghfirullâhalladzi la ilâha illâ Huwal Hayyul Qayyum wa atubu ilayhi tawbata ‘abdin khâdhi‘in, miskînin mustakîn, lâ yastathî‘u linafsihi sharfan walâ ‘adlâ, walâ naf‘an walâ dharrâ, walâ hayâtan walâ mawtan walâ nusyurâ, wa shallallâhu ‘alâ Muhammadin wa ‘itratihi ath-thayyibînath thâhirîn, al-akhyâril abrâr, wa sallama taslîmâ.
Aku mohon ampun kepada Allah Yang tiada Tuhan kecuali Dia Yang Hidup dan Mengawasi, aku bertaubat kepada-Nya taubat seorang hamba yang rendah, hina dan miskin; yang dirinya tak mampu berupaya dan berbuat keadilan, tak mampu memberi manfaat dan mudharrat, tak mampu hidup, mati dan hidup kembali. Semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada Muhammad dan keluarganya yang suci dan baik, yang pilihan dan benar.
Kedua: Membaca surat Bani Israil, surat Al-Kahfi, surat An-Naml, surat Asy-Syu’ara’, surat Al-Qashash, surat As-Sajdah, surat Yasin, surat Shad, surat Al-Ahqaf, surat Al-Waqi‘ah, surat Fushshilat, surat Ad-Dukhkhan, surat Ath-Thur, surat Iqtarabat, dan surat Al-Jumu’ah. Jika tidak cukup waktu untuk membaca semua, maka pilihlah surat Al-Waqi’ah dan surat-surat sebelumnya. Karena Imam Ja’far (as) berkata:
“Barangsiapa yang membaca surat Bani Israil setiap malam Jum’at, ia tidak mati sehingga berjumpa dengan Imam Mahdi (as) dan ia akan menjadi bagian dari sahabat-sahabatnya.”
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada setiap malam Jum’at, ia tidak mati kecuali ia mati syahid, dan Allah membangkitnya bersama para syuhada’, dan menunggu pada hari kiamat bersama para syuhada’.”
“Barangsiapa yang membaca tiga surat yang dimulai dengan Tha-sin (An-Naml, Asy-Syu`ara’, Al-Qashash) pada malam Jum’at, ia menjadi bagian dari kekasih-kekasih Allah dan berada di dekat Allah; dan di dunia ia tidak akan ditimpa keputus-asaan selamanya; di akhirat akan dikaruniai surga sehingga ia bahagia di atas bahagia, diberi pasangan seribu bidadari.”
“Barangsiapa yang membaca surat As-Sajdah pada setiap malam Jum’at, Allah akan memberikan kepadanya catatan amalnya di tangan kanannya, dan tidak dihisab sebagaimana mestinya, dan ia menjadi kekasih Muhammad dan keluarganya (as).”
Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata:“Barangsiapa yang membaca surat Shad pada malam Jum’at, ia akan dikaruniai kebaikan dunia dan akhirat yang tidak diberikan kepada seorang pun manusia kecuali Nabi dan Rasul atau Malaikat muqarrabin, Allah memasukkannya ke surga, yang tidak diberikan kepada semua orang yang mencintai Ahlul bait (as) sekalipun pembantu mereka yang selalu berkhidmat kepada mereka kecuali ia sampai ke tingkat dianggap keluarga mereka dan mendapat syafaat mereka.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Ahqaf pada malam Jum’at atau hari Jum’at, Allah tidak menimpakan kepadanya hal-hal yang menakutkan dalam kehidupan dunia dan mengamankannya dari ketakutan pada hari kiamat.”
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah pada setiap malam Jum’at, Allah swt mencintainya, dan Ia menjadikan semua manusia mencintainya. Di dunia ia diselamatkan dari keputus-asaan, kefakiran, kebutuhan, dan penyakit-penyakit dunia; selain itu ia menjadi kekasih Amirul mukminin (as), dan surat ini adalah surat Amirul mukminin (as).”
Dalam suatu riwayat dikatakan:“Barangsiapa yang membaca surat Al-Jumu`ah setiap malam Jum’at, maka ia akan menjadi penghapus dosa-dosanya antara Jum’at ke Jum’at.”
Ketahuilah, bahwa shalat-shalat sunnah pada malam Jum’at banyak sekali, antara lain adalah shalat Amirul mukminin (as), yang antara lain adalah shalat dua rakaat, setiap rakaat sesudah Fatihah membaca Al-Zalzalah (lima kali). Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa orang yang melakukan shalat ini, Allah akan mengamankannya dari azab kubur dan segala yang menakutkan pada hari kiamat.
Ketiga: Membaca surat Al-Jumu‘ah dalam rakaat pertama shalat Maghrib dan Isya’, dan membaca surat Al-Ikhlash dalam rakaat kedua pada shalat Maghrib dan surat Al-A‘la pada shalat Isya’.
Keempat: Meninggalkan bacaan syair.
Dalam riwayat yang shahih dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bahwa makruh hukumnya membaca syair bagi orang yang berpuasa, pada bulan Muharram, di makam suci, dan pada malam Jum’at dan hari Jum’at. Perawinya bertanya:walaupun syair itu isinya tentang kebenaran? Imam menjawab: Walaupun tentang kebenaran.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bahwa Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang melantunkan syair pada malam Jum’at atau hari Jum’at, maka ia tidak memperoleh bagian dari pahala malam Jum’at dan harinya.” Dalam riwayat yang lain: Shalatnya pada malam dan hari itu tidak diterima.
Kelima: Memperbanyak mendoakan saudara-saudaranya yang beriman sebagaimana yang dilakukan oleh Fatimah Az-Zahra’ (as). Jika mendoakan sepuluh orang yang telah meninggal, maka wajib baginya surga, sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis.
Keenam: Membaca doa-doa yang ma’tsur, yang antara lain bersumber dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (as), beliau berkata: “Barangsiapa yang membaca doa berikut tujuh kali pada malam Jum’at dalam sujud yang terakhir dalam shalat sunnah nafilah Isya’, ia akan diampuni dosa-dosanya. Dan yang paling utama doa ini dibaca secara berulang-ulang setiap malam:
اَللَّهُمَّ اِنّي أَسْأَلُكَ بِوَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَاسْمِكَ الْعَظِيْمِ اَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّد وَآلِهِ وَاَنْ تَغْفِرَ لِي ذَنْبِيَ الْعَظِيْمَ.
Allâhumma inni as-aluka biwajhikal karîmi, wasmikal ‘azhîmi, an tushalliya `alâ Muhammadin wa âlihi, wa an taghfiralî dzanbil `azhim(i).
Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu dengan wajah-Mu yang mulia dan dengan nama-Mu yang agung, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, dan ampuni dosaku yang besar.
Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca doa berikut tujuh kali pada malam Jum’at, kemudian ia mati pada malam itu, ia akan masuk ke surga; barangsiapa yang membacanya pada hari Jum’at, lalu ia mati pada hari itu, maka ia akan masuk ke surga”:
اَللَّهُمَّ اَنْتَ رَبّي لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ خَلَقْتَنِي وَاَنَا عَبْدُكَ وَابْنُ اَمَتِكَ وَفِي قَبْضَتِكَ وَنَاصِيَتِي بِيَدِكَ اَمْسَيْتُ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْـتَطَعْتُ اَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ شَـرِّ مَا صَنَعْتُ اَبُوءُ بِنِعْمَتِكَ وَاَبُوءُ بِذُنُوبِى فَاغْفِرْ لِى ذُنُوبِى اِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلاَّ اَنْتَ .
Allâhumma Anta Rabbi lâila illâ Anta khalaqtanî, wa ana ‘abduka wabnu amatika wa fi qabdhatika wa nâshiyati biyadika. Amsaytu ‘alâ ‘ahdika wa wa‘dika mastatha‘tu, a‘uzdu biridhaka min syarri mâ shana‘tu, abûu bini‘matika wa abûu bidzunûbî, faghfirlî dzunûbî innahu lâ yaghfirudz dzunûba illâ Anta.
Ya Allah, Engkaulah Tuhanku tiada Tuhan kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu putera hamba-Mu berada dalam genggaman-Mu dan nasibku berada di tangan-Mu. Aku memasuki petang ini atas perjanjian kepada-Mu sesuai dengan kemampuanku, aku berlindung dengan ridha-Mu dari keburukan perbuatanku, aku kembali kepada-Mu dengan nikmat-Mu dan aku kembali kepada-Mu dengan membawa dosa-dosaku, maka ampuni dosa-dosaku, karena tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.
Syeikh Ath-Thusi mengatakan, disunnahkan juga membaca doa berikut pada malam Jum’at, hari Jum’at, dan malam Arafah:
اَللَّهُمَّ مَنْ تَعَبَّأَ وَتَهَيّأَ وَاَعَدَّ وَاسْتَعَدَّ لِوِفَادَة اِلَى مَخْلُوقٍ رَجَاءَ رِفْدِهِ وَطَلَبَ نَائِلِهِ وَجَائِزَتِهِ.
Allâhumma man ta‘abbaa wa tahayyaa wa a‘adda wasta‘adda liwifadati ilâ makhlûqin rajâa rifdihi wa thalaba nâilihi wa jâizatihi.
Ya Allah, wahai Yang Bersedia dan Mempersiapkan diri-Nya untuk datang kepada makhluk yang mengdambakan kedatangan-Nya, dan mengharap karunia dan pengam-punan-Nya.
فَاِلَيْكَ يَا رَبِّ تَعْبِيَتِى وَاسْتِعْدَادِي رَجَاءَ عَفْوِكَ وَطَلَبَ نَائِلِكَ وَجَائِزَتِكَ فَلاَ تُخَيِّبْ دُعَائِي يَا مَنْ لاَ يَخِيْبُ عَلَيْهِ سَائِلٌ وَلاَ يَنْقُصُهُ نَائِلٌ.
Failayka yâ Rabbi ta‘biyatî wasti‘dâtî rajâa ‘afwika wa thalaba nâilihi wa jâizatihi, falâ tukhayyib du‘âî yâ man lâ yakhîbu ‘alayhi sâilun walâ yanqushuhu nâilun.
Kepada-Mu ya Rabbi, aku persiapkan diriku untuk mengharap ampunan-Mu, dan memperoleh karunia dan ampunan dari-Mu, maka jangan sia-siakan doaku wahai Yang tidak pernah menyia-nyiakan orang yang bermohon dan tidak berkurang karena orang yang memperolehnya.
فَاِنّي لَمْ آتِكَ ثِقَةً بِعَمَلٍ صَالِحٍ عَمِلْتُهُ وَلاَ لِوِفَادَةِ مَخْلُوقٍ رَجَوْتُهُ اَتَيْتُكَ مُقِرّاً عَلَى نَفْسي بِاْلاِسَاءَةِ وَالظُّلْمِ مُعْتَرِفاً بِاَنْ لاَ حُجَّةَ لِي وَلاَ عُذْرَ
Fainnî lam âtika tsiqatan bi‘amalin shâlihin ‘amiltuhu walâ liwifâdati makhlûqin rajautuhu, âtaytuka muqirran ‘ala nafsî bil-isâati wazh-zhulmi mu‘tarifan bian lâ hujjatalî walâ ‘udzra.
Aku datang kepada-Mu bukan karena percaya pada amal baik yang kulakukan, bukan karena Engkau siap datang pada makhluk yang mengharapkan, tetapi aku datang kepada-Mu karena pengakuan atas kesalahan dan kezalimanku pada diriku, dan pengakuan bahwa tidak ada lagi hujjah dan alasan bagiku.
اَتَيْتُكَ اَرْجُو عَظِيمَ عَفْوِكَ الَّذِى عَفَوْتَ بِهِ عَنِ الْخَاطِئِيْنَ فَلَمْ يَمْنَعْكَ طُولُ عُكُوفِهِمْ عَلَى عَظِيْمِ الْجُرْمِ اَنْ عُدْتَ عَلَيْهِمْ بِالرَّحْمَةِ
Ataytuka arjû ‘azhima ‘afwika alladzi ‘afawta bihi ‘anil khâthiîna, falam yamna‘ka thûlu ‘ukûfihim ‘ala ‘azhîmil jurmi an ‘udta ‘alayhim bir-rahmah.
Aku datang kepada-Mu karena mengharap maaf-Mu yang besar, dengannya Kau maafkan orang-orang yang bersalah, dan besarnya kezaliman mereka tidak menghalangi-Mu untuk menyayangi mereka.
فَيَا مَنْ رَحْمَتُهُ وَاسِعَةٌ وَعَفْوُهُ عَظِيْمٌ يَا عَظِيْمُ يَا عَظِيْمُ يَا عَظِيْمُ لاَ يَرُدُّ غَضَبَكَ إلاَّ حِلْمُكَ وَلاَ يُنْجِي مِنْ سَخَطِكَ إلاَّ التَّضَرُّعُ اِلَيْكَ
Fa yâ man rahmatuhu wâsi‘ah, wa ‘afwuhu ‘azhîmah, yâ ‘Azhimu yâ ‘Azhimu yâ ‘Azhimu lâ yaruddu ghadhabaka illâ hilmuka, walâ yunjî min sakhathika illât tadharru‘a ilayka.
Wahai Yang luas rahmat-Nya dan besar ampunan-Nya, wahai Yang Maha Agung, wahai Yang Maha Agung, wahai Yang Maha Agung, tak akan ada yang mampu menolak marah-Mu kecuali santun-Mu, tak akan terselamatkan dari murka-Mu kecuali menghampiri-Mu.
فَهَبْ لِي يَا اِلَهِي فَرَجاً بِالْقُدْرَةِ الَّتِي تُحْيِي بِهَا مَيْتَ الْبِلاَدِ وَلاَ تُهْلِكْنِي غَمّاً حَتَّى تَسْتَجِيْبَ لِي وَتُعَرِّفَـنِِي اْلاِجَابَةَ فِي دُعَائِي وَاَذِقْـنِي طَعْمَ الْعَافِيَةِ إلَى مُنَتَهَى اَجَلِي وَلاَ تُشْمِتْ بِي عَدُوِّى وَلاَ تُسَلِّطْهُ عَلَيَّ وَلاَ تُمَكِّنْهُ مِنْ عُنُقِي
Fahablî yâ Ilâhî farajan bil qudratil latî tuhyî biha maytal bilâdi, walâ tuhliknî ghamman hattâ tastajîbalî, wa tu‘arrifanîl ijâbata fi du‘âî, wa adziqnî tha‘mal ‘âfiyati ilâ muntahâ ajalî, walâ tusymitbî ‘aduwwî, walâ tusallith ‘alayya, walâ tumakkinhu min ‘unuqî.
Karena itu, ya Ilahi, karuniakan padaku kebahagiaan dengan kekuasaan-Mu, dengannya Kau hidupkan kematian negeri, jangan binasakan aku karena penderitaan sehingga Kau perkenankan doaku dan Kau perkenalkan padaku ijabah doaku. Karuniakan padaku kelezatan keselamatan sampai akhir ajalku, dan jangan biarkan musuhku menghan-curkanku, menguasaiku dan membelengguku.
اَللَّهُمَّ اِنْ وَضَعْتَنِي فَمَنْ ذَا الَّذِي يَرْفَعُنِي وَاِنْ رَفَعْتَنِي فَمَنْ ذَا الَّذِي يَضَعُنِي وَاِنْ اَهْلَكْتَنِي فَمَنْ ذَا الَّذِي يَعْرِضُ لَكَ فِي عَبْدِكَ اَوْ يَسْأَلُكَ عَنْ اَمْرِهِ وَقَدْ عَلِمْتُ اَنَّهُ لَيْسَ فِى حُكْمِكَ ظُلْمٌ وَلاَ فِى نَقَمَتِكَ عَجَلَةٌ وَاِنَّمَا يَعْجَلُ مَنْ يَخَافُ الْفَوْتَ وَاِنَّمَا يَحْتَاجُ اِلَى الظُّلْمِ الضَّعِيفُ وَقَدْ تَعَالَيْتَ يَا اِلَهِى عَنْ ذَلِكَ عُلُوّاً كَبِيْراً.
Allâhumma in wadha‘tanî famandzal ladzî yarfa‘unî, wain rafa‘ta famandzal ladzî yadha‘unî, wain ahlaktanî famandzal ladzî ya‘ridhu laka fi ‘abdika aw yas-aluka ‘an amrihi, wa qad ‘alimtu annahu laysa fi hukmika zhulmun walâ fi niqmatika ‘ajalun, wa innama ya‘jalu man yakhâful fawta, wa innama yahtâju ilâzh zhulmizh zha‘îfu, wa qad ta‘âlayta yâ Ilâhi ‘an dzâlika ‘uluwwan kabîrâ.
Ya Allah, jika Kau hinakan aku, siapa lagi yang mampu memuliakan aku; jika Kau muliakan aku, siapa lagi yang akan mampu menghinakan aku; jika Kau binasakan aku, siapa lagi yang mampu menghalangi-Mu atau siapa yang akan memohon pada-Mu tentang persoalannya. Sungguh, aku tahu tidak ada kezaliman dalam hukum-Mu, tidak ada yang tergesa-gesa dalam siksaan-Mu. Karena keterge-sagesaan itu hanya terjadi pada orang takut ketinggalan, dan butuh pada kezaliman yang lemah. Sementara Engkau ya Ilahi benar-benar Maha Mulia dari semua itu.
اَللَّهُمَّ اِنّى اَعُوذُ بِكَ فَاَعِـذْنِى، وَاَسْتَجِيْرُ بِكَ فَاَجِرْنِى، وَاَسْتَرْزِقُكَ فَارْزُقْـنِى، وَاَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ فَاكْفِنِى، وَاَستَنْصِرُكَ عَلَى عَدُوِّى فَانْصُرْنِى، وَاَسْتَعِيْنُ بِكَ فَاَعِـنِّى، وَاَسْتَغْفِرُكَ يَا اِلَهِى فَاغْفِرْ لِى آمِيْنَ آمِيْنَ آمِيْنَ
Allâhumma innî a‘ûdzu bika fa-a‘idznî, wa astajîru bika fa-ajirnî, wa astarziquka farzuqnî, wa atawakkalu ‘alayka fakfinî, wa astanshiruka ‘ala ‘aduwwî fanshurnî, wa asta‘înu bika fa-a‘innî, wa astaghfiruka yâ Ilâhî faghfirlî âmin âmin âmin.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu, maka lindungi aku; aku memohon keselamatan pada-Mu, maka selamatkan aku; aku memohon rizki pada-Mu, maka berilah aku rizki; aku bertawakkal kepada-Mu, maka cukupi aku; aku memohon pertolongan kepada-Mu atas musuhku, maka tolonglah aku; aku memohon bantuan kepada-Mu, maka bantulah aku; aku memohon ampunan kepada-Mu ya Ilahi, maka ampuni aku, amin amin amin.
Ketujuh: Membaca doa Kumail.
Kedelapan: Membaca doa sebagaimana yang dibaca pada malam Arafah, yaitu:
اَللَّهُمَّ يَا شَاهِدَ كُلِّ نَجْوَى ….
Ya Allah, wahai Yang Menyaksikan setiap jeritan …
(Doa ini terdapat dalam buku Adab Wuquf di Arafah)
Kesembilan: Membaca (10 kali):
يا دائِمَ الْفَضْلِ عَلى الْبَريِّةِ يا باسِطَ الْيَدَيْنِ بِالْعَطِيَّةِ يا صاحِبَ الْمَواهِبِ السَّنِيَّةِ صَلِّ عَلى مُحَمِّد وَآلِهِ خَيْرِ الْوَرىْ سَجِيَّةً وَاغْفِرْ لَنا يا ذَا الْعُلى فى هذِهِ الْعَشِيَّةِ
Kesepuluh: Makan buah delima sebagaimana yang dilakukan oleh Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) pada setiap malam Jum’at. Dan yang paling baik adalah menjelang tidur. Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa orang yang makan buah delima menjelang tidur, ia akan diamankan dirinya sampai pagi hari.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: Barangsiapa yang membaca zikir berikut (100 kali) antara shalat sunnah nafilah dan shalat Shubuh, Allah membangunkan baginya rumah di surga:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ اَسْتَغْفِرُ اللهَ رَبِّى وَاَتُوبُ اِلَيْهِ
Disunnahkan membaca doa berikut pada malam Jum’at waktu dini hari:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِهِ وَهَبْ لِيَ الْغَدَاةَ رِضَاكَ، وَاَسْكِنْ قَلْبِى خَوْفَكَ، وَاقْطَعْهُ عَمَّنْ سِوَاكَ حَتَّى لاَ اَرْجُوَ وَلاَ اَخَافَ إلاَّ إِيَّاكَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِهِ وَهَبْ لِى ثَبَاتَ الْيَقِيْنِ، وَمَحْضَ اْلاِخْلاَصِ، وَشَرَفَ التَّوْحِيْدِ، وَدَوَامَ اْلاِسْتِقاَمَةِ، وَمَعْدِنَ الصِّبْرِ، والرِّضَا بِالْقَضَاءِ وَالْقَدَرِ، يَا قَاضِيَ حَوَائِجِ السَّائِلِيْنَ، يَا مَنْ يَعْلَمُ مَا فِي ضَمِيْرِ الصَّامِتِيْنَ، صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ، وَاسْتَجِبْ دُعَائِى، وَاغْفِرْ ذَنْبِى، وَاَوْسِعْ رِزْقِي، وَاقْضِ حَوَائِجِي فِي نَفْسِي وَاِخْوَانِي فِي دِيْنِي وَاَهْلِي.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, pagi ini karuniakan padaku ridha-Mu, tanamkan ke dalam hatiku rasa takut kepada-Mu, dan lepaskan hatiku dari selain-Mu sehingga aku tidak berharap dan tidak takut kecuali kepada-Mu.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, karuniakan padaku kekuatan keyakinan, ketulusan ikhlas, kemuliaan tauhid, kelangsungan istiqamah, keagungan kesabaran, dan ridha pada ketentuan dan takdir-Mu wahai Yang Memenuhi hajat orang-orang yang memohon, wahai Yang Mengetahui apa yang tersimpan dalam hati orang-orang yang diam.
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, perkenankan doaku, ampuni dosaku, luaskan rizkiku, penuhi hajat-hajatku untuk diriku, saudara-saudaraku seagama dan keluargaku.
اِلَهِي طُمُوحُ اْلاَمَالِ قَدْ خَابَتْ إلاَّ لَدَيْكَ، وَمَعَاكِفُ الْهِمَمِ قَدْ تَعَطَّلَتْ إلاَّ عَلَيْكَ، وَمَذَاهِبُ الْعُقُولِ قَدْ سَمَتْ إلاَّ اِلَيْكَ، فَاَنْتَ الَّرجَاءُ وَاِلَيْكَ الْمُلْتَجَأُ، يَا اَكْرَمَ مَقْصُودٍ وَاَجْوَدَ مَسْؤُولٍ، هَرَبْتُ اِلَيْكَ بِنَفْسِى يَا مَلْجَاَ الْهَارِبِيْنَ بِاَثْقَالِ الذُّنُوبِ اَحْمِلُهَا عَلَى ظَهْرِى. لاَ اَجِدُ لِى اِلَيْكَ شَافِعاً سِوَى مَعْرِفَتِي بِاَنَّكَ اَقْرَبُ مَنْ رَجَاهُ الطَّالِبُونَ، وَاَمَّلَ مَالَدَيْهِ الرَّاغِبُونَ، يَا مَنْ فَتَقَ الْعُقُولَ بِمَعْرِفَتِهِ، وَاَطْلَقَ الاَلْسُنَ بِحَمْدِهِ، وَجَعَلَ مَا امْتَنَّ بِهِ عَلَى عِبَادِهِ فِي كِفَاءٍ لِتَاْدِيَةِ حَقِّهِ، صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وآلِهِ، وَلاَ تَجْعَلْ لِلشَّيْطَانِ عَلَى عَقْلِى سَبِيْلاً، وَلاَ لِلْبَاطِلِ عَلَى عَمَلِى دَلِيْلاً.
Ilahi, sia-sialah keinginan yang besar kecuali pada apa yang ada di sisi-Mu
Sia-sialah harapan yang besar kecuali kepada-Mu
Sia-sialah semua mazhab pemikiran kecuali yang ditujukan kepada-Mu
Engkaulah harapanku, kepada-Mu aku bersandar
Wahai Tujuan yang paling mulia, dan Yang Paling Dermawan dari semua yang dimohon.
Aku lari kepada-Mu wahai Tempat Berlindung orang-orang yang lari karena beratnya dosa-dosa yang dipikul di pundaknya.
Tidak kudapatkan penolong menuju-Mu kecuali makrifatku bahwa Engkau adalah Harapan orang-orang yang mencari, dan Cita-cita orang-orang yang berkeinginan.
Wahai Yang Membuka pikiran dengan makrifat-Nya,
Yang Diucapkan lisan dengan pujian-Nya,
Yang Menjadikan karunia-Nya mencukupi hak semua hamba-Nya.
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
Jangan jadikan setan menguasai jalan pikiranku, dan yang batil menjadi penuntun amalku.
Ketika terbit fajar hari Jum’at, maka bacalah doa:
اَصْبَحْتُ فِى ذِمَّةِ اللَّهِ وَذِمَّةِ مَلاَئِكَتِهِ وَذِمَمِ اَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ عَلَيهِمُ السَّلاَمُ وَذِمَّةِ مُحمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَذِمَمِ اْلاَوْصِيَاءِ مِنْ آلِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ آمَنْتُ بِسِرّ آلِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِمُ السَّلامُ وَعَلاَنِيَتِهِمْ وَظَاهِرِهِمْ وَبَاطِنِهِمْ وَاَشْهَدُ اَنَّهُمْ فِى عِلْمِ اللهِ وَطَاعَتِهِ كَمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ .
Ashbahtu fi dzimmatillâhi, wa dzimmati malâikatihi, wa dzimami anbiyâihi wa rusulihi (‘alayhimus salam), wa dzimmati Muhammadin (shallallâhu `alayhi wa âlihi), wa dzimamil awshiyâi min âli Muhammadin (`alayhimus salam). Amantu bisirri âli Muhammadin (`alayhimus salam) wa `alâniyatihim, wa zhâhirihim wa bâthinihim. Wa asyhadu annahum fi `ilmillâhi wa thâ`atihi ka-Muhammadin (shallallâhu `alayhi wa âlihi).
Aku memasuki pagi hari dalam perjanjian Allah, perjanjian para Malaikat-Nya, perjanjian para Nabi dan Rasul-Nya, perjanjian Muhammad saw, dan perjanjian para washinya dari keluarga Muhammad (as). Aku mempercayai keluarga Muhammad yang rahasia dan yang nampak, yang zhahir dan yang batin. Aku bersaksi bahwa mereka dalam mengenal dan mentaati Allah sama dengan pengenalan dan ketaatan Muhammad saw kepada-Nya.
Dalam suatu riwayat dikatakan: Barangsiapa yang membaca zikir berikut (tiga kali) pada hari Jum’at sebelum shalat Shubuh, ia diampuni dosa-dosanya walaupun lebih banyak dari buih di atas samudera:
اَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذي لاَ اِلَهَ إلاّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَاَتُوبُ اِلَيْهِ
Aku mohon ampun kepada Allah Yang Tiada Tuhan kecuali Dia Yang Hidup dan Mengawasi, dan aku bertaubat kepada-Nya.
Amalan hari Jum’at
Pertama: Membaca surat Al-Jumu’ah pada rakaat pertama dalam shalat Shubuh dan surat Al-Ikhlash dalam rakaat yang kedua.
Kedua: Membaca doa berikut sesudah shalat Shubuh sebelum berbicara dengan siapa pun, agar menjadi penghapus dosa-dosanya dari hari Jum’at ke Jum’at berikutnya:
اَللَّهُمَّ مَا قُلْتُ فِى جُمُعَتِى هَذِهِ مِنْ قَوْلٍ اَوْ حَلَفْتُ فِيْهَا مِنْ حَلْفٍ اَوْ نَذَرْتُ فِيْهَا مِنْ نَذْرٍ فَمَشِيَّتُكَ بَيْنَ يَدَيْ ذَلِكَ كُلِّهِ فَمَا شِئْتَ مِنْهُ اَنْ يَكُونَ كانَ وَمَا لَمْ تَشَأْ مِنْهُ لَمْ يَكُنْ، اَللَّهُمَّ اغْفـرْ لِى وَتَجَاوَزْ عَنِّى، اَللَّهُمَّ مَنْ صَلَّيْتَ عَلَيْهِ فَصَلاَتِى عَلَيْهِ وَمَنْ لَعَنْتَ فَلَعْـنَتِي عَلَيْهِ .
Allâhumma ma qultu fî jumu‘atî hadzihi min qawlin aw halaftu fîhâ min halfin aw nadzartu fîhâ min nazarin famasyiyyatuka bayna yaday dzâlika kullihi. Fama syi’ta minhu an yakûna kâna wa mâ lam tasya’ minhu lam yakun. Allâhummaghfirlî wa tajâwaz ‘annî. Allâhumma man shallayta ‘alayhi fashalatî ‘alayhi, wa man la‘anta fala‘nati ‘alayhi.
Ya Allah, pada hari Jum’at ini tidak ada satupun ucapan yang kukatakan, atau sumpah yang kuucapkan atau nazar yang kunazarkan, kecuali kehendak-Mu berada di balik semua itu, karena apa yang Engkau kehendaki pasti terjadi dan yang tidak Engkau kehendak pasti tidak akan terjadi. Ya Allah, ampuni aku dan maafkan aku. Ya Allah, pada orang yang Engkau sampaikan shalawat aku juga bershalawat kepadanya, dan pada orang yang Kau laknat aku juga melaknatnya.
Amalan ini dilakukan minimal sekali dalam satu bulan. Dan disunnahkan juga membaca ta‘qib shalat Shubuh.
Ketiga: Dalam suatu riwayat dikatakan: Barangsiapa yang membaca shalawat berikut sesudah shalat Shubuh dan shalat Zhuhur, pada hari Jum’at dan hari-hari yang lain, ia tidak mati sehingga ia berjumpa dengan Imam Mahdi (as); dan barangsiapa yang membacanya seratus kali, Allah akan memenuhi baginya enam puluh hajat, tiga puluh hajat dunia dan tiga puluh hajat akhirat:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, percepatlah kemenangan mereka.
Keempat: Membaca surat Ar-Rahman sesudah shalat Subuh. Dan sesudah membaca ayat Fabi-ayyi âlâi Rabbikuma tukadzdziban, ucapkan: La bi-syay-in min âlâika ukadzdzibu (tidak satu pun nikmat-Mu ya Rabbi yang aku dustakan).
Kelima: sesudah shalat Subuh, membaca surat Al-Ikhlash (100 kali), shalawat (100 kali), Istighfar (100 kali), surat An-Nisa’, surat Hud, surat Al-Kahfi, surat Ash-Shaffat, dan surat Ar-Rahman.
Keenam: Membaca surat Al-Ahqaf dan surat Al-Mukminun.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Ahqaf setiap malam Jum’at dan hari Jum’at, Allah tidak menimpakan padanya hal-hal yang menakutkan dalam kehidupan dunia, dan Ia mengamankannya dari ketakutan pada hari kiamat, insya Allah.”
Ia juga mengatakan: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Mukminun pada setiap hari Jum’at, Allah menutupnya dengan kebahagiaan, dan menyiapkan rumah di surga Firdaus yang paling tinggi bersama para Nabi dan Rasul.”
Ketujuh: Berdoa yang diawali dengan membaca surat Al-Kafirun (10 kali) sebelum matahari terbit, agar doanya diijabah.
Kedelapan: Mandi sunnah.
Nabi saw bersabda kepada Imam Ali (as): “Wahai Ali, mandi sunnahlah kamu setiap hari Jum’at walaupun kamu harus membeli air, karena tidak ada amalan sunnah yang lebih mulia darinya.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Barangsiapa yang mandi sunnah pada hari Jum’at, kemudian membaca doa berikut, ia disucikan dari dosa-dosanya dari hari Jum’at ke hari Jum’at berikutnya, atau amal-amalnya diterima dan disucikan secara spritual:
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَـهَ إلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَاجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِي مِنَ المُتَطَهِّرِيْنَ.
Aku bersaksi tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan rasul-Nya. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, jadikan aku tergolong kepada orang-orang yang bertaubat, dan jadikan aku termasuk kepada orang-orang berusaha suci.
Waktu mandi sunnah ini dari terbit fajar sampai matahari tergelincir. Yang paling utama adalah menjelang matahari tergelincir.
Kesembilan: Mencukur kumis dan memotong kuku, memulai dari jari kelingking kiri dan diakhiri di kelingking kanan, kemudian potongan kuku itu ditanam. Dan ketika mencukur kumis atau memotong kuku hendaknya membaca doa:
بِسْمِ اللّهِ وَبِاللّهِ وَِعَلَى سُنَّةِ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ
Dengan nama Allah, dengan Allah dan pada sunnah Muhammad dan keluarga Muhammad.
Kesepuluh: Memakai wewangian dan pakaian yang bagus.
Kesebelas: Bersedekah. Bersedekah pada hari Jum’at dan malam Jum’at nilainya seribu kali lipat dari waktu-waktu yang lain.
Kedua belas: Memberi belanja lebih kepada keluarganya supaya dapat membeli buah-buahan dan daging, agar pada hari Jum’at mereka bahagia.
Ketiga belas: Memakan buah delima sebelum matahari tergelincir
Imam Musa Al-Kazhim (as) berkata: “Barangsiapa yang memakan satu buah delima pada hari Jum’at, Allah menyinari hatinya selama empat puluh hari; jika ia makan dua buah, delapan puluh hari; jika makan tiga buah, seratus dua puluh hari; ia dijauhkan dari bisikan setan; dan orang yang dijauhkan dari bisikan setan, ia tidak bermaksiat kepada Allah; orang yang tidak bermaksiat kepada Allah, ia akan masuk ke surga.”
Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa makan buah delima pada hari Jum’at memiliki banyak keutamaan.
Keempat belas: Mengosongkan kegiatan termasuk belajar agama, tidak membelanjakan harta untuk jalan-jalan, bertani; tidak berkumpul dengan orang-orang yang berbuat kehinaan, tidak menceriterakan aib orang lain, tidak tenggelam dalam tertawa dan terbahak-bahak, dan semaksimal mungkin menghindari perbuatan yang batil.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Dibencilah seorang muslim yang belum membelanjakan hartanya seminggu sebelum hari Jum’at untuk belajar agama, dan tidak mengosongkan pada hari itu untuk belajar agama.”
Nabi saw bersabda: “Jika kalian melihat seorang guru pada hari Jum’at mengajarkan pada manusia tentang tarikh kekafiran dan jahiliyah, maka lempari kepalanya dengan batu.”
Kelima belas: Membaca shalawat seribu kali.
Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata: “Tidak ada ibadah yang paling aku cintai pada hari Jum’at dari bershalawat kepada Muhammad dan keluarganya yang suci.”
Dalam suatu riwayat dikatakan: “Bershalawat kepada Muhammad dan keluarganya antara Zuhur dan Ashar nilanya berbanding dengan tujuh puluh kali haji.”
Keenam belas: Ziarah kepada Nabi saw dan para Imam suci (as).
Ketujuh belas: Ziarah ke kuburan mukminin khususnya kedua orang tua.
Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata: Ziarahlah kalian ke kuburan pada hari Jum’at, karena mereka mengetahui orang yang datang kepada mereka dan mereka bahagia.”
Kedelapan belas: Membaca doa Nudbah.
Kesembilan belas: Pada hari Jum’at banyak sekali shalat sunnah selain sunnah nafilah Jum’at yang dua puluh rakaat. Menurut riwayat yang masyhur: enam rakaat sesudah terbit matahari, enam rakaat sekitar waktu dhuha, enam rakaat sebelum matahari tergelincir, dua rakaat sesudah matahari tergelincir sebelum shalat fardhu. Atau shalat sunnah enam rakaat sesudah shalat Jum’at atau Zuhur, ini disebutkan dalam kitab-kitab fiqih.
Atau shalat sunnah sebagaimana yang diriwayatkan dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) dari bapak-bapaknya dari Nabi saw, beliau bersabda: “Barangsiapa yang melakukan shalat sunnah empat rakaat, setiap rakaat membaca Fatihah (10 kali), dan surat An-Nas, Al-Falaq, Al-Ikhlas, Al-Kafirun dan Al-Qadar (masing-masing 10 kali), atau ayat kursi (10 kali), dan sesudah shalat membaca istighfar (100 kali), zikir Subhanallah walHamdulillah wa lailaha illallah wallahu akbar wala hawla wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim (100 kali), dan shalawat (100 kali), Allah akan menyelamatkannya dari keburukan penghuni langit dan penghuni bumi, keburukan setan dan keburukan penguasa yang zalim.
Disarikan dari Kitab Mâfâtihul Jinân.
Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya malam Jum’at dan harinya adalah 24 jam milik Allah Azza wa Jalla. Setiap jamnya ada enam ratus ribu orang yang diselamatkan dari api neraka.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Barangsiapa yang mati di antara matahari tergelincir hari Kamis hingga matahari tergelincir hari Jum’at, Allah melindunginya dari goncangan siksa kubur.”
Imam ja’far (as) juga berkata: “Malam Jum’at dan harinya mempunyai hak, maka janganlah kamu sia-siakan kemuliaannya, mengurangi ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah dengan amal-amal shaleh, dan tinggalkan semua yang haram. Karena di dalamnya Allah swt melipatgandakan kebaikan, menghapus kejelekan, dan mengangkat derajat. Hari Jum’at sama dengan malamnya. Jika kamu mampu, hidupkan malam dan siangnya dengan doa dan shalat. Karena di dalamnya Allah mengutus para Malaikat ke langit dunia untuk melipatgandakan kebaikan dan menghapus keburukan, sesungguhnya Allah Maha Luas ampunan-Nya dan Maha Mulia.”
Dalam hadis yang mu’tabar, beliau juga berkata: “Sesungguhnya orang mukmin yang memohon hajatnya kepada Allah, Ia menunda hajat yang dimohonnya hingga hari Jum’at agar ia memperoleh keutamaan yang khusus (dilipatgandakan karena keutamaan hari Jum’at).”
Imam Ja’far (as) juga berkata: “Ketika saudara Yusus meminta kepada Ya’qub agar ia memohonkan ampunan bagi mereka, ia berkata, Tuhanku akan mengampunimu. Kemudian ia mengakhirkan istighfarnya hingga dini hari malam Jum’at agar permohonannya diijabah.”
Imam Ja’far (as) berkata: “Jika datang malam Jum’at semua binatang laut dan binatang darat mengangkat kepalanya seraya memanggil dengan bahasanya masing-masing: Wahai Tuhan kami, jangan siksa kami karena dosa-dosa anak cucu Adam.”
Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata: “Allah swt memerintahkan kepada Malaikat agar menyeru pada setiap malam Jum’at dari bawah Arasy dari awal malam hingga akhir malam: Tidak ada seorang pun hamba mukmin yang berdoa kepada-Ku untuk keperluan akhirat dan dunianya sebelum terbit fajar kecuali Aku mengijabahnya, tidak ada seorang pun mukmin yang bertaubat kepada-Ku dari dosa-dosanya sebelum terbit fajar kecuali Aku menerima taubatnya, tidak seorang pun mukmin yang sedikit rizkinya lalu ia memohon kepada-Ku tambahan rizkinya sebelum terbit fajar kecuali Aku menambah dan meluaskan rizkinya, tidak ada seorang pun hamba mukmin yang sedang sakit lalu ia memohon kepada-Ku untuk kesembuhannya sebelum terbit fajar kecuali Aku memberikan kesembuhan, tidak seorang hamba mukmin yang sedang kesulitan dan men derita lalu ia memohon kepada-Ku agar dihilangkan kesulitannya sebelum terbit fajar kecuali Aku menghi-langkannya dan menampakkan jalannya, tidak ada seorang pun hamba yang dizalimi lalu ia memohon kepada-Ku agar Aku mengambil kezalimannya sebelum terbit fajar kecuali Aku menolongnya dan mengambil kezalimannya; Malaikat terus-menerus berseru hingga terbit fajar.”
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (as) berkata: “Sesungguhnya Allah swt memilih Jum’at, lalu menjadikan harinya sebagai hari raya, dan memilih malamnya menjadi malam hari raya. Di antara keutamaannya adalah, orang yang momohon hajatnya kepada Allah Azza wa Jalla pada hari Jum’at Allah mengijabahnya, suatu bangsa yang pantas menerima azab lalu mereka memohon pada malam dan hari Jum’at Allah menyelamatkan mereka darinya, tidak ada sesuatu pun yang Allah tentukan dan utamakan kecuali Ia menentukannya pada malam Jum’at. Karena itu, malam Jum’at adalah malam yang paling utama, dan harinya adalah hari yang paling utama.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “ Jauhilah maksiat pada malam Jum’at, karena pada malam itu keburukan dilipatgandakan dan kebaikan dilipatgandakan. Baransiapa yang meninggalkan maksiat kepada Allah pada malam Jum’at Allah mengampuni semua dosa yang lalu, dan barangsiapa yang menampakkan kemaksiatan kepada Allah pada malam Jum’at Allah menyiksanya dengan semua amal yang ia lakukan sepanjang umurnya dan melipatgandakan siksa padanya akibat maksiat itu.”
Imam Ar-Ridha (as) berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya hari Jum’at adalah penghulu semua hari, di dalamnya Allah azza wa jalla melipatgandakan kebaikan, menghapus keburukan, mengangkat derajat, mengijabah doa, menghilangkan duka, dan menunaikan hajat-hajat yang besar. Hari Jum’at adalah hari Allah menambah orang-orang yang dibebaskan dari neraka. Tidak ada seorang pun manusia yang memohon perlindungan di dalamnya dan ia mengenal hak-Nya dan yang diharamkan-Nya, kecuali Allah berhak membebaskan dan menyelamatkan ia dari neraka. Jika ia mati pada hari Jum’at atau malamnya, ia mati syahid dan membangkitkan dari kuburnya dalam keadaan aman; tidak ada seorang pun yang meremehkan apa yang diharamkan oleh Allah dan menyia-nyiakan hak-Nya, kecuali Allah berhak mencampakkannya ke dalam neraka Jahannam kecuali ia bertaubat.”
Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata: “Tidak ada terbit matahari yang lebih utama dari hari Jum’at, dan sesungguhnya pembicaraan burung pun jika ia berjumpa dengan yang lain pada hari ini, ia mengucapkan salam, salam kebaikan dan kedamaian.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Jika kalian memasuki hari Jum’at, maka janganlah kalian disibukkan oleh sesuatu selain ibadah, karena hari itu adalah hari pengampunan bagi hanba-hamba Allah; pada hari Jum’at dan malamnya Allah menurunkan kepada mereka rahmat dan karunia lebih banyak dari pada yang mengambilnya dalam waktu yang singkat ini.”
Amalan malam Jum’at
Amalan pada malam Jum’at banyak sekali, antara lain:
Pertama: memperbanyak membaca tasbih, tahmid, takbir, tahlil dan shalawat kepada Nabi saw dan keluarganya. Karena dalam hadis dikatakan bahwa malam Jum’at adalan malam yang mulia dan harinya adalah hari cahaya. Dalam hadis dikatakan, paling sedikitnya membaca shalawat 100 kali, lebih banyak lebih utama.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Sesungguhnya membaca shalawat kepada Muhammad dan keluarganya pada malam Jum’at, nilainya berbanding dengan seribu kebaikan, dihapuskan seribu dosa, dan ditinggikan seribu derajat. Disunnahkan membaca shalawat kepada Muhammad dan keluarganya sesudah shalat Ashar pada hari Kamis sampai akhir siang hari Jum’at.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Jika datang waktu Ashar hari Kamis, para Malaikat turun dari langit dengan membawa pena-pena dari emas dan kertas dari perak, mereka tidak mencatatnya kecuali shalawat kepada Muhammad dan keluarganya.”
Syeikh Ath-Thusi (ra) berkata: Pada hari Kamis sesudah shalat Ashar disunnahkan membaca shalawat kepada Nabi saw dan keluarganya seribu kali, dan disunnahkan membaca shalawat berikut:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَعَجِّلْ فَرَجَهُمْ وَأَهْلِكْ عَدُوَّهُمْ مِنَ الْجِنِّ وَاْلاِنْسِ مِنَ اْلاَوَّلِيْنَ وَاْلاَخِرِيْنَ.
Allahumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, wa ‘ajjil farajahum, wa ahlik ‘aduwwahum minal jinni wal insi minal awwalina wal akhirina.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, percepatlah kemenangan mereka, dan hancurkan musuh-musuh mereka dari jin dan manusia dari dahulu sampai akhir zaman.
Dan membaca istighfar berikut:
اَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذي لاَ اِلَهَ إلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَاَتُوبُ اِلَيْهِ تَوْبَةَ عَبْدٍ خَاضِعٍ مِسْكِيْنٍ مُسْتَكِيْنٍ لاَ يَسْتَطِيْعُ لِنَفْسِهِ صَرْفاً وَلاَ عَدْلاً وَلاَ نَفْعاً وَلاَ ضَرّاً وَلاَ حَيَاةً وَلاَ مَوْتاً وَلاَ نُشُوراً وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعِتْرَتِهِ الطَّيِّبينَ الطَّاهِرِينَ اْلاَخْيَارِ اْلاَبْرَارِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً.
Astaghfirullâhalladzi la ilâha illâ Huwal Hayyul Qayyum wa atubu ilayhi tawbata ‘abdin khâdhi‘in, miskînin mustakîn, lâ yastathî‘u linafsihi sharfan walâ ‘adlâ, walâ naf‘an walâ dharrâ, walâ hayâtan walâ mawtan walâ nusyurâ, wa shallallâhu ‘alâ Muhammadin wa ‘itratihi ath-thayyibînath thâhirîn, al-akhyâril abrâr, wa sallama taslîmâ.
Aku mohon ampun kepada Allah Yang tiada Tuhan kecuali Dia Yang Hidup dan Mengawasi, aku bertaubat kepada-Nya taubat seorang hamba yang rendah, hina dan miskin; yang dirinya tak mampu berupaya dan berbuat keadilan, tak mampu memberi manfaat dan mudharrat, tak mampu hidup, mati dan hidup kembali. Semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada Muhammad dan keluarganya yang suci dan baik, yang pilihan dan benar.
Kedua: Membaca surat Bani Israil, surat Al-Kahfi, surat An-Naml, surat Asy-Syu’ara’, surat Al-Qashash, surat As-Sajdah, surat Yasin, surat Shad, surat Al-Ahqaf, surat Al-Waqi‘ah, surat Fushshilat, surat Ad-Dukhkhan, surat Ath-Thur, surat Iqtarabat, dan surat Al-Jumu’ah. Jika tidak cukup waktu untuk membaca semua, maka pilihlah surat Al-Waqi’ah dan surat-surat sebelumnya. Karena Imam Ja’far (as) berkata:
“Barangsiapa yang membaca surat Bani Israil setiap malam Jum’at, ia tidak mati sehingga berjumpa dengan Imam Mahdi (as) dan ia akan menjadi bagian dari sahabat-sahabatnya.”
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada setiap malam Jum’at, ia tidak mati kecuali ia mati syahid, dan Allah membangkitnya bersama para syuhada’, dan menunggu pada hari kiamat bersama para syuhada’.”
“Barangsiapa yang membaca tiga surat yang dimulai dengan Tha-sin (An-Naml, Asy-Syu`ara’, Al-Qashash) pada malam Jum’at, ia menjadi bagian dari kekasih-kekasih Allah dan berada di dekat Allah; dan di dunia ia tidak akan ditimpa keputus-asaan selamanya; di akhirat akan dikaruniai surga sehingga ia bahagia di atas bahagia, diberi pasangan seribu bidadari.”
“Barangsiapa yang membaca surat As-Sajdah pada setiap malam Jum’at, Allah akan memberikan kepadanya catatan amalnya di tangan kanannya, dan tidak dihisab sebagaimana mestinya, dan ia menjadi kekasih Muhammad dan keluarganya (as).”
Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata:“Barangsiapa yang membaca surat Shad pada malam Jum’at, ia akan dikaruniai kebaikan dunia dan akhirat yang tidak diberikan kepada seorang pun manusia kecuali Nabi dan Rasul atau Malaikat muqarrabin, Allah memasukkannya ke surga, yang tidak diberikan kepada semua orang yang mencintai Ahlul bait (as) sekalipun pembantu mereka yang selalu berkhidmat kepada mereka kecuali ia sampai ke tingkat dianggap keluarga mereka dan mendapat syafaat mereka.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Ahqaf pada malam Jum’at atau hari Jum’at, Allah tidak menimpakan kepadanya hal-hal yang menakutkan dalam kehidupan dunia dan mengamankannya dari ketakutan pada hari kiamat.”
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah pada setiap malam Jum’at, Allah swt mencintainya, dan Ia menjadikan semua manusia mencintainya. Di dunia ia diselamatkan dari keputus-asaan, kefakiran, kebutuhan, dan penyakit-penyakit dunia; selain itu ia menjadi kekasih Amirul mukminin (as), dan surat ini adalah surat Amirul mukminin (as).”
Dalam suatu riwayat dikatakan:“Barangsiapa yang membaca surat Al-Jumu`ah setiap malam Jum’at, maka ia akan menjadi penghapus dosa-dosanya antara Jum’at ke Jum’at.”
Ketahuilah, bahwa shalat-shalat sunnah pada malam Jum’at banyak sekali, antara lain adalah shalat Amirul mukminin (as), yang antara lain adalah shalat dua rakaat, setiap rakaat sesudah Fatihah membaca Al-Zalzalah (lima kali). Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa orang yang melakukan shalat ini, Allah akan mengamankannya dari azab kubur dan segala yang menakutkan pada hari kiamat.
Ketiga: Membaca surat Al-Jumu‘ah dalam rakaat pertama shalat Maghrib dan Isya’, dan membaca surat Al-Ikhlash dalam rakaat kedua pada shalat Maghrib dan surat Al-A‘la pada shalat Isya’.
Keempat: Meninggalkan bacaan syair.
Dalam riwayat yang shahih dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bahwa makruh hukumnya membaca syair bagi orang yang berpuasa, pada bulan Muharram, di makam suci, dan pada malam Jum’at dan hari Jum’at. Perawinya bertanya:walaupun syair itu isinya tentang kebenaran? Imam menjawab: Walaupun tentang kebenaran.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bahwa Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang melantunkan syair pada malam Jum’at atau hari Jum’at, maka ia tidak memperoleh bagian dari pahala malam Jum’at dan harinya.” Dalam riwayat yang lain: Shalatnya pada malam dan hari itu tidak diterima.
Kelima: Memperbanyak mendoakan saudara-saudaranya yang beriman sebagaimana yang dilakukan oleh Fatimah Az-Zahra’ (as). Jika mendoakan sepuluh orang yang telah meninggal, maka wajib baginya surga, sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis.
Keenam: Membaca doa-doa yang ma’tsur, yang antara lain bersumber dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (as), beliau berkata: “Barangsiapa yang membaca doa berikut tujuh kali pada malam Jum’at dalam sujud yang terakhir dalam shalat sunnah nafilah Isya’, ia akan diampuni dosa-dosanya. Dan yang paling utama doa ini dibaca secara berulang-ulang setiap malam:
اَللَّهُمَّ اِنّي أَسْأَلُكَ بِوَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَاسْمِكَ الْعَظِيْمِ اَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّد وَآلِهِ وَاَنْ تَغْفِرَ لِي ذَنْبِيَ الْعَظِيْمَ.
Allâhumma inni as-aluka biwajhikal karîmi, wasmikal ‘azhîmi, an tushalliya `alâ Muhammadin wa âlihi, wa an taghfiralî dzanbil `azhim(i).
Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu dengan wajah-Mu yang mulia dan dengan nama-Mu yang agung, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, dan ampuni dosaku yang besar.
Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca doa berikut tujuh kali pada malam Jum’at, kemudian ia mati pada malam itu, ia akan masuk ke surga; barangsiapa yang membacanya pada hari Jum’at, lalu ia mati pada hari itu, maka ia akan masuk ke surga”:
اَللَّهُمَّ اَنْتَ رَبّي لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ خَلَقْتَنِي وَاَنَا عَبْدُكَ وَابْنُ اَمَتِكَ وَفِي قَبْضَتِكَ وَنَاصِيَتِي بِيَدِكَ اَمْسَيْتُ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْـتَطَعْتُ اَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ شَـرِّ مَا صَنَعْتُ اَبُوءُ بِنِعْمَتِكَ وَاَبُوءُ بِذُنُوبِى فَاغْفِرْ لِى ذُنُوبِى اِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلاَّ اَنْتَ .
Allâhumma Anta Rabbi lâila illâ Anta khalaqtanî, wa ana ‘abduka wabnu amatika wa fi qabdhatika wa nâshiyati biyadika. Amsaytu ‘alâ ‘ahdika wa wa‘dika mastatha‘tu, a‘uzdu biridhaka min syarri mâ shana‘tu, abûu bini‘matika wa abûu bidzunûbî, faghfirlî dzunûbî innahu lâ yaghfirudz dzunûba illâ Anta.
Ya Allah, Engkaulah Tuhanku tiada Tuhan kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu putera hamba-Mu berada dalam genggaman-Mu dan nasibku berada di tangan-Mu. Aku memasuki petang ini atas perjanjian kepada-Mu sesuai dengan kemampuanku, aku berlindung dengan ridha-Mu dari keburukan perbuatanku, aku kembali kepada-Mu dengan nikmat-Mu dan aku kembali kepada-Mu dengan membawa dosa-dosaku, maka ampuni dosa-dosaku, karena tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.
Syeikh Ath-Thusi mengatakan, disunnahkan juga membaca doa berikut pada malam Jum’at, hari Jum’at, dan malam Arafah:
اَللَّهُمَّ مَنْ تَعَبَّأَ وَتَهَيّأَ وَاَعَدَّ وَاسْتَعَدَّ لِوِفَادَة اِلَى مَخْلُوقٍ رَجَاءَ رِفْدِهِ وَطَلَبَ نَائِلِهِ وَجَائِزَتِهِ.
Allâhumma man ta‘abbaa wa tahayyaa wa a‘adda wasta‘adda liwifadati ilâ makhlûqin rajâa rifdihi wa thalaba nâilihi wa jâizatihi.
Ya Allah, wahai Yang Bersedia dan Mempersiapkan diri-Nya untuk datang kepada makhluk yang mengdambakan kedatangan-Nya, dan mengharap karunia dan pengam-punan-Nya.
فَاِلَيْكَ يَا رَبِّ تَعْبِيَتِى وَاسْتِعْدَادِي رَجَاءَ عَفْوِكَ وَطَلَبَ نَائِلِكَ وَجَائِزَتِكَ فَلاَ تُخَيِّبْ دُعَائِي يَا مَنْ لاَ يَخِيْبُ عَلَيْهِ سَائِلٌ وَلاَ يَنْقُصُهُ نَائِلٌ.
Failayka yâ Rabbi ta‘biyatî wasti‘dâtî rajâa ‘afwika wa thalaba nâilihi wa jâizatihi, falâ tukhayyib du‘âî yâ man lâ yakhîbu ‘alayhi sâilun walâ yanqushuhu nâilun.
Kepada-Mu ya Rabbi, aku persiapkan diriku untuk mengharap ampunan-Mu, dan memperoleh karunia dan ampunan dari-Mu, maka jangan sia-siakan doaku wahai Yang tidak pernah menyia-nyiakan orang yang bermohon dan tidak berkurang karena orang yang memperolehnya.
فَاِنّي لَمْ آتِكَ ثِقَةً بِعَمَلٍ صَالِحٍ عَمِلْتُهُ وَلاَ لِوِفَادَةِ مَخْلُوقٍ رَجَوْتُهُ اَتَيْتُكَ مُقِرّاً عَلَى نَفْسي بِاْلاِسَاءَةِ وَالظُّلْمِ مُعْتَرِفاً بِاَنْ لاَ حُجَّةَ لِي وَلاَ عُذْرَ
Fainnî lam âtika tsiqatan bi‘amalin shâlihin ‘amiltuhu walâ liwifâdati makhlûqin rajautuhu, âtaytuka muqirran ‘ala nafsî bil-isâati wazh-zhulmi mu‘tarifan bian lâ hujjatalî walâ ‘udzra.
Aku datang kepada-Mu bukan karena percaya pada amal baik yang kulakukan, bukan karena Engkau siap datang pada makhluk yang mengharapkan, tetapi aku datang kepada-Mu karena pengakuan atas kesalahan dan kezalimanku pada diriku, dan pengakuan bahwa tidak ada lagi hujjah dan alasan bagiku.
اَتَيْتُكَ اَرْجُو عَظِيمَ عَفْوِكَ الَّذِى عَفَوْتَ بِهِ عَنِ الْخَاطِئِيْنَ فَلَمْ يَمْنَعْكَ طُولُ عُكُوفِهِمْ عَلَى عَظِيْمِ الْجُرْمِ اَنْ عُدْتَ عَلَيْهِمْ بِالرَّحْمَةِ
Ataytuka arjû ‘azhima ‘afwika alladzi ‘afawta bihi ‘anil khâthiîna, falam yamna‘ka thûlu ‘ukûfihim ‘ala ‘azhîmil jurmi an ‘udta ‘alayhim bir-rahmah.
Aku datang kepada-Mu karena mengharap maaf-Mu yang besar, dengannya Kau maafkan orang-orang yang bersalah, dan besarnya kezaliman mereka tidak menghalangi-Mu untuk menyayangi mereka.
فَيَا مَنْ رَحْمَتُهُ وَاسِعَةٌ وَعَفْوُهُ عَظِيْمٌ يَا عَظِيْمُ يَا عَظِيْمُ يَا عَظِيْمُ لاَ يَرُدُّ غَضَبَكَ إلاَّ حِلْمُكَ وَلاَ يُنْجِي مِنْ سَخَطِكَ إلاَّ التَّضَرُّعُ اِلَيْكَ
Fa yâ man rahmatuhu wâsi‘ah, wa ‘afwuhu ‘azhîmah, yâ ‘Azhimu yâ ‘Azhimu yâ ‘Azhimu lâ yaruddu ghadhabaka illâ hilmuka, walâ yunjî min sakhathika illât tadharru‘a ilayka.
Wahai Yang luas rahmat-Nya dan besar ampunan-Nya, wahai Yang Maha Agung, wahai Yang Maha Agung, wahai Yang Maha Agung, tak akan ada yang mampu menolak marah-Mu kecuali santun-Mu, tak akan terselamatkan dari murka-Mu kecuali menghampiri-Mu.
فَهَبْ لِي يَا اِلَهِي فَرَجاً بِالْقُدْرَةِ الَّتِي تُحْيِي بِهَا مَيْتَ الْبِلاَدِ وَلاَ تُهْلِكْنِي غَمّاً حَتَّى تَسْتَجِيْبَ لِي وَتُعَرِّفَـنِِي اْلاِجَابَةَ فِي دُعَائِي وَاَذِقْـنِي طَعْمَ الْعَافِيَةِ إلَى مُنَتَهَى اَجَلِي وَلاَ تُشْمِتْ بِي عَدُوِّى وَلاَ تُسَلِّطْهُ عَلَيَّ وَلاَ تُمَكِّنْهُ مِنْ عُنُقِي
Fahablî yâ Ilâhî farajan bil qudratil latî tuhyî biha maytal bilâdi, walâ tuhliknî ghamman hattâ tastajîbalî, wa tu‘arrifanîl ijâbata fi du‘âî, wa adziqnî tha‘mal ‘âfiyati ilâ muntahâ ajalî, walâ tusymitbî ‘aduwwî, walâ tusallith ‘alayya, walâ tumakkinhu min ‘unuqî.
Karena itu, ya Ilahi, karuniakan padaku kebahagiaan dengan kekuasaan-Mu, dengannya Kau hidupkan kematian negeri, jangan binasakan aku karena penderitaan sehingga Kau perkenankan doaku dan Kau perkenalkan padaku ijabah doaku. Karuniakan padaku kelezatan keselamatan sampai akhir ajalku, dan jangan biarkan musuhku menghan-curkanku, menguasaiku dan membelengguku.
اَللَّهُمَّ اِنْ وَضَعْتَنِي فَمَنْ ذَا الَّذِي يَرْفَعُنِي وَاِنْ رَفَعْتَنِي فَمَنْ ذَا الَّذِي يَضَعُنِي وَاِنْ اَهْلَكْتَنِي فَمَنْ ذَا الَّذِي يَعْرِضُ لَكَ فِي عَبْدِكَ اَوْ يَسْأَلُكَ عَنْ اَمْرِهِ وَقَدْ عَلِمْتُ اَنَّهُ لَيْسَ فِى حُكْمِكَ ظُلْمٌ وَلاَ فِى نَقَمَتِكَ عَجَلَةٌ وَاِنَّمَا يَعْجَلُ مَنْ يَخَافُ الْفَوْتَ وَاِنَّمَا يَحْتَاجُ اِلَى الظُّلْمِ الضَّعِيفُ وَقَدْ تَعَالَيْتَ يَا اِلَهِى عَنْ ذَلِكَ عُلُوّاً كَبِيْراً.
Allâhumma in wadha‘tanî famandzal ladzî yarfa‘unî, wain rafa‘ta famandzal ladzî yadha‘unî, wain ahlaktanî famandzal ladzî ya‘ridhu laka fi ‘abdika aw yas-aluka ‘an amrihi, wa qad ‘alimtu annahu laysa fi hukmika zhulmun walâ fi niqmatika ‘ajalun, wa innama ya‘jalu man yakhâful fawta, wa innama yahtâju ilâzh zhulmizh zha‘îfu, wa qad ta‘âlayta yâ Ilâhi ‘an dzâlika ‘uluwwan kabîrâ.
Ya Allah, jika Kau hinakan aku, siapa lagi yang mampu memuliakan aku; jika Kau muliakan aku, siapa lagi yang akan mampu menghinakan aku; jika Kau binasakan aku, siapa lagi yang mampu menghalangi-Mu atau siapa yang akan memohon pada-Mu tentang persoalannya. Sungguh, aku tahu tidak ada kezaliman dalam hukum-Mu, tidak ada yang tergesa-gesa dalam siksaan-Mu. Karena keterge-sagesaan itu hanya terjadi pada orang takut ketinggalan, dan butuh pada kezaliman yang lemah. Sementara Engkau ya Ilahi benar-benar Maha Mulia dari semua itu.
اَللَّهُمَّ اِنّى اَعُوذُ بِكَ فَاَعِـذْنِى، وَاَسْتَجِيْرُ بِكَ فَاَجِرْنِى، وَاَسْتَرْزِقُكَ فَارْزُقْـنِى، وَاَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ فَاكْفِنِى، وَاَستَنْصِرُكَ عَلَى عَدُوِّى فَانْصُرْنِى، وَاَسْتَعِيْنُ بِكَ فَاَعِـنِّى، وَاَسْتَغْفِرُكَ يَا اِلَهِى فَاغْفِرْ لِى آمِيْنَ آمِيْنَ آمِيْنَ
Allâhumma innî a‘ûdzu bika fa-a‘idznî, wa astajîru bika fa-ajirnî, wa astarziquka farzuqnî, wa atawakkalu ‘alayka fakfinî, wa astanshiruka ‘ala ‘aduwwî fanshurnî, wa asta‘înu bika fa-a‘innî, wa astaghfiruka yâ Ilâhî faghfirlî âmin âmin âmin.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu, maka lindungi aku; aku memohon keselamatan pada-Mu, maka selamatkan aku; aku memohon rizki pada-Mu, maka berilah aku rizki; aku bertawakkal kepada-Mu, maka cukupi aku; aku memohon pertolongan kepada-Mu atas musuhku, maka tolonglah aku; aku memohon bantuan kepada-Mu, maka bantulah aku; aku memohon ampunan kepada-Mu ya Ilahi, maka ampuni aku, amin amin amin.
Ketujuh: Membaca doa Kumail.
Kedelapan: Membaca doa sebagaimana yang dibaca pada malam Arafah, yaitu:
اَللَّهُمَّ يَا شَاهِدَ كُلِّ نَجْوَى ….
Ya Allah, wahai Yang Menyaksikan setiap jeritan …
(Doa ini terdapat dalam buku Adab Wuquf di Arafah)
Kesembilan: Membaca (10 kali):
يا دائِمَ الْفَضْلِ عَلى الْبَريِّةِ يا باسِطَ الْيَدَيْنِ بِالْعَطِيَّةِ يا صاحِبَ الْمَواهِبِ السَّنِيَّةِ صَلِّ عَلى مُحَمِّد وَآلِهِ خَيْرِ الْوَرىْ سَجِيَّةً وَاغْفِرْ لَنا يا ذَا الْعُلى فى هذِهِ الْعَشِيَّةِ
Kesepuluh: Makan buah delima sebagaimana yang dilakukan oleh Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) pada setiap malam Jum’at. Dan yang paling baik adalah menjelang tidur. Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa orang yang makan buah delima menjelang tidur, ia akan diamankan dirinya sampai pagi hari.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: Barangsiapa yang membaca zikir berikut (100 kali) antara shalat sunnah nafilah dan shalat Shubuh, Allah membangunkan baginya rumah di surga:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ اَسْتَغْفِرُ اللهَ رَبِّى وَاَتُوبُ اِلَيْهِ
Disunnahkan membaca doa berikut pada malam Jum’at waktu dini hari:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِهِ وَهَبْ لِيَ الْغَدَاةَ رِضَاكَ، وَاَسْكِنْ قَلْبِى خَوْفَكَ، وَاقْطَعْهُ عَمَّنْ سِوَاكَ حَتَّى لاَ اَرْجُوَ وَلاَ اَخَافَ إلاَّ إِيَّاكَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِهِ وَهَبْ لِى ثَبَاتَ الْيَقِيْنِ، وَمَحْضَ اْلاِخْلاَصِ، وَشَرَفَ التَّوْحِيْدِ، وَدَوَامَ اْلاِسْتِقاَمَةِ، وَمَعْدِنَ الصِّبْرِ، والرِّضَا بِالْقَضَاءِ وَالْقَدَرِ، يَا قَاضِيَ حَوَائِجِ السَّائِلِيْنَ، يَا مَنْ يَعْلَمُ مَا فِي ضَمِيْرِ الصَّامِتِيْنَ، صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ، وَاسْتَجِبْ دُعَائِى، وَاغْفِرْ ذَنْبِى، وَاَوْسِعْ رِزْقِي، وَاقْضِ حَوَائِجِي فِي نَفْسِي وَاِخْوَانِي فِي دِيْنِي وَاَهْلِي.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, pagi ini karuniakan padaku ridha-Mu, tanamkan ke dalam hatiku rasa takut kepada-Mu, dan lepaskan hatiku dari selain-Mu sehingga aku tidak berharap dan tidak takut kecuali kepada-Mu.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, karuniakan padaku kekuatan keyakinan, ketulusan ikhlas, kemuliaan tauhid, kelangsungan istiqamah, keagungan kesabaran, dan ridha pada ketentuan dan takdir-Mu wahai Yang Memenuhi hajat orang-orang yang memohon, wahai Yang Mengetahui apa yang tersimpan dalam hati orang-orang yang diam.
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, perkenankan doaku, ampuni dosaku, luaskan rizkiku, penuhi hajat-hajatku untuk diriku, saudara-saudaraku seagama dan keluargaku.
اِلَهِي طُمُوحُ اْلاَمَالِ قَدْ خَابَتْ إلاَّ لَدَيْكَ، وَمَعَاكِفُ الْهِمَمِ قَدْ تَعَطَّلَتْ إلاَّ عَلَيْكَ، وَمَذَاهِبُ الْعُقُولِ قَدْ سَمَتْ إلاَّ اِلَيْكَ، فَاَنْتَ الَّرجَاءُ وَاِلَيْكَ الْمُلْتَجَأُ، يَا اَكْرَمَ مَقْصُودٍ وَاَجْوَدَ مَسْؤُولٍ، هَرَبْتُ اِلَيْكَ بِنَفْسِى يَا مَلْجَاَ الْهَارِبِيْنَ بِاَثْقَالِ الذُّنُوبِ اَحْمِلُهَا عَلَى ظَهْرِى. لاَ اَجِدُ لِى اِلَيْكَ شَافِعاً سِوَى مَعْرِفَتِي بِاَنَّكَ اَقْرَبُ مَنْ رَجَاهُ الطَّالِبُونَ، وَاَمَّلَ مَالَدَيْهِ الرَّاغِبُونَ، يَا مَنْ فَتَقَ الْعُقُولَ بِمَعْرِفَتِهِ، وَاَطْلَقَ الاَلْسُنَ بِحَمْدِهِ، وَجَعَلَ مَا امْتَنَّ بِهِ عَلَى عِبَادِهِ فِي كِفَاءٍ لِتَاْدِيَةِ حَقِّهِ، صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وآلِهِ، وَلاَ تَجْعَلْ لِلشَّيْطَانِ عَلَى عَقْلِى سَبِيْلاً، وَلاَ لِلْبَاطِلِ عَلَى عَمَلِى دَلِيْلاً.
Ilahi, sia-sialah keinginan yang besar kecuali pada apa yang ada di sisi-Mu
Sia-sialah harapan yang besar kecuali kepada-Mu
Sia-sialah semua mazhab pemikiran kecuali yang ditujukan kepada-Mu
Engkaulah harapanku, kepada-Mu aku bersandar
Wahai Tujuan yang paling mulia, dan Yang Paling Dermawan dari semua yang dimohon.
Aku lari kepada-Mu wahai Tempat Berlindung orang-orang yang lari karena beratnya dosa-dosa yang dipikul di pundaknya.
Tidak kudapatkan penolong menuju-Mu kecuali makrifatku bahwa Engkau adalah Harapan orang-orang yang mencari, dan Cita-cita orang-orang yang berkeinginan.
Wahai Yang Membuka pikiran dengan makrifat-Nya,
Yang Diucapkan lisan dengan pujian-Nya,
Yang Menjadikan karunia-Nya mencukupi hak semua hamba-Nya.
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
Jangan jadikan setan menguasai jalan pikiranku, dan yang batil menjadi penuntun amalku.
Ketika terbit fajar hari Jum’at, maka bacalah doa:
اَصْبَحْتُ فِى ذِمَّةِ اللَّهِ وَذِمَّةِ مَلاَئِكَتِهِ وَذِمَمِ اَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ عَلَيهِمُ السَّلاَمُ وَذِمَّةِ مُحمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَذِمَمِ اْلاَوْصِيَاءِ مِنْ آلِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ آمَنْتُ بِسِرّ آلِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِمُ السَّلامُ وَعَلاَنِيَتِهِمْ وَظَاهِرِهِمْ وَبَاطِنِهِمْ وَاَشْهَدُ اَنَّهُمْ فِى عِلْمِ اللهِ وَطَاعَتِهِ كَمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ .
Ashbahtu fi dzimmatillâhi, wa dzimmati malâikatihi, wa dzimami anbiyâihi wa rusulihi (‘alayhimus salam), wa dzimmati Muhammadin (shallallâhu `alayhi wa âlihi), wa dzimamil awshiyâi min âli Muhammadin (`alayhimus salam). Amantu bisirri âli Muhammadin (`alayhimus salam) wa `alâniyatihim, wa zhâhirihim wa bâthinihim. Wa asyhadu annahum fi `ilmillâhi wa thâ`atihi ka-Muhammadin (shallallâhu `alayhi wa âlihi).
Aku memasuki pagi hari dalam perjanjian Allah, perjanjian para Malaikat-Nya, perjanjian para Nabi dan Rasul-Nya, perjanjian Muhammad saw, dan perjanjian para washinya dari keluarga Muhammad (as). Aku mempercayai keluarga Muhammad yang rahasia dan yang nampak, yang zhahir dan yang batin. Aku bersaksi bahwa mereka dalam mengenal dan mentaati Allah sama dengan pengenalan dan ketaatan Muhammad saw kepada-Nya.
Dalam suatu riwayat dikatakan: Barangsiapa yang membaca zikir berikut (tiga kali) pada hari Jum’at sebelum shalat Shubuh, ia diampuni dosa-dosanya walaupun lebih banyak dari buih di atas samudera:
اَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذي لاَ اِلَهَ إلاّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَاَتُوبُ اِلَيْهِ
Aku mohon ampun kepada Allah Yang Tiada Tuhan kecuali Dia Yang Hidup dan Mengawasi, dan aku bertaubat kepada-Nya.
Amalan hari Jum’at
Pertama: Membaca surat Al-Jumu’ah pada rakaat pertama dalam shalat Shubuh dan surat Al-Ikhlash dalam rakaat yang kedua.
Kedua: Membaca doa berikut sesudah shalat Shubuh sebelum berbicara dengan siapa pun, agar menjadi penghapus dosa-dosanya dari hari Jum’at ke Jum’at berikutnya:
اَللَّهُمَّ مَا قُلْتُ فِى جُمُعَتِى هَذِهِ مِنْ قَوْلٍ اَوْ حَلَفْتُ فِيْهَا مِنْ حَلْفٍ اَوْ نَذَرْتُ فِيْهَا مِنْ نَذْرٍ فَمَشِيَّتُكَ بَيْنَ يَدَيْ ذَلِكَ كُلِّهِ فَمَا شِئْتَ مِنْهُ اَنْ يَكُونَ كانَ وَمَا لَمْ تَشَأْ مِنْهُ لَمْ يَكُنْ، اَللَّهُمَّ اغْفـرْ لِى وَتَجَاوَزْ عَنِّى، اَللَّهُمَّ مَنْ صَلَّيْتَ عَلَيْهِ فَصَلاَتِى عَلَيْهِ وَمَنْ لَعَنْتَ فَلَعْـنَتِي عَلَيْهِ .
Allâhumma ma qultu fî jumu‘atî hadzihi min qawlin aw halaftu fîhâ min halfin aw nadzartu fîhâ min nazarin famasyiyyatuka bayna yaday dzâlika kullihi. Fama syi’ta minhu an yakûna kâna wa mâ lam tasya’ minhu lam yakun. Allâhummaghfirlî wa tajâwaz ‘annî. Allâhumma man shallayta ‘alayhi fashalatî ‘alayhi, wa man la‘anta fala‘nati ‘alayhi.
Ya Allah, pada hari Jum’at ini tidak ada satupun ucapan yang kukatakan, atau sumpah yang kuucapkan atau nazar yang kunazarkan, kecuali kehendak-Mu berada di balik semua itu, karena apa yang Engkau kehendaki pasti terjadi dan yang tidak Engkau kehendak pasti tidak akan terjadi. Ya Allah, ampuni aku dan maafkan aku. Ya Allah, pada orang yang Engkau sampaikan shalawat aku juga bershalawat kepadanya, dan pada orang yang Kau laknat aku juga melaknatnya.
Amalan ini dilakukan minimal sekali dalam satu bulan. Dan disunnahkan juga membaca ta‘qib shalat Shubuh.
Ketiga: Dalam suatu riwayat dikatakan: Barangsiapa yang membaca shalawat berikut sesudah shalat Shubuh dan shalat Zhuhur, pada hari Jum’at dan hari-hari yang lain, ia tidak mati sehingga ia berjumpa dengan Imam Mahdi (as); dan barangsiapa yang membacanya seratus kali, Allah akan memenuhi baginya enam puluh hajat, tiga puluh hajat dunia dan tiga puluh hajat akhirat:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, percepatlah kemenangan mereka.
Keempat: Membaca surat Ar-Rahman sesudah shalat Subuh. Dan sesudah membaca ayat Fabi-ayyi âlâi Rabbikuma tukadzdziban, ucapkan: La bi-syay-in min âlâika ukadzdzibu (tidak satu pun nikmat-Mu ya Rabbi yang aku dustakan).
Kelima: sesudah shalat Subuh, membaca surat Al-Ikhlash (100 kali), shalawat (100 kali), Istighfar (100 kali), surat An-Nisa’, surat Hud, surat Al-Kahfi, surat Ash-Shaffat, dan surat Ar-Rahman.
Keenam: Membaca surat Al-Ahqaf dan surat Al-Mukminun.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Ahqaf setiap malam Jum’at dan hari Jum’at, Allah tidak menimpakan padanya hal-hal yang menakutkan dalam kehidupan dunia, dan Ia mengamankannya dari ketakutan pada hari kiamat, insya Allah.”
Ia juga mengatakan: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Mukminun pada setiap hari Jum’at, Allah menutupnya dengan kebahagiaan, dan menyiapkan rumah di surga Firdaus yang paling tinggi bersama para Nabi dan Rasul.”
Ketujuh: Berdoa yang diawali dengan membaca surat Al-Kafirun (10 kali) sebelum matahari terbit, agar doanya diijabah.
Kedelapan: Mandi sunnah.
Nabi saw bersabda kepada Imam Ali (as): “Wahai Ali, mandi sunnahlah kamu setiap hari Jum’at walaupun kamu harus membeli air, karena tidak ada amalan sunnah yang lebih mulia darinya.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Barangsiapa yang mandi sunnah pada hari Jum’at, kemudian membaca doa berikut, ia disucikan dari dosa-dosanya dari hari Jum’at ke hari Jum’at berikutnya, atau amal-amalnya diterima dan disucikan secara spritual:
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَـهَ إلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَاجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِي مِنَ المُتَطَهِّرِيْنَ.
Aku bersaksi tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan rasul-Nya. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, jadikan aku tergolong kepada orang-orang yang bertaubat, dan jadikan aku termasuk kepada orang-orang berusaha suci.
Waktu mandi sunnah ini dari terbit fajar sampai matahari tergelincir. Yang paling utama adalah menjelang matahari tergelincir.
Kesembilan: Mencukur kumis dan memotong kuku, memulai dari jari kelingking kiri dan diakhiri di kelingking kanan, kemudian potongan kuku itu ditanam. Dan ketika mencukur kumis atau memotong kuku hendaknya membaca doa:
بِسْمِ اللّهِ وَبِاللّهِ وَِعَلَى سُنَّةِ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ
Dengan nama Allah, dengan Allah dan pada sunnah Muhammad dan keluarga Muhammad.
Kesepuluh: Memakai wewangian dan pakaian yang bagus.
Kesebelas: Bersedekah. Bersedekah pada hari Jum’at dan malam Jum’at nilainya seribu kali lipat dari waktu-waktu yang lain.
Kedua belas: Memberi belanja lebih kepada keluarganya supaya dapat membeli buah-buahan dan daging, agar pada hari Jum’at mereka bahagia.
Ketiga belas: Memakan buah delima sebelum matahari tergelincir
Imam Musa Al-Kazhim (as) berkata: “Barangsiapa yang memakan satu buah delima pada hari Jum’at, Allah menyinari hatinya selama empat puluh hari; jika ia makan dua buah, delapan puluh hari; jika makan tiga buah, seratus dua puluh hari; ia dijauhkan dari bisikan setan; dan orang yang dijauhkan dari bisikan setan, ia tidak bermaksiat kepada Allah; orang yang tidak bermaksiat kepada Allah, ia akan masuk ke surga.”
Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa makan buah delima pada hari Jum’at memiliki banyak keutamaan.
Keempat belas: Mengosongkan kegiatan termasuk belajar agama, tidak membelanjakan harta untuk jalan-jalan, bertani; tidak berkumpul dengan orang-orang yang berbuat kehinaan, tidak menceriterakan aib orang lain, tidak tenggelam dalam tertawa dan terbahak-bahak, dan semaksimal mungkin menghindari perbuatan yang batil.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Dibencilah seorang muslim yang belum membelanjakan hartanya seminggu sebelum hari Jum’at untuk belajar agama, dan tidak mengosongkan pada hari itu untuk belajar agama.”
Nabi saw bersabda: “Jika kalian melihat seorang guru pada hari Jum’at mengajarkan pada manusia tentang tarikh kekafiran dan jahiliyah, maka lempari kepalanya dengan batu.”
Kelima belas: Membaca shalawat seribu kali.
Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata: “Tidak ada ibadah yang paling aku cintai pada hari Jum’at dari bershalawat kepada Muhammad dan keluarganya yang suci.”
Dalam suatu riwayat dikatakan: “Bershalawat kepada Muhammad dan keluarganya antara Zuhur dan Ashar nilanya berbanding dengan tujuh puluh kali haji.”
Keenam belas: Ziarah kepada Nabi saw dan para Imam suci (as).
Ketujuh belas: Ziarah ke kuburan mukminin khususnya kedua orang tua.
Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata: Ziarahlah kalian ke kuburan pada hari Jum’at, karena mereka mengetahui orang yang datang kepada mereka dan mereka bahagia.”
Kedelapan belas: Membaca doa Nudbah.
Kesembilan belas: Pada hari Jum’at banyak sekali shalat sunnah selain sunnah nafilah Jum’at yang dua puluh rakaat. Menurut riwayat yang masyhur: enam rakaat sesudah terbit matahari, enam rakaat sekitar waktu dhuha, enam rakaat sebelum matahari tergelincir, dua rakaat sesudah matahari tergelincir sebelum shalat fardhu. Atau shalat sunnah enam rakaat sesudah shalat Jum’at atau Zuhur, ini disebutkan dalam kitab-kitab fiqih.
Atau shalat sunnah sebagaimana yang diriwayatkan dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) dari bapak-bapaknya dari Nabi saw, beliau bersabda: “Barangsiapa yang melakukan shalat sunnah empat rakaat, setiap rakaat membaca Fatihah (10 kali), dan surat An-Nas, Al-Falaq, Al-Ikhlas, Al-Kafirun dan Al-Qadar (masing-masing 10 kali), atau ayat kursi (10 kali), dan sesudah shalat membaca istighfar (100 kali), zikir Subhanallah walHamdulillah wa lailaha illallah wallahu akbar wala hawla wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim (100 kali), dan shalawat (100 kali), Allah akan menyelamatkannya dari keburukan penghuni langit dan penghuni bumi, keburukan setan dan keburukan penguasa yang zalim.
Disarikan dari Kitab Mâfâtihul Jinân.
Sabtu, 21 Januari 2012
Hadits Bulan Januari
" allohumma inni a'uudzubika min zawaali ni'matik, wa tahawwuli 'aafiyatik, wa fujaa'ati niqmatik, wa jamii'i sakhothik"
ya Allah,
sesungguhnya aq berlindung kepadamu dari hilangnya kenikmatan yang Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan , dari siksaMU yang datang secara tiba-tiba , dan dari segala kemurkaanMU (HR.Muslim no. 2739)
"Allahumma inni as'aluka 'ilman naafi'an wa rizqan thayyiban wa'amalan mutaqabbalan"
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMU ilmu yang berguna, rizqi yang baik dan amal yang baik diterima (HR. Ibnu Majah)
Kemuliaan dunia adalah kekayaan dan kemuliaan akhirat adalah ketaqwaan. Kamu, baik laki-laki maupun perempuan, kemuliaanmu adalah kekayaanmu, keutamaanmu adalah ketaqwaanmu, kedudukanmu adalah akhlakmu dan (kebanggaan) keturunanmu adalah amal perbuatanmu. (HR. Ad-Dailami).
"Bahwa surga dunia itu adalah mencintai ALLAH, mengenal ALLAH, senantiasa mengingat-Nya, tenang dan tuma'ninah ketika bermunajat kepada-Nya, menjadikan kecintaan yang hakiki hanya untuk-Nya, memiliki rasa takut yang dibarengi rasa harap kepada-Nya, senantiasa bertawaqal dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya.." Ibnul Qayyim al Jauziyyah
ya Allah,
sesungguhnya aq berlindung kepadamu dari hilangnya kenikmatan yang Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan , dari siksaMU yang datang secara tiba-tiba , dan dari segala kemurkaanMU (HR.Muslim no. 2739)
"Allahumma inni as'aluka 'ilman naafi'an wa rizqan thayyiban wa'amalan mutaqabbalan"
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMU ilmu yang berguna, rizqi yang baik dan amal yang baik diterima (HR. Ibnu Majah)
Kemuliaan dunia adalah kekayaan dan kemuliaan akhirat adalah ketaqwaan. Kamu, baik laki-laki maupun perempuan, kemuliaanmu adalah kekayaanmu, keutamaanmu adalah ketaqwaanmu, kedudukanmu adalah akhlakmu dan (kebanggaan) keturunanmu adalah amal perbuatanmu. (HR. Ad-Dailami).
"Bahwa surga dunia itu adalah mencintai ALLAH, mengenal ALLAH, senantiasa mengingat-Nya, tenang dan tuma'ninah ketika bermunajat kepada-Nya, menjadikan kecintaan yang hakiki hanya untuk-Nya, memiliki rasa takut yang dibarengi rasa harap kepada-Nya, senantiasa bertawaqal dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya.." Ibnul Qayyim al Jauziyyah
Jumat, 20 Januari 2012
Kumpulan Hadist
Hadist Tentang Menuntut Ilmu
H.R. Muslim
Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syorga.
H.R. Bukhari
“Barangsiapa melalui suatu jalan untuk mencari suatu pengetahuan (agama), Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.
HR. Ath-Thabrani
Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu.
Hadist Tentang Kiamat
HR. Shahih Al-Bukhari
diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, “Allah berfirman, ‘tiga golongan akan menjadi lawan Ku pada hari kiamat, yaitu :
1. orang yang bersumpah dengan nama-Ku, tetapi mengkhianati sumpahnya
2. orang yang menjual manusia merdeka, dan memakan hasil penjualannya.
3. orang yang memperkerjakan seseorang dan pekerjaan yang diberikan telah dikerjakan olehnya sepenuhnya, tetapi upahnya tidak dibayar.
HR. Bukhari dan Muslim
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: “Rasulullah saw. bersabda: “Hari kiamat tidak akan datang sebelum sungai Eufrat memunculkan suatu bukit emas yang menimbulkan perang, dimana setiap seratus orang akan mati sembilan puluh sembilan, dan masing-masing orang di antara mereka itu berkata: “Semoga saya yang selamat.”
Dalam sebuah riwayat dikatakan: “Sungai Eufrat nyaris memunculkan emas yang disimpannya, barangsiapa yang mendapatkannya, maka janganlah ia mengambil sesuatu daripadanya.”
HR. Muslim
Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra. bahwasanya Nabi saw. bersabda: “Nanti pada akhir zaman ada di antara pemimpin-pemimpin kalian yang menabur-naburkan uang dan tidak bisa dihitung.”
Hadist Tentang Taubat
HR. Muslim
“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kpd Allah dan memohonlah ampun kepada-Nya sesungguhnya aku bertaubat dlm sehari sebanyak 100 kali”
HR. Muslim
“Barangsiapa bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, niscaya Allah menerima taubatnya”
HR. At-Tirmidzi
“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, selama (nyawanya) belum sampai di kerongkongan
Hadist Tentang Sabar
HR. Al-Hakim
Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan pada seorang hamba yang lebih luas baginya daripada sabar
HR. Al-Bukhari
Sabar yang sebenarnya ialah sabar sabar pada saat bermula tertimpa musibah
HR.Ahmad dan Abu Dawud
Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang bila terkena ujian dan cobaan dia bersabar.
Hadist Tentang Pacaran
HR. Muttafaq ‘alaih, dari Ibnu Abbas .r.a
“Jangan sekali-kali salah seorang kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali bersama mahram.”
HR. Ahmad
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan sekali-kali dia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa disertai mahramnya, karena setan akan menyertai keduanya.”
HR. Ath-Thabarani
“Demi Allah, sungguh jika kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum dari besi, maka itu lebih baik dari menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”
HR. Muslim
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (indah memesona), dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kalian sebagai khalifah (penghuni) di atasnya, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memerhatikan amalan kalian. Maka berhati-hatilah kalian terhadap dunia dan wanita, karena sesungguhnya awal fitnah (kehancuran) Bani Israil dari kaum wanita.”
Hadist Tentang Kebersihan
HR. Tirmidzi
Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai kebersihan, murah hati dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan senang kepada kedermawanan. Karena itu bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan meniru-niru orang-orang Yahudi.
HR. Ahmad
Suatu keharusan atas tiap orang muslim mandi dan memakai wewangian serta gosok gigi pada hari Jum’at.
HR. Al Bazzaar dan Ath-Thahawi
Sesungguhnya banyak siksa kubur dikarenakan kencing maka bersihkanlah dirimu dari (percikan dan bekas) kencing.
HR. Ibnu Hibban dan Abu Dawud
Barangsiapa tidur dan tangannya masih berbau atau masih ada bekas makanan dan tidak dicucinya lalu terkena sedikit gangguan penyakit kulit maka janganlah menyalahkan kecuali dirinya sendiri.
HR. Ahmad
Wahai Abu Hurairah, potonglah (perpendek) kuku-kukumu. Sesungguhnya setan mengikat (melalui) kuku-kuku yang panjang.
HR. Ahmad dan Tirmidzi
Janganlah kamu kencing di air yang tidak mengalir kemudian kamu berwudhu dari situ.
HR. Ath-Thahawi
Siapa yang mengenakan pakaian hendaklah dengan yang bersih.
Hadist Tentang Cinta
HR. Abu Dawud
Barang siapa yang mencintai sesuatu karena Allah dan membencinya (juga) karena Allah, maka sungguh imannya itu telah sempurna.
HR. Tirmidzi
Ya Allah! Aku mengharap Cinta-Mu; cinta para hamba yang mencintaimu; dan kecintaan terhadap amal yang bisa mendekatkan diriku pada cinta-Mu.
HR. Muslim
Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman : “Dimanakah orang yang cinta mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi dengan menunggu-Ku dihari yang tiada naungan melainkan naungan-Ku.
HR. Qudsi
Allah swt berfirman, “pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang cinta mencintai karena Aku, saling kunjung mengunjungi karena Aku dan saling memberi karena Aku
Hadist Tentang Berjabat Tangan
HR. Tabrani
Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu saudaranya yang muslim, lalu ia memegang tangannya (berjabat tangan) gugurlah dosa keduanya sebagaimana gugurnya daun dan pohon kering jika ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilaut.
Hadist Tentang Ikhlas
HR. Muslim
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu”.
HR. Bukhari Muslim
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, “Seandainya salah seorang di antara kamu melakukan suatu perbuatan di dalam gua yang tidak ada pintu dan lubangnya, maka amal itu tetap akan bisa keluar (tetap dicatat oleh Allah) menurut keadaannya”.
Hadist Tentang Niat
HR. Bukhari Muslim
Dari Umar bin Khaththab RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sah atau tidaknya suatu amal tergantung pada niat. Dan sesungguhnya setiap orang akan diberi balasan menurut niatnya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena thaat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan diberi balasan hijrahnya karena thaat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena menginginkan keuntungan dunia yang akan didapatnya atau karena menginginkan wanita yang dia akan mengawininya, maka hijrahnya itu akan diberi balasan menurut niatnya dia berhijrah itu”.
HR. An-Nasa’i
“Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang berperang karena mengharap pahala dan pujian, apakah yang didapatkannya? ‘Rasulullah bersabda, ‘Dia tidak mendapatkan apapun, beliau mengulanginya sebanyak tiga kali. Rasulullah berkata kepadanya, ‘Dia tidak mendapatkan apapun’, kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali yang ihlas dan mengharap Wajah Allah”
Hadist Tentang Ramadhan
HR. An-Nasa’i, Ibnu Hibban, dan al-Hakim
Dari Abu Umamah radhiallahu `anhu, ia bercerita, “Aku pernah katakan, `Wahai Rasulullah, tunjukkan aku suatu amalan yang dengannya aku bisa masuk surga`. Maka beliau menjawab, `Hendaklah kamu berpuasa, tidak ada tandingan baginya`.”
HR. Ahmad, al-Hakim, dan Abu Nu’aim
Rasulullah shallallahu `alayhi wasallam bersabda, “Puasa dan al-Quran itu akan memberi syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak. Di mana puasa akan berkata, `Wahai Rabbku, aku telah menahannya dari makanan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya`. Sedangkan al-Quran berkata, `Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya`.” Beliau bersabda, “Maka keduanya pun memberikan syafaat”
H.R. Muslim
Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syorga.
H.R. Bukhari
“Barangsiapa melalui suatu jalan untuk mencari suatu pengetahuan (agama), Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.
HR. Ath-Thabrani
Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu.
Hadist Tentang Kiamat
HR. Shahih Al-Bukhari
diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, “Allah berfirman, ‘tiga golongan akan menjadi lawan Ku pada hari kiamat, yaitu :
1. orang yang bersumpah dengan nama-Ku, tetapi mengkhianati sumpahnya
2. orang yang menjual manusia merdeka, dan memakan hasil penjualannya.
3. orang yang memperkerjakan seseorang dan pekerjaan yang diberikan telah dikerjakan olehnya sepenuhnya, tetapi upahnya tidak dibayar.
HR. Bukhari dan Muslim
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: “Rasulullah saw. bersabda: “Hari kiamat tidak akan datang sebelum sungai Eufrat memunculkan suatu bukit emas yang menimbulkan perang, dimana setiap seratus orang akan mati sembilan puluh sembilan, dan masing-masing orang di antara mereka itu berkata: “Semoga saya yang selamat.”
Dalam sebuah riwayat dikatakan: “Sungai Eufrat nyaris memunculkan emas yang disimpannya, barangsiapa yang mendapatkannya, maka janganlah ia mengambil sesuatu daripadanya.”
HR. Muslim
Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra. bahwasanya Nabi saw. bersabda: “Nanti pada akhir zaman ada di antara pemimpin-pemimpin kalian yang menabur-naburkan uang dan tidak bisa dihitung.”
Hadist Tentang Taubat
HR. Muslim
“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kpd Allah dan memohonlah ampun kepada-Nya sesungguhnya aku bertaubat dlm sehari sebanyak 100 kali”
HR. Muslim
“Barangsiapa bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, niscaya Allah menerima taubatnya”
HR. At-Tirmidzi
“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, selama (nyawanya) belum sampai di kerongkongan
Hadist Tentang Sabar
HR. Al-Hakim
Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan pada seorang hamba yang lebih luas baginya daripada sabar
HR. Al-Bukhari
Sabar yang sebenarnya ialah sabar sabar pada saat bermula tertimpa musibah
HR.Ahmad dan Abu Dawud
Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang bila terkena ujian dan cobaan dia bersabar.
Hadist Tentang Pacaran
HR. Muttafaq ‘alaih, dari Ibnu Abbas .r.a
“Jangan sekali-kali salah seorang kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali bersama mahram.”
HR. Ahmad
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan sekali-kali dia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa disertai mahramnya, karena setan akan menyertai keduanya.”
HR. Ath-Thabarani
“Demi Allah, sungguh jika kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum dari besi, maka itu lebih baik dari menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”
HR. Muslim
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (indah memesona), dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kalian sebagai khalifah (penghuni) di atasnya, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memerhatikan amalan kalian. Maka berhati-hatilah kalian terhadap dunia dan wanita, karena sesungguhnya awal fitnah (kehancuran) Bani Israil dari kaum wanita.”
Hadist Tentang Kebersihan
HR. Tirmidzi
Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai kebersihan, murah hati dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan senang kepada kedermawanan. Karena itu bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan meniru-niru orang-orang Yahudi.
HR. Ahmad
Suatu keharusan atas tiap orang muslim mandi dan memakai wewangian serta gosok gigi pada hari Jum’at.
HR. Al Bazzaar dan Ath-Thahawi
Sesungguhnya banyak siksa kubur dikarenakan kencing maka bersihkanlah dirimu dari (percikan dan bekas) kencing.
HR. Ibnu Hibban dan Abu Dawud
Barangsiapa tidur dan tangannya masih berbau atau masih ada bekas makanan dan tidak dicucinya lalu terkena sedikit gangguan penyakit kulit maka janganlah menyalahkan kecuali dirinya sendiri.
HR. Ahmad
Wahai Abu Hurairah, potonglah (perpendek) kuku-kukumu. Sesungguhnya setan mengikat (melalui) kuku-kuku yang panjang.
HR. Ahmad dan Tirmidzi
Janganlah kamu kencing di air yang tidak mengalir kemudian kamu berwudhu dari situ.
HR. Ath-Thahawi
Siapa yang mengenakan pakaian hendaklah dengan yang bersih.
Hadist Tentang Cinta
HR. Abu Dawud
Barang siapa yang mencintai sesuatu karena Allah dan membencinya (juga) karena Allah, maka sungguh imannya itu telah sempurna.
HR. Tirmidzi
Ya Allah! Aku mengharap Cinta-Mu; cinta para hamba yang mencintaimu; dan kecintaan terhadap amal yang bisa mendekatkan diriku pada cinta-Mu.
HR. Muslim
Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman : “Dimanakah orang yang cinta mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi dengan menunggu-Ku dihari yang tiada naungan melainkan naungan-Ku.
HR. Qudsi
Allah swt berfirman, “pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang cinta mencintai karena Aku, saling kunjung mengunjungi karena Aku dan saling memberi karena Aku
Hadist Tentang Berjabat Tangan
HR. Tabrani
Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu saudaranya yang muslim, lalu ia memegang tangannya (berjabat tangan) gugurlah dosa keduanya sebagaimana gugurnya daun dan pohon kering jika ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilaut.
Hadist Tentang Ikhlas
HR. Muslim
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu”.
HR. Bukhari Muslim
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, “Seandainya salah seorang di antara kamu melakukan suatu perbuatan di dalam gua yang tidak ada pintu dan lubangnya, maka amal itu tetap akan bisa keluar (tetap dicatat oleh Allah) menurut keadaannya”.
Hadist Tentang Niat
HR. Bukhari Muslim
Dari Umar bin Khaththab RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sah atau tidaknya suatu amal tergantung pada niat. Dan sesungguhnya setiap orang akan diberi balasan menurut niatnya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena thaat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan diberi balasan hijrahnya karena thaat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena menginginkan keuntungan dunia yang akan didapatnya atau karena menginginkan wanita yang dia akan mengawininya, maka hijrahnya itu akan diberi balasan menurut niatnya dia berhijrah itu”.
HR. An-Nasa’i
“Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang berperang karena mengharap pahala dan pujian, apakah yang didapatkannya? ‘Rasulullah bersabda, ‘Dia tidak mendapatkan apapun, beliau mengulanginya sebanyak tiga kali. Rasulullah berkata kepadanya, ‘Dia tidak mendapatkan apapun’, kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali yang ihlas dan mengharap Wajah Allah”
Hadist Tentang Ramadhan
HR. An-Nasa’i, Ibnu Hibban, dan al-Hakim
Dari Abu Umamah radhiallahu `anhu, ia bercerita, “Aku pernah katakan, `Wahai Rasulullah, tunjukkan aku suatu amalan yang dengannya aku bisa masuk surga`. Maka beliau menjawab, `Hendaklah kamu berpuasa, tidak ada tandingan baginya`.”
HR. Ahmad, al-Hakim, dan Abu Nu’aim
Rasulullah shallallahu `alayhi wasallam bersabda, “Puasa dan al-Quran itu akan memberi syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak. Di mana puasa akan berkata, `Wahai Rabbku, aku telah menahannya dari makanan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya`. Sedangkan al-Quran berkata, `Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya`.” Beliau bersabda, “Maka keduanya pun memberikan syafaat”
Hadits dan Ayat Alqur’an Tentang Pernikahan
“Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang
isterinya (dengan kasih & sayang) dan isterinya juga
memandang suaminya (dengan kasih & sayang), maka
Allah akan memandang keduanya dengan pandangan kasih &
sayang. Dan apabila seorang suami memegangi jemari
isterinya (dengan kasih & sayang) maka berjatuhanlah
dosa-dosa dari segala jemari keduanya” (HR. Abu Sa’id)
“Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah
berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang
diamalkan oleh jejaka (atau perawan)” (HR. Ibnu Ady
dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah)
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpiirk” (Ar-Ruum
21)
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara
kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba
sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN
MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas
(pemberianNya) dan Maha Mengetahui.”
(An Nuur 32)
“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan,
supaya kamu mengingat kebesaran Allah” (Adz Dzariyaat.49)
“Janganlah kalian mendekati zina, karena zina itu
perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk” (Al-Isra.32)
“Dialah yang menciptakan kalian dari satu orang,
kemudian darinya Dia menciptakan istrinya, agar
menjadi cocok dan tenteram kepadanya” (Al-A’raf 189)
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang
keji, dan laki-laki yang keji adalah buat
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang
baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki
yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”
(An-Nur 26)
“Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu
nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan” ( AnNisaa : 4)
“Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka,
bukan golonganku” (HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.)
“Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu :
berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan
menikah” (HR. Tirmidzi)
“Janganlah seorang laki-laki berdua-duan (khalwat)
dengan seorang perempuan, karena pihak ketiga adalah
syaithan” (HR. Abu Dawud)
“Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang
telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah.
Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan
pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa
yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena
sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya”
(HR. Bukhori-Muslim)
“Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat,
sebab syaithan menemaninya. Janganlah salah seorang di
antara kita berkhalwat, kecuali wanita itu disertai
mahramnya” (HR. Imam Bukhari dan Iman Muslim dari
Abdullah Ibnu Abbas ra).
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir,
hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang
wanita yang tidak disertai mahramnya, karena
sesungguhnya yang ketiga adalah syetan” (Al Hadits)
“Dunia ini dijadikan Allah penuh perhiasan, dan
sebaik-baik perhiasan hidup adalah istri yang
sholihah” (HR. Muslim)
“Jika datang (melamar) kepadamu orang yang engkau
senangi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia
(dengan putrimu). Jika kamu tidak menerima
(lamaran)-nya niscaya terjadi malapetaka di bumi dan
kerusakan yang luas” ( H.R. At-Turmidzi)
“Barang siapa yang diberi istri yang sholihah oleh
Allah, berarti telah ditolong oleh-Nya pada separuh
agamanya. Oleh karena itu, hendaknya ia bertaqwa pada
separuh yang lain” (HR. Al-Hakim dan At-Thohawi)
“Jadilah istri yang terbaik. Sebaik-baiknya istri,
apabila dipandang suaminya menyenangkan, bila
diperintah ia taat, bila suami tidak ada, ia jaga
harta suaminya dan ia jaga kehormatan dirinya” (AlHadits)
“Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah : 1.
Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. 2.
Budak yang menebus dirinya dari tuannya. 3. Pemuda / i
yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang
haram” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim)
“Wahai generasi muda! Bila diantaramu sudah mampu
menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih
terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara”
(HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud)
“Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang
mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu
sebagai umat yang terbanyak” (HR. Abu Dawud)
“Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah
kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku
bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah
umat yang lain” (HR. Abdurrazak dan Baihaqi)
“Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan
sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah”
(HR. Bukhari)
“Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang
hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling
hina adalah kematian orang yang memilih hidup
membujang” (HR. Abu Ya¡Â?la dan Thabrani)
“Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang
siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih
lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan
terhormat” (HR. Ibnu Majah,dhaif)
“Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang
yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah
akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan
menambah keluhuran mereka” (Al Hadits)
“Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau
akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan
akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu
dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita
karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya,
Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan
memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita
karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan
kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya
karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya
atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah
senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan
itu padanya” (HR. Thabrani)
“Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya,
mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan
kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin
saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan
tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab,
seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk
wajahnya adalah lebih utama” (HR. Ibnu Majah)
“Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah
bersabda : Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang
karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan
kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama” (HR.Muslim dan Tirmidzi)
“Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang
paling ringan maharnya” (HR. Ahmad, Al Hakim, Al
Baihaqi dengan sanad yang shahih)
“Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau
lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah,
maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi
wali pernikahannya.” (HR. Ashhabus Sunan)
“Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang
sederhana belanjanya (maharnya)” (HR. Ahmad)
“Dari Anas, dia berkata : ” Abu Thalhah menikahi Ummu
Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya” (Ditakhrij dari An Nasa’i)
“Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor
kambing.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Rasulullah Saw melarang laki-laki yang menolak kawin (sebagai alasan)
untuk beralih kepada ibadah melulu.” (HR. Bukhari)
“Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah benda (perhiasan)
dan sebaik-baik benda (perhiasan) adalah wanita (isteri) yang sholehah”. (HR. Muslim)
“Rasulullah Saw bersabda kepada Ali Ra: “Hai Ali, ada tiga perkara yang janganlah
kamu tunda-tunda pelaksanaannya, yaitu shalat apabila tiba waktunya,
jenazah bila sudah siap penguburannya, dan wanita (gadis atau janda)
bila menemukan laki-laki sepadan yang meminangnya.” (HR. Ahmad)
“Seorang janda yang akan dinikahi harus diajak bermusyawarah
dan bila seorang gadis maka harus seijinnya (persetujuannya),
dan tanda persetujuan seorang gadis ialah
diam (ketika ditanya). “(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
“Kawinilah gadis-gadis, sesungguhnya mereka lebih sedap mulutnya
dan lebih banyak melahirkan serta lebih rela
menerima (pemberian) yang sedikit.”(HR. Ath-Thabrani)
“Janganlah seorang isteri memuji-muji wanita lain di hadapan
suaminya sehingga terbayang bagi suaminya seolah-olah dia
melihat wanita itu.” (HR. Bukhari)
“Seorang isteri yang ketika suaminya wafat meridhoinya maka
dia (isteri itu) akan masuk surga. “(HR. Al Hakim dan Tirmidzi)
“Hak suami atas isteri ialah tidak menjauhi tempat tidur suami
dan memperlakukannya dengan benar dan jujur, mentaati perintahnya
dan tidak ke luar (meninggalkan) rumah kecuali dengan ijin suaminya,
tidak memasukkan ke rumahnya orang-orang
yang tidak disukai suaminya. “(HR. Ath-Thabrani)
“Tidak sah puasa (puasa sunah) seorang wanita yang suaminya
ada di rumah, kecuali dengan seijin suaminya. “(Mutafaq’alaih)
“Tidak dibenarkan manusia sujud kepada manusia, dan
kalau dibenarkan manusia sujud kepada manusia, aku akan
memerintahkan wanita sujud kepada suaminya karena
besarnya jasa (hak) suami terhadap isterinya.”(HR. Ahmad)
“Apabila di antara kamu ada yang bersenggama dengan isterinya
hendaknya lakukanlah dengan kesungguhan hati. Apabila selesai
hajatnya sebelum selesai isterinya, hendaklah dia sabar menunggu
sampai isterinya selesai hajatnya. “(HR. Abu Ya’la)
“Apabila seorang di antara kamu menggauli isterinya,
janganlah menghinggapinya seperti burung
yang bertengger sebentar lalu pergi. “(HR. Aththusi)
“Seburuk-buruk kedudukan seseorang di sisi Allah pada
hari kiamat ialah orang yang menggauli isterinya dan isterinya
menggaulinya dengan cara terbuka lalu suaminya mengungkapkan
rahasia isterinya kepada orang lain. “(HR. Muslim)
“Sesungguhnya wanita seumpama tulang rusuk yang bengkok.
Bila kamu membiarkannya (bengkok) kamu memperoleh
manfaatnya dan bila kamu berusaha meluruskannya
maka kamu mematahkannya. “(HR. Ath-Thahawi)
“Talak (perceraian) adalah suatu yang halal yang
paling dibenci Allah. “(HR. Abu Dawud dan Ahmad)
“Ada tiga perkara yang kesungguhannya adalah kesungguhan (serius)
dan guraunya (main-main) adalah kesungguhan (serius), yaitu perceraian,
nikah dan rujuk. “(HR. Abu Hanifah)
“Apabila suami mengajak isterinya (bersenggama) lalu isterinya
menolak melayaninya dan suami sepanjang malam jengkel
maka (isteri) dilaknat malaikat sampai pagi. “(Mutafaq’alaih)
“Allah tidak akan melihat (memperhatikan) seorang lelaki yang
menyetubuhi laki-laki lain (homoseks) atau yang
menyetubuhi isteri pada duburnya. “(HR. Tirmidzi)
isterinya (dengan kasih & sayang) dan isterinya juga
memandang suaminya (dengan kasih & sayang), maka
Allah akan memandang keduanya dengan pandangan kasih &
sayang. Dan apabila seorang suami memegangi jemari
isterinya (dengan kasih & sayang) maka berjatuhanlah
dosa-dosa dari segala jemari keduanya” (HR. Abu Sa’id)
“Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah
berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang
diamalkan oleh jejaka (atau perawan)” (HR. Ibnu Ady
dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah)
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpiirk” (Ar-Ruum
21)
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara
kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba
sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN
MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas
(pemberianNya) dan Maha Mengetahui.”
(An Nuur 32)
“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan,
supaya kamu mengingat kebesaran Allah” (Adz Dzariyaat.49)
“Janganlah kalian mendekati zina, karena zina itu
perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk” (Al-Isra.32)
“Dialah yang menciptakan kalian dari satu orang,
kemudian darinya Dia menciptakan istrinya, agar
menjadi cocok dan tenteram kepadanya” (Al-A’raf 189)
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang
keji, dan laki-laki yang keji adalah buat
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang
baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki
yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”
(An-Nur 26)
“Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu
nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan” ( AnNisaa : 4)
“Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka,
bukan golonganku” (HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.)
“Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu :
berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan
menikah” (HR. Tirmidzi)
“Janganlah seorang laki-laki berdua-duan (khalwat)
dengan seorang perempuan, karena pihak ketiga adalah
syaithan” (HR. Abu Dawud)
“Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang
telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah.
Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan
pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa
yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena
sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya”
(HR. Bukhori-Muslim)
“Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat,
sebab syaithan menemaninya. Janganlah salah seorang di
antara kita berkhalwat, kecuali wanita itu disertai
mahramnya” (HR. Imam Bukhari dan Iman Muslim dari
Abdullah Ibnu Abbas ra).
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir,
hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang
wanita yang tidak disertai mahramnya, karena
sesungguhnya yang ketiga adalah syetan” (Al Hadits)
“Dunia ini dijadikan Allah penuh perhiasan, dan
sebaik-baik perhiasan hidup adalah istri yang
sholihah” (HR. Muslim)
“Jika datang (melamar) kepadamu orang yang engkau
senangi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia
(dengan putrimu). Jika kamu tidak menerima
(lamaran)-nya niscaya terjadi malapetaka di bumi dan
kerusakan yang luas” ( H.R. At-Turmidzi)
“Barang siapa yang diberi istri yang sholihah oleh
Allah, berarti telah ditolong oleh-Nya pada separuh
agamanya. Oleh karena itu, hendaknya ia bertaqwa pada
separuh yang lain” (HR. Al-Hakim dan At-Thohawi)
“Jadilah istri yang terbaik. Sebaik-baiknya istri,
apabila dipandang suaminya menyenangkan, bila
diperintah ia taat, bila suami tidak ada, ia jaga
harta suaminya dan ia jaga kehormatan dirinya” (AlHadits)
“Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah : 1.
Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. 2.
Budak yang menebus dirinya dari tuannya. 3. Pemuda / i
yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang
haram” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim)
“Wahai generasi muda! Bila diantaramu sudah mampu
menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih
terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara”
(HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud)
“Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang
mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu
sebagai umat yang terbanyak” (HR. Abu Dawud)
“Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah
kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku
bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah
umat yang lain” (HR. Abdurrazak dan Baihaqi)
“Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan
sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah”
(HR. Bukhari)
“Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang
hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling
hina adalah kematian orang yang memilih hidup
membujang” (HR. Abu Ya¡Â?la dan Thabrani)
“Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang
siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih
lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan
terhormat” (HR. Ibnu Majah,dhaif)
“Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang
yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah
akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan
menambah keluhuran mereka” (Al Hadits)
“Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau
akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan
akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu
dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita
karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya,
Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan
memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita
karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan
kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya
karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya
atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah
senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan
itu padanya” (HR. Thabrani)
“Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya,
mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan
kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin
saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan
tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab,
seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk
wajahnya adalah lebih utama” (HR. Ibnu Majah)
“Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah
bersabda : Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang
karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan
kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama” (HR.Muslim dan Tirmidzi)
“Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang
paling ringan maharnya” (HR. Ahmad, Al Hakim, Al
Baihaqi dengan sanad yang shahih)
“Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau
lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah,
maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi
wali pernikahannya.” (HR. Ashhabus Sunan)
“Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang
sederhana belanjanya (maharnya)” (HR. Ahmad)
“Dari Anas, dia berkata : ” Abu Thalhah menikahi Ummu
Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya” (Ditakhrij dari An Nasa’i)
“Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor
kambing.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Rasulullah Saw melarang laki-laki yang menolak kawin (sebagai alasan)
untuk beralih kepada ibadah melulu.” (HR. Bukhari)
“Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah benda (perhiasan)
dan sebaik-baik benda (perhiasan) adalah wanita (isteri) yang sholehah”. (HR. Muslim)
“Rasulullah Saw bersabda kepada Ali Ra: “Hai Ali, ada tiga perkara yang janganlah
kamu tunda-tunda pelaksanaannya, yaitu shalat apabila tiba waktunya,
jenazah bila sudah siap penguburannya, dan wanita (gadis atau janda)
bila menemukan laki-laki sepadan yang meminangnya.” (HR. Ahmad)
“Seorang janda yang akan dinikahi harus diajak bermusyawarah
dan bila seorang gadis maka harus seijinnya (persetujuannya),
dan tanda persetujuan seorang gadis ialah
diam (ketika ditanya). “(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
“Kawinilah gadis-gadis, sesungguhnya mereka lebih sedap mulutnya
dan lebih banyak melahirkan serta lebih rela
menerima (pemberian) yang sedikit.”(HR. Ath-Thabrani)
“Janganlah seorang isteri memuji-muji wanita lain di hadapan
suaminya sehingga terbayang bagi suaminya seolah-olah dia
melihat wanita itu.” (HR. Bukhari)
“Seorang isteri yang ketika suaminya wafat meridhoinya maka
dia (isteri itu) akan masuk surga. “(HR. Al Hakim dan Tirmidzi)
“Hak suami atas isteri ialah tidak menjauhi tempat tidur suami
dan memperlakukannya dengan benar dan jujur, mentaati perintahnya
dan tidak ke luar (meninggalkan) rumah kecuali dengan ijin suaminya,
tidak memasukkan ke rumahnya orang-orang
yang tidak disukai suaminya. “(HR. Ath-Thabrani)
“Tidak sah puasa (puasa sunah) seorang wanita yang suaminya
ada di rumah, kecuali dengan seijin suaminya. “(Mutafaq’alaih)
“Tidak dibenarkan manusia sujud kepada manusia, dan
kalau dibenarkan manusia sujud kepada manusia, aku akan
memerintahkan wanita sujud kepada suaminya karena
besarnya jasa (hak) suami terhadap isterinya.”(HR. Ahmad)
“Apabila di antara kamu ada yang bersenggama dengan isterinya
hendaknya lakukanlah dengan kesungguhan hati. Apabila selesai
hajatnya sebelum selesai isterinya, hendaklah dia sabar menunggu
sampai isterinya selesai hajatnya. “(HR. Abu Ya’la)
“Apabila seorang di antara kamu menggauli isterinya,
janganlah menghinggapinya seperti burung
yang bertengger sebentar lalu pergi. “(HR. Aththusi)
“Seburuk-buruk kedudukan seseorang di sisi Allah pada
hari kiamat ialah orang yang menggauli isterinya dan isterinya
menggaulinya dengan cara terbuka lalu suaminya mengungkapkan
rahasia isterinya kepada orang lain. “(HR. Muslim)
“Sesungguhnya wanita seumpama tulang rusuk yang bengkok.
Bila kamu membiarkannya (bengkok) kamu memperoleh
manfaatnya dan bila kamu berusaha meluruskannya
maka kamu mematahkannya. “(HR. Ath-Thahawi)
“Talak (perceraian) adalah suatu yang halal yang
paling dibenci Allah. “(HR. Abu Dawud dan Ahmad)
“Ada tiga perkara yang kesungguhannya adalah kesungguhan (serius)
dan guraunya (main-main) adalah kesungguhan (serius), yaitu perceraian,
nikah dan rujuk. “(HR. Abu Hanifah)
“Apabila suami mengajak isterinya (bersenggama) lalu isterinya
menolak melayaninya dan suami sepanjang malam jengkel
maka (isteri) dilaknat malaikat sampai pagi. “(Mutafaq’alaih)
“Allah tidak akan melihat (memperhatikan) seorang lelaki yang
menyetubuhi laki-laki lain (homoseks) atau yang
menyetubuhi isteri pada duburnya. “(HR. Tirmidzi)
HADIST HARI KIAMAT,SURGA DAN NERAKA
Kitab Keadaan Hari Kiamat, Surga dan Neraka
1. Tentang kebangkitan dari kubur, hari kiamat dan keadaan bumi pada hari kiamat
· Hadis riwayat Abu Hurairah, ia berkata: Bahwa Rasulullah bersabda: Sesungguhnya akan datang seorang lelaki besar gemuk pada hari kiamat yang berat amalnya di sisi Allah tidak seberat sayap seekor nyamuk sekalipun. Bacalah oleh kalian: Maka Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi amalan mereka pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.4991)
· Hadis riwayat Abdullah bin Masud, ia berkata: Seorang ulama Yahudi datang kepada Nabi dan berkata: Hai Muhammad atau hai Abul Qasim! Pada hari kiamat, Allah menggenggam langit dengan satu jari tangan, bumi dengan satu jari, gunung dan pepohonan dengan satu jari, air dan tanah dengan satu jari, begitu pula semua makhluk yang lain dengan satu jari. Kemudian Dia menggoyangkan mereka semua sambil berfirman: Akulah Raja, Akulah Raja! Rasulullah tertawa kagum mendengar perkataan orang alim itu. Beliau membenarkan keterangan orang itu, kemudian membacakan ayat: Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (Shahih Muslim No.4992)
· Hadis riwayat Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda: Allah Taala menggenggam bumi pada hari kiamat dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian berfirman: Akulah raja! Manakah raja-raja bumi? (Shahih Muslim No.4994)
· Hadis riwayat Abdullah bin Umar, ia berkata: Rasulullah bersabda: Allah Taala melipat langit-langit pada hari kiamat, kemudian menggenggam langit-langit itu dengan tangan kanan-Nya, lalu berfirman: Akulah Raja! Manakah orang-orang penguasa yang suka menindas? Manakah orang-orang yang sombong? Kemudian Dia melipat bumi dengan tangan kiri-Nya, lalu berfirman: Akulah Raja! Manakah orang-orang penguasa yang suka menindas? Manakah orang-orang yang sombong? (Shahih Muslim No.4995)
· Hadis riwayat Sahal bin Saad Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Pada hari kiamat, manusia dikumpulkan di tengah padang berwarna putih agak kemerahan seperti roti panggang di mana tidak ada bangunan tempat tinggal bagi seorang pun. (Shahih Muslim No.499
2. Hidangan ahli surga
· Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu’anhu: Dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Pada hari kiamat nanti, bumi bagaikan sepotong roti yang digoyang-goyangkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan tangan-Nya, sebagaimana seorang di antara kamu sekalian menggoyang-goyangkan rotinya dalam perjalanan yang menjadi hidangan bagi ahli surga. Tiba-tiba datang seorang Yahudi. Dia berkata: Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih memberkatimu, hai Abul Qasim! Maukah engkau mendengar pemberitahuanku tentang hidangan ahli surga pada hari kiamat? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Ya! Orang itu berkata: Bumi bagaikan sepotong roti (seperti disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.) Mendengar perkataan itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. memandang ke arah kami kemudian tertawa hingga tampak gigi-gigi geraham beliau. Orang itu berkata lagi: Maukah engkau aku beritahukan tentang lauk mereka? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Ya! Orang itu berkata: Lauk mereka adalah palam dan nun. Para sahabat bertanya: Apakah itu? Orang itu menjawab: Yaitu banteng dan ikan paus, yang kelebihan hatinya saja (segumpal daging yang terpisah dan tergantung pada hati) dapat dimakan oleh tujuh-puluh ribu orang. (Shahih Muslim No.5000)
3. Pertanyaan orang Yahudi kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. tentang roh dan firman Allah Taala: Mereka bertanya kepadamu tentang roh
· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Ketika aku sedang berjalan bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. di suatu tanah pertanian di mana beliau bertongkatkan sebatang pelepah korma, tiba-tiba beliau lewat di hadapan beberapa orang Yahudi. Lalu mereka saling berbicara dengan yang lain: Tanyakanlah kepadanya tentang roh! Kemudian mereka berkata: Apakah yang membuat kamu sekalian bertanya kepadanya? Dia tidak akan membalas kamu sekalian dengan sesuatu yang tidak kamu sukai. Lalu sebagian mereka berkata lagi: Tanyakanlah kepadanya! Lalu sebagian mereka datang menghampiri Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. untuk bertanya tentang roh. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. terdiam tidak memberikan jawaban apapun, sehingga aku tahu beliau sedang diturunkan wahyu. Aku tetap berdiri di tempatku. Seusai wahyu turun, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. membacakan ayat: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: Roh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kalian diberi pengetahuan melainkan sedikit. (Shahih Muslim No.5002)
4. Tentang firman Allah Taala: Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang engkau berada di antara mereka
· Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Abu Jahal berkata: Ya Allah, sekiranya Alquran ini benar datang dari sisi-Mu, maka turunkanlah hujan batu dari langit atau timpakan kepada kami siksa yang pedih. Lalu turunlah ayat: Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidak pula Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. Kenapa Allah tidak mengazab mereka, padahal mereka menghalangi orang untuk mendatangi Masjidilharam, sampai akhir ayat. (Shahih Muslim No.5004)
5. Tentang awan (asap)
· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu: Dari Masruq berkata: Kami sedang duduk di dekat Abdullah bin Masud yang berbaring di antara kami. Tiba-tiba datang seorang lelaki menghampirinya seraya berkata: Hai Abu Abdurrahman, ada pendongeng di dekat pintu Kindah (pintu Kufah) yang bercerita dan beranggapan bahwa tanda awan akan datang, lalu mengambil pernafasan orang-orang kafir dan orang-orang mukmin akan terserang seperti penyakit selesma karenanya. Lalu Abdullah berkata sambil duduk dan dalam keadaan marah: Wahai manusia, bertakwalah kemu sekalian kepada Allah! Barang siapa di antara kalian mengetahui sesuatu, maka hendaklah dia mengatakan apa yang dia ketahui. Dan barang siapa yang tidak mengetahui, maka hendaklah dia mengucapkan: Allahu a`lam. Karena Dia Maha Tahu terhadap seorang di antara kamu sekalian yang mengucapkan Allahu a`lam ketika dia tidak mengetahui. Sesungguhnya Allah telah berfirman kepada nabi-Nya: Katakanlah! Aku tidak meminta upah sedikit pun kepada kalian atas dakwahku dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mengada-ada. Ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melihat orang-orang berpaling, beliau mengucapkan doa: “Ya Allah, timpakanlah tujuh tahun masa sulit seperti yang menimpa kaum Nabi Yusuf”. Maka mereka tertimpa satu tahun masa paceklik yang menghabiskan segala sesuatu sehingga mereka memakan kulit dan bangkai karena kelaparan serta seorang di antara mereka memandang ke arah langit lalu terlihatlah olehnya segumpal awan. Lalu Abu Sufyan datang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan berkata: Hai Muhammad, sesungguhnya engkau datang memerintahkan untuk taat kepada Allah dan menyambung tali silaturahmi sementara itu kaummu telah hampir binasa tertimpa malapetaka, maka berdoalah kepada Allah untuk keselamatan mereka. Kemudian Allah Taala berfirman: Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah adzab yang pedih, sampai firman Allah tentulah kalian akan kembali (ingkar). Abdullah berkata: Apakah akan diperlihatkan azab hari akhirat? Kemudian firman Allah yang berbunyi: Ingatlah hari ketika Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan. Hantaman yang keras itu terjadi pada perang Badar. Dan telah lewat ayat-ayat Dukhan, Bathsyah (hantaman), lizam (kepastian siksa orang-orang kafir) dan ayat Rum. (Shahih Muslim No.5006)
6. Terbelahnya bulan
· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Bulan terbelah menjadi dua pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Saksikanlah oleh kalian. (Shahih Muslim No.5010)
· Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu: Bahwa penduduk Mekah meminta kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. untuk diperlihatkan kepada mereka satu mukjizat (tanda kenabian), maka Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. memperlihatkan kepada mereka mukjizat terbelahnya bulan sebanyak dua kali. (Shahih Muslim No.5013)
· Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu: Sesungguhnya bulan pernah terbelah pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.. (Shahih Muslim No.5015)
7. Tidak seorang pun yang paling tahan terhadap sesuatu yang menyakitkan selain dari Allah
· Hadis riwayat Abu Musa Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Tidak seorang pun yang lebih sabar mendengar sesuatu yang menyakitkan selain Allah, karena meskipun Allah disekutukan dan dianggap memiliki anak, tetapi Allah tetap memberikan kesehatan dan rezeki kepada mereka. (Shahih Muslim No.5016)
· Hadis riwayat Abdullah bin Qais Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Tidak ada seorang pun yang lebih sabar mendengar sesuatu yang menyakitkan daripada Allah, karena meskipun mereka menyekutukan Allah serta beranggapan bahwa Allah memiliki anak, tetapi Allah tetap memberikan rezeki, kesehatan serta menganugerahkan apa yang mereka minta. (Shahih Muslim No.5017)
8. Permohonan orang kafir untuk menebus dirinya dengan emas sepenuh bumi
· Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu: Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam., beliau bersabda: Allah berfirman kepada penghuni neraka yang paling ringan siksaannya: Seandainya kamu mempunyai dunia serta isinya, apakah kamu akan menebus dengan semua itu? Orang itu menjawab: Ya. Allah berfirman: Aku telah meminta darimu yang lebih ringan daripada ini ketika kamu masih berada di tulang punggung Adam, yaitu agar kamu tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu (aku kira beliau juga bersabda) dan Aku tidak akan memasukkanmu ke neraka. Tetapi kemudian kamu enggan dan tetap menyekutukan-Ku. (Shahih Muslim No.501
9. Orang kafir akan dikumpulkan dalam keadaan berjalan di atas wajahnya
· Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu: Bahwa seorang lelaki bertanya: Wahai Rasulullah! Bagaimana seorang kafir dikumpulkan dalam keadaan berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Bukankah Tuhan Yang membuatnya berjalan di atas kedua kakinya di dunia juga berkuasa untuk membuatnya berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.5020)
10. Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman perumpamaan orang kafir itu seperti pohon cemara
· Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman yang selalu digoyangkan oleh hembusan angin karena orang mukmin senantiasa ditimpa berbagai cobaan. Sedangkan perumpamaan orang munafik seperti pohon cemara yang tidak goyang dihembus angin kecuali setelah ditebang. (Shahih Muslim No.5024)
· Hadis riwayat Kaab bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman lunak dan lembut yang dapat digoyangkan oleh hembusan angin, sesekali miring dan kemudian tegak kembali sehingga bergoyang-goyang. Sedangkan perumpamaan orang kafir adalah seperti pohon cemara yang tegak berdiri di atas akarnya tidak dapat digoyangkan oleh sesuatu apapun sehingga ia tumbang sekaligus. (Shahih Muslim No.5025)
11. Perumpamaan orang mukmin adalah seperti pohon kurma
· Hadis riwayat Abdullah bin Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Sesungguhnya di antara jenis pohon terdapat satu pohon yang tidak mudah gugur daunnya yang diumpamakan seperti seorang muslim. Sebutkanlah pohon apakah itu? Lalu orang-orang banyak yang mengira pohon padang pasir dan aku sendiri mengira bahwa itu adalah pohon kurma tetapi aku malu mengatakannya. Kemudian mereka berseru: Wahai Rasulullah, sebutkanlah kepada kami pohon apakah itu? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Ia adalah pohon kurma. Abdullah bin Umar berkata: Lalu menceritakan hal itu kepada Umar. Dia berkata: Seandainya kamu telah mengatakannya langsung itu pohon kurma adalah lebih aku sukai daripada kamu berkata begini, begini. (Shahih Muslim No.5027)
12. Tidak seorang pun masuk surga karena amalnya, melainkan karena rahmat Allah
· Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu: Dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bahwa beliau bersabda: Tidak seorang pun di antara kalian yang akan diselamatkan oleh amal perbuatannya. Seorang lelaki bertanya: Engkau pun tidak, wahai Rasulullah? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Aku juga tidak, hanya saja Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku akan tetapi tetaplah kalian berusaha berbuat dan berkata yang benar. (Shahih Muslim No.5036)
13. Memperbanyak amal dan bersungguh-sungguh dalam beribadat
· Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah Radhiyallahu’anhu: Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. mengerjakan salat sehingga kedua telapak kaki beliau membengkak, lalu beliau ditanya: Apakah engkau masih membebankan dirimu dengan beribadah seperti padahal Allah telah mengampuni dosamu yang terdahulu dan yang akan datang? Kemudian beliau menjawab: Apakah aku tidak ingin menjadi seorang hamba yang bersyukur. (Shahih Muslim No.5044)
· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Jika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melaksanakan salat, beliau berdiri (lama sekali) sampai kedua kaki (telapak) beliau pecah-pecah. Aisyah Radhiyallahu’anhu bertanya: Wahai Rasulullah, kenapa engkau berbuat seperti ini padahal dosamu yang terdahulu dan yang akan datang telah diampuni? Lalu beliau menjawab: Wahai Aisyah, apakah aku tidak ingin menjadi seorang hamba yang bersyukur. (Shahih Muslim No.5046)
14. Pemberian nasehat secukupnya
· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu: Dari Syaqiq bin Salamah, ia berkata: Ketika kami sedang duduk di muka pintu rumah Abdullah untuk menunggu kedatangannya, lewatlah di hadapan kami Yazid bin Muawiyah An-Nakha`i lalu kami berkata kepadanya: Sampaikan kepada Abdullah di mana tempat kami berada! Yazid kemudian masuk menemui Abdullah. Tidak lama kemudian Abdullah keluar menjumpai kami dan berkata: Sesungguhnya aku diberitahukan di mana tempat kamu sekalian berada dan tidak ada sesuatu yang menghalangiku untuk keluar menemui kalian, kecuali takut membuat kalian jemu. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. selalu memilih waktu yang tepat untuk memberikan nasehat kepada kami dalam beberapa hari karena takut kami akan merasa bosan. (Shahih Muslim No.5047)
Sumber: Kumpulan Hadits Shahih Muslim
1. Tentang kebangkitan dari kubur, hari kiamat dan keadaan bumi pada hari kiamat
· Hadis riwayat Abu Hurairah, ia berkata: Bahwa Rasulullah bersabda: Sesungguhnya akan datang seorang lelaki besar gemuk pada hari kiamat yang berat amalnya di sisi Allah tidak seberat sayap seekor nyamuk sekalipun. Bacalah oleh kalian: Maka Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi amalan mereka pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.4991)
· Hadis riwayat Abdullah bin Masud, ia berkata: Seorang ulama Yahudi datang kepada Nabi dan berkata: Hai Muhammad atau hai Abul Qasim! Pada hari kiamat, Allah menggenggam langit dengan satu jari tangan, bumi dengan satu jari, gunung dan pepohonan dengan satu jari, air dan tanah dengan satu jari, begitu pula semua makhluk yang lain dengan satu jari. Kemudian Dia menggoyangkan mereka semua sambil berfirman: Akulah Raja, Akulah Raja! Rasulullah tertawa kagum mendengar perkataan orang alim itu. Beliau membenarkan keterangan orang itu, kemudian membacakan ayat: Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (Shahih Muslim No.4992)
· Hadis riwayat Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda: Allah Taala menggenggam bumi pada hari kiamat dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian berfirman: Akulah raja! Manakah raja-raja bumi? (Shahih Muslim No.4994)
· Hadis riwayat Abdullah bin Umar, ia berkata: Rasulullah bersabda: Allah Taala melipat langit-langit pada hari kiamat, kemudian menggenggam langit-langit itu dengan tangan kanan-Nya, lalu berfirman: Akulah Raja! Manakah orang-orang penguasa yang suka menindas? Manakah orang-orang yang sombong? Kemudian Dia melipat bumi dengan tangan kiri-Nya, lalu berfirman: Akulah Raja! Manakah orang-orang penguasa yang suka menindas? Manakah orang-orang yang sombong? (Shahih Muslim No.4995)
· Hadis riwayat Sahal bin Saad Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Pada hari kiamat, manusia dikumpulkan di tengah padang berwarna putih agak kemerahan seperti roti panggang di mana tidak ada bangunan tempat tinggal bagi seorang pun. (Shahih Muslim No.499
2. Hidangan ahli surga
· Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu’anhu: Dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Pada hari kiamat nanti, bumi bagaikan sepotong roti yang digoyang-goyangkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan tangan-Nya, sebagaimana seorang di antara kamu sekalian menggoyang-goyangkan rotinya dalam perjalanan yang menjadi hidangan bagi ahli surga. Tiba-tiba datang seorang Yahudi. Dia berkata: Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih memberkatimu, hai Abul Qasim! Maukah engkau mendengar pemberitahuanku tentang hidangan ahli surga pada hari kiamat? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Ya! Orang itu berkata: Bumi bagaikan sepotong roti (seperti disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.) Mendengar perkataan itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. memandang ke arah kami kemudian tertawa hingga tampak gigi-gigi geraham beliau. Orang itu berkata lagi: Maukah engkau aku beritahukan tentang lauk mereka? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Ya! Orang itu berkata: Lauk mereka adalah palam dan nun. Para sahabat bertanya: Apakah itu? Orang itu menjawab: Yaitu banteng dan ikan paus, yang kelebihan hatinya saja (segumpal daging yang terpisah dan tergantung pada hati) dapat dimakan oleh tujuh-puluh ribu orang. (Shahih Muslim No.5000)
3. Pertanyaan orang Yahudi kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. tentang roh dan firman Allah Taala: Mereka bertanya kepadamu tentang roh
· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Ketika aku sedang berjalan bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. di suatu tanah pertanian di mana beliau bertongkatkan sebatang pelepah korma, tiba-tiba beliau lewat di hadapan beberapa orang Yahudi. Lalu mereka saling berbicara dengan yang lain: Tanyakanlah kepadanya tentang roh! Kemudian mereka berkata: Apakah yang membuat kamu sekalian bertanya kepadanya? Dia tidak akan membalas kamu sekalian dengan sesuatu yang tidak kamu sukai. Lalu sebagian mereka berkata lagi: Tanyakanlah kepadanya! Lalu sebagian mereka datang menghampiri Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. untuk bertanya tentang roh. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. terdiam tidak memberikan jawaban apapun, sehingga aku tahu beliau sedang diturunkan wahyu. Aku tetap berdiri di tempatku. Seusai wahyu turun, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. membacakan ayat: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: Roh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kalian diberi pengetahuan melainkan sedikit. (Shahih Muslim No.5002)
4. Tentang firman Allah Taala: Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang engkau berada di antara mereka
· Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Abu Jahal berkata: Ya Allah, sekiranya Alquran ini benar datang dari sisi-Mu, maka turunkanlah hujan batu dari langit atau timpakan kepada kami siksa yang pedih. Lalu turunlah ayat: Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidak pula Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. Kenapa Allah tidak mengazab mereka, padahal mereka menghalangi orang untuk mendatangi Masjidilharam, sampai akhir ayat. (Shahih Muslim No.5004)
5. Tentang awan (asap)
· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu: Dari Masruq berkata: Kami sedang duduk di dekat Abdullah bin Masud yang berbaring di antara kami. Tiba-tiba datang seorang lelaki menghampirinya seraya berkata: Hai Abu Abdurrahman, ada pendongeng di dekat pintu Kindah (pintu Kufah) yang bercerita dan beranggapan bahwa tanda awan akan datang, lalu mengambil pernafasan orang-orang kafir dan orang-orang mukmin akan terserang seperti penyakit selesma karenanya. Lalu Abdullah berkata sambil duduk dan dalam keadaan marah: Wahai manusia, bertakwalah kemu sekalian kepada Allah! Barang siapa di antara kalian mengetahui sesuatu, maka hendaklah dia mengatakan apa yang dia ketahui. Dan barang siapa yang tidak mengetahui, maka hendaklah dia mengucapkan: Allahu a`lam. Karena Dia Maha Tahu terhadap seorang di antara kamu sekalian yang mengucapkan Allahu a`lam ketika dia tidak mengetahui. Sesungguhnya Allah telah berfirman kepada nabi-Nya: Katakanlah! Aku tidak meminta upah sedikit pun kepada kalian atas dakwahku dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mengada-ada. Ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melihat orang-orang berpaling, beliau mengucapkan doa: “Ya Allah, timpakanlah tujuh tahun masa sulit seperti yang menimpa kaum Nabi Yusuf”. Maka mereka tertimpa satu tahun masa paceklik yang menghabiskan segala sesuatu sehingga mereka memakan kulit dan bangkai karena kelaparan serta seorang di antara mereka memandang ke arah langit lalu terlihatlah olehnya segumpal awan. Lalu Abu Sufyan datang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan berkata: Hai Muhammad, sesungguhnya engkau datang memerintahkan untuk taat kepada Allah dan menyambung tali silaturahmi sementara itu kaummu telah hampir binasa tertimpa malapetaka, maka berdoalah kepada Allah untuk keselamatan mereka. Kemudian Allah Taala berfirman: Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah adzab yang pedih, sampai firman Allah tentulah kalian akan kembali (ingkar). Abdullah berkata: Apakah akan diperlihatkan azab hari akhirat? Kemudian firman Allah yang berbunyi: Ingatlah hari ketika Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan. Hantaman yang keras itu terjadi pada perang Badar. Dan telah lewat ayat-ayat Dukhan, Bathsyah (hantaman), lizam (kepastian siksa orang-orang kafir) dan ayat Rum. (Shahih Muslim No.5006)
6. Terbelahnya bulan
· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Bulan terbelah menjadi dua pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Saksikanlah oleh kalian. (Shahih Muslim No.5010)
· Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu: Bahwa penduduk Mekah meminta kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. untuk diperlihatkan kepada mereka satu mukjizat (tanda kenabian), maka Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. memperlihatkan kepada mereka mukjizat terbelahnya bulan sebanyak dua kali. (Shahih Muslim No.5013)
· Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu: Sesungguhnya bulan pernah terbelah pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.. (Shahih Muslim No.5015)
7. Tidak seorang pun yang paling tahan terhadap sesuatu yang menyakitkan selain dari Allah
· Hadis riwayat Abu Musa Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Tidak seorang pun yang lebih sabar mendengar sesuatu yang menyakitkan selain Allah, karena meskipun Allah disekutukan dan dianggap memiliki anak, tetapi Allah tetap memberikan kesehatan dan rezeki kepada mereka. (Shahih Muslim No.5016)
· Hadis riwayat Abdullah bin Qais Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Tidak ada seorang pun yang lebih sabar mendengar sesuatu yang menyakitkan daripada Allah, karena meskipun mereka menyekutukan Allah serta beranggapan bahwa Allah memiliki anak, tetapi Allah tetap memberikan rezeki, kesehatan serta menganugerahkan apa yang mereka minta. (Shahih Muslim No.5017)
8. Permohonan orang kafir untuk menebus dirinya dengan emas sepenuh bumi
· Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu: Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam., beliau bersabda: Allah berfirman kepada penghuni neraka yang paling ringan siksaannya: Seandainya kamu mempunyai dunia serta isinya, apakah kamu akan menebus dengan semua itu? Orang itu menjawab: Ya. Allah berfirman: Aku telah meminta darimu yang lebih ringan daripada ini ketika kamu masih berada di tulang punggung Adam, yaitu agar kamu tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu (aku kira beliau juga bersabda) dan Aku tidak akan memasukkanmu ke neraka. Tetapi kemudian kamu enggan dan tetap menyekutukan-Ku. (Shahih Muslim No.501
9. Orang kafir akan dikumpulkan dalam keadaan berjalan di atas wajahnya
· Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu: Bahwa seorang lelaki bertanya: Wahai Rasulullah! Bagaimana seorang kafir dikumpulkan dalam keadaan berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Bukankah Tuhan Yang membuatnya berjalan di atas kedua kakinya di dunia juga berkuasa untuk membuatnya berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.5020)
10. Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman perumpamaan orang kafir itu seperti pohon cemara
· Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman yang selalu digoyangkan oleh hembusan angin karena orang mukmin senantiasa ditimpa berbagai cobaan. Sedangkan perumpamaan orang munafik seperti pohon cemara yang tidak goyang dihembus angin kecuali setelah ditebang. (Shahih Muslim No.5024)
· Hadis riwayat Kaab bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman lunak dan lembut yang dapat digoyangkan oleh hembusan angin, sesekali miring dan kemudian tegak kembali sehingga bergoyang-goyang. Sedangkan perumpamaan orang kafir adalah seperti pohon cemara yang tegak berdiri di atas akarnya tidak dapat digoyangkan oleh sesuatu apapun sehingga ia tumbang sekaligus. (Shahih Muslim No.5025)
11. Perumpamaan orang mukmin adalah seperti pohon kurma
· Hadis riwayat Abdullah bin Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Sesungguhnya di antara jenis pohon terdapat satu pohon yang tidak mudah gugur daunnya yang diumpamakan seperti seorang muslim. Sebutkanlah pohon apakah itu? Lalu orang-orang banyak yang mengira pohon padang pasir dan aku sendiri mengira bahwa itu adalah pohon kurma tetapi aku malu mengatakannya. Kemudian mereka berseru: Wahai Rasulullah, sebutkanlah kepada kami pohon apakah itu? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Ia adalah pohon kurma. Abdullah bin Umar berkata: Lalu menceritakan hal itu kepada Umar. Dia berkata: Seandainya kamu telah mengatakannya langsung itu pohon kurma adalah lebih aku sukai daripada kamu berkata begini, begini. (Shahih Muslim No.5027)
12. Tidak seorang pun masuk surga karena amalnya, melainkan karena rahmat Allah
· Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu: Dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bahwa beliau bersabda: Tidak seorang pun di antara kalian yang akan diselamatkan oleh amal perbuatannya. Seorang lelaki bertanya: Engkau pun tidak, wahai Rasulullah? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Aku juga tidak, hanya saja Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku akan tetapi tetaplah kalian berusaha berbuat dan berkata yang benar. (Shahih Muslim No.5036)
13. Memperbanyak amal dan bersungguh-sungguh dalam beribadat
· Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah Radhiyallahu’anhu: Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. mengerjakan salat sehingga kedua telapak kaki beliau membengkak, lalu beliau ditanya: Apakah engkau masih membebankan dirimu dengan beribadah seperti padahal Allah telah mengampuni dosamu yang terdahulu dan yang akan datang? Kemudian beliau menjawab: Apakah aku tidak ingin menjadi seorang hamba yang bersyukur. (Shahih Muslim No.5044)
· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Jika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melaksanakan salat, beliau berdiri (lama sekali) sampai kedua kaki (telapak) beliau pecah-pecah. Aisyah Radhiyallahu’anhu bertanya: Wahai Rasulullah, kenapa engkau berbuat seperti ini padahal dosamu yang terdahulu dan yang akan datang telah diampuni? Lalu beliau menjawab: Wahai Aisyah, apakah aku tidak ingin menjadi seorang hamba yang bersyukur. (Shahih Muslim No.5046)
14. Pemberian nasehat secukupnya
· Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu: Dari Syaqiq bin Salamah, ia berkata: Ketika kami sedang duduk di muka pintu rumah Abdullah untuk menunggu kedatangannya, lewatlah di hadapan kami Yazid bin Muawiyah An-Nakha`i lalu kami berkata kepadanya: Sampaikan kepada Abdullah di mana tempat kami berada! Yazid kemudian masuk menemui Abdullah. Tidak lama kemudian Abdullah keluar menjumpai kami dan berkata: Sesungguhnya aku diberitahukan di mana tempat kamu sekalian berada dan tidak ada sesuatu yang menghalangiku untuk keluar menemui kalian, kecuali takut membuat kalian jemu. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. selalu memilih waktu yang tepat untuk memberikan nasehat kepada kami dalam beberapa hari karena takut kami akan merasa bosan. (Shahih Muslim No.5047)
Sumber: Kumpulan Hadits Shahih Muslim
HADIST ROSULULLOH SAW….
Taburkanlah pasir ke wajah orang-orang yang suka memuji dan menyanjung-nyanjung.(HR. Muslim)
Seorang memuji-muji kawannya di hadapan Nabi Saw, lalu beliau berkata kepadanya, “Waspadalah kamu, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya (diucapkan berulang-ulang)”. (HR. Ahmad)
Menyukai sanjungan dan pujian membuat orang buta dan tuli. (HR. Ad-Dailami).
Berhati-hatilah dalam memuji (menyanjung-nyanjung), sesungguhnya itu adalah penyembelihan. (HR. Bukhari)
Kebanyakan dosa anak Adam karena lidahnya. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
Ada tiga perkara yang membinasakan yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang dipatuhi, dan seorang yang membanggakan dirinya sendiri. (HR. Ath-Thabrani dan Anas)
Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan. (HR. Muslim)
Barangsiapa memanjangkan pakaiannya (sehingga menyeret di tanah) karena kesombongannya maka Allah tidak akan memandangnya kelak pada hari kiamat. (HR. Bukhari dan Muslim)
Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?” Nabi Saw menjawab, “Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamnya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari)
Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR. Ath-Thabrani)
Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari)
Tidak semestinya seorang muslim menghina dirinya. Para sahabat bertanya, “Bagaimana menghina dirinya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Melibatkan diri dalam ujian dan cobaan yang dia tak tahan menderitanya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR. Ath-Thabrani)
Salah seorang dari mereka lebih senang mengalami ujian dan cobaan daripada seorang dari kamu (senang) menerima pemberian. (HR. Abu Ya’la)
Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridho dengan pemberianNya maka Allah tidak akan memberinya berkah. (HR. Ahmad)
Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya. (HR. Ath-Thabrani)
Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)
Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR. Ath-Thabrani)
Bagi tiap sesuatu terdapat ujian dan cobaan, dan ujian serta cobaan terhadap umatku ialah harta-benda. (HR. Tirmidzi)
Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah dan merahasiakan sodaqoh (yang kita keluarkan). (HR. Ath-Thabrani)
Keagungan adalah sarungKu dan kesombongan adalah pakaianKu. Barangsiapa merebutnya (dari Aku) maka Aku menyiksanya. (HR. Muslim)
Barangsiapa mencari keridhoan manusia dengan apa yang memurkakan Allah, maka orang-orang yang tadinya memuji akan berobah mencelanya. Namun barangsiapa mengutamakan ketaatan kepada Allah, meskipun berakibat orang-orang menjadi marah kepadanya maka cukuplah Allah yang menjadi penolong dan pembelanya dalam menghadapi permusuhan tiap musuh, kedengkian tiap pendengki dan kezaliman tiap orang zalim. (HR. Aththusi)
Ketamakan menghilangkan kebijaksanaan dari hati para ulama. (HR. Ath-Thabrani)
Kekayaan bukan banyaknya harta-benda yang dimiliki tetapi kekayaan jiwa. (HR. Bukhari)
Seorang memuji-muji kawannya di hadapan Nabi Saw, lalu beliau berkata kepadanya, “Waspadalah kamu, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya (diucapkan berulang-ulang)”. (HR. Ahmad)
Menyukai sanjungan dan pujian membuat orang buta dan tuli. (HR. Ad-Dailami).
Berhati-hatilah dalam memuji (menyanjung-nyanjung), sesungguhnya itu adalah penyembelihan. (HR. Bukhari)
Kebanyakan dosa anak Adam karena lidahnya. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
Ada tiga perkara yang membinasakan yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang dipatuhi, dan seorang yang membanggakan dirinya sendiri. (HR. Ath-Thabrani dan Anas)
Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan. (HR. Muslim)
Barangsiapa memanjangkan pakaiannya (sehingga menyeret di tanah) karena kesombongannya maka Allah tidak akan memandangnya kelak pada hari kiamat. (HR. Bukhari dan Muslim)
Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?” Nabi Saw menjawab, “Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamnya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari)
Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR. Ath-Thabrani)
Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari)
Tidak semestinya seorang muslim menghina dirinya. Para sahabat bertanya, “Bagaimana menghina dirinya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Melibatkan diri dalam ujian dan cobaan yang dia tak tahan menderitanya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR. Ath-Thabrani)
Salah seorang dari mereka lebih senang mengalami ujian dan cobaan daripada seorang dari kamu (senang) menerima pemberian. (HR. Abu Ya’la)
Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridho dengan pemberianNya maka Allah tidak akan memberinya berkah. (HR. Ahmad)
Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya. (HR. Ath-Thabrani)
Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)
Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR. Ath-Thabrani)
Bagi tiap sesuatu terdapat ujian dan cobaan, dan ujian serta cobaan terhadap umatku ialah harta-benda. (HR. Tirmidzi)
Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah dan merahasiakan sodaqoh (yang kita keluarkan). (HR. Ath-Thabrani)
Keagungan adalah sarungKu dan kesombongan adalah pakaianKu. Barangsiapa merebutnya (dari Aku) maka Aku menyiksanya. (HR. Muslim)
Barangsiapa mencari keridhoan manusia dengan apa yang memurkakan Allah, maka orang-orang yang tadinya memuji akan berobah mencelanya. Namun barangsiapa mengutamakan ketaatan kepada Allah, meskipun berakibat orang-orang menjadi marah kepadanya maka cukuplah Allah yang menjadi penolong dan pembelanya dalam menghadapi permusuhan tiap musuh, kedengkian tiap pendengki dan kezaliman tiap orang zalim. (HR. Aththusi)
Ketamakan menghilangkan kebijaksanaan dari hati para ulama. (HR. Ath-Thabrani)
Kekayaan bukan banyaknya harta-benda yang dimiliki tetapi kekayaan jiwa. (HR. Bukhari)
Mengerikan: Inilah Barisan-barisan Manusia di Akhirat Kelak. Anda di Barisan Dimana?

Suatu ketika, Muadz bin Jabal ra mengadap Rasulullah SAW dan bertanya: “Wahai Rasulullah, tolong jelaskan kepadaku mengenai firman Allah SWT: Pada sangkakala ditiup, maka kamu sekalian datang berbaris-baris” (Surah an-Naba’:18)
Mendengar pertanyaan itu, baginda menangis dan basah pakaian dengan air mata. Lalu menjawab: “Wahai Muadz, engkau telah bertanya kepada aku, perkara yang amat besar, bahwa umatku akan digiring, dikumpulkan berbaris-baris menjadi 12 barisan, masing-masing dengan pembawaan mereka sendiri….”
Maka dijelaskanlah oleh Rasulullah ke 12 barisan tersebut :-
BARISAN PERTAMA
Di iring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: “Mereka itu adalah orang-orang yang sewaktu hidupnya menyakiti hati tetangganya, maka demikianlah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”
BARISAN KEDUA
Diiring dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: “Mereka itu adalah orang yang sewaktu hidupnya meringan-ringankan solat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”
BARISAN KETIGA
Mereka berbentuk keldai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking. “Mereka itu adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”
BARISAN KEEMPAT
Diiring dari kubur dengan keadaan darah seperti air pancutan keluar dari mulut mereka. “Mereka itu adalah orang yang berdusta di dalam jualbeli, maka inilah balasannya dan tempat mereka adalah neraka…”
BARISAN KELIMA
Diiring dari kubur dengan bau busuk daripada bangkai. Ketika itu Allah SWT menurunkan angin sehingga bau busuk itu mengganggu ketenteraman di Padang Mahsyar. “Mereka itu adalah orang yang menyembunyikan perlakuan derhaka takut diketahui oleh manusia tetapi tidak pula rasa takut kepada Allah SWT, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”
BARISAN KEENAM
Diiring dari kubur dengan keadaan kepala mereka terputus dari badan. “Mereka adalah orang yang menjadi saksi palsu, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”
BARISAN KETUJUH
Diiring dari kubur tanpa mempunyai lidah tetapi dari mulut mereka mengalir keluar nanah dan darah. “Mereka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”
BARISAN KELAPAN
Diiring dari kubur dalam keadaan terbalik dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas. “Mereka adalah orang yang berbuat zina, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”
BARISAN KESEMBILAN
Diiring dari kubur dengan berwajah hitam gelap dan bermata biru sementara dalam diri mereka penuh dengan api gemuruh. “Mereka itu adalah orang yang makan harta anak yatim dengan cara yang tidak sebenarnya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”
BARISAN KESEPULUH
Diiring dari kubur mereka dalam keadaan tubuh mereka penuh dengan penyakit sopak dan kusta. “Mereka adalah orang yang derhaka kepada orang tuanya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”
BARISAN KESEBELAS
Diiring dari kubur mereka dengan berkeadaan buta mata-kepala, gigi mereka memanjang seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang sampai ke perut mereka dan keluar beraneka kotoran. “Mereka adalah orang yang minum arak, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”
BARISAN KEDUA BELAS
Mereka diiring dari kubur dengan wajah yang bersinar-sinar laksana bulan purnama. Mereka melalui titian sirat seperti kilat. Maka,datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih memaklumkan: “Mereka adalah orang yang beramal salih dan banyak berbuat baik. Mereka menjauhi perbuatan durhaka, mereka memelihara sholat lima waktu, ketika meninggal dunia keadaan mereka sudah bertaubat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah syurga, mendapat keampunan, kasih sayang dan keredhaan Allah Yang Maha Pengasih…”
DOA DALAM KEADAAN SESUATU….
1.Do’a Menolak Bencana
Laa ilaaha illalaahul kariimul ‘azhiimu. Subhaanahu tabaarakalaahu rabbul ‘arsyil ‘azhiimi. Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiina. Allaahumma rabbanaa aatinaa fid dun-yaa hasanatan wa fil aakhirati hasanatan wa qinaa ‘adzaaban naari.
Artinya : Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Maha Suci Dia, Maha Berkat Allah Tuhannya ‘arasy yang agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam. (HR. Nasa’i)
Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka. (HR. Bukhari dan Muslim)
2.Do’a Kesembuhan / Kesihatan Diri
Allahumma ‘aafinii fii badanii. Allaahuma ‘aafinii fi sam’ii. Allaahumma ‘aafinii fii basharii. Allaahumma innii a’uudzu bika minal kufri wal faqri. Allahumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabil qabri laa illaaha illaa anta.
Artinya : Ya Allah, sembuhkanlah badanku. Ya Allah, sembuhkanlah pendengaranku. Ya Allah sembuhkanlah penglihatanku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tiada Tuhan selain-Mu. (HR. Abu Daud)
3.Do’a Dilindungi Dari Rupa-rupa Penyakit
Allahumma innii a’uudzubka minal barashi wal junuuni wal judzaani wa sayyi’il aswqaami
Artinya : Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari penyakit celup, penyakit gila, penyakit kusta dan penyakit-penyakit buruk lainnya.
4.Do’a Menjenguk Orang Sakit/Kecelakaan
Allahumma rabban naasi adzhibil ba’sa asyfi antasy syaafii laa syifaa’a illaa syifaa’uka syifaa’an laa yughaadiru saqaman. Imsahil ba’sa rabban naasi biyadikasy syifaa’u, laa aasyifa lahu illaa anta, as’alullaahal ‘azhiima, rabbal ‘ arsyil ‘azhiimi an-yasfiyaka.
Artinya : Ya Allah Tuhan segala manusia, jauhkanlah kesukaran/penyakit itu dan sembuhkanlah ia, Engkaulah yang menyembuhkan,tak ada obat selain obat-Mu, obat yang tidak meninggalkan sakit lagi. Hilangkan lah penyakit itu, wahai Tuhan pengurus manusia. Hanya padamulah obat itu. Tak ada yang dapat menghilangkan penyakit selain Engkau, aku mohon kepada Allah yang Maha Agung, Tuhannya ‘arasy yang agung, semoga Dia menyembuhkan anda. (HR. Bukhari dan Muslim)
5.Do’a Mengobati Orang Sakit
Bismillahirrahmaanirrahiimi. A’uudzu bi’izzatillahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhadziru
Artinya : Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku berlindung dengan keperkasaan Allah dan kekuasaan-Nya dari kejahatan apa yang kuperoleh dan yang kutakuti. (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmi-dzi dan Nasai).
6.Do’a Menghadapi Musibah
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uuna. Allaahumma ajirnii fii mushiibatii wakhluf lii khairan minhaa.
Artinya : Sesungguhnya kami memiliki Allah dan sesungguhnya kami kembali kepada-Nya. Ya Allah berilah kami pahala dalam misibahku in dan berilah pengganti yang lebih baik. (HR. Muslim)
7.Do’a Membimbing Orang Sekarat
Astaghfirullaahal ‘azhiimaa …… Laa Ilaaha Illallaahu muhammadun rasuulullaahi ….
Artinya : Aku mohon ampun pada Allah Yang Maha Agung Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. (dibaca terus-menerus istighfar dan syahadat tersebut pada telinga orang yang hampir wafat itu). (Tertunjuk dalam HR. Muslim, Abu Daud dan Hakim).
8.Do’a Di Sisi Orang Yang Telah Wafat
Allaahummaghfirlii wa lahu wa’aqibnii minhu ‘uqbaa hasanatan.
Artinya : Ya Allah, ampunilah aku dan orang ini dan berilah aku ganti yang baik daripadanya. (HR. Muslim)
9.Do’a Masuk Pekuburan Muslim
Assalamu ‘alaykum ahlad diyaari minal my’miniina wa innaa insyaa’allaahu bikum laahiquuna. As’alullaaha lanaa wa lakumul ‘aafiyata.
Artinya : Salam sejahtera bagimu wahai penghuni kampung orang-orang mu’min. Kami in insya Allah akan bertemu dengan anda sekalian. Kumohonkan pada Allah kesejahteraan bagi kami dan bagi anda sekalian. (HR. Muslim)
10. Do’a Terhindar dari Kesulitan dan Penderitaan
Biismillaahi ‘alaa nafsii wa maalii wa diinii, allaahumma radhinii biqadhaa’ika wa baarik lii fiimaa quddiralii hatta laauhibbaa\ ta’jiila maa akhkharta wa ta’khiira maa ‘ajjalta
Artinya : Dengan nama Allah atas diriku, hartaku dan agamaku. Ya Allah, berilah aku rasa ridha terhadap putusku. Ya Allah, berilah aku rasa ridha terhadap putusan-Mu dan berkatilah segala apa yang Engkau berikan ubun-ubunku dalam tangan-Mu, berlakulah atasku hukum keputusan-Mu dan adillah atasku segala taqdirmu. Aku mohon pada-Mu dengan segala nama yang jadi milik-Mu yang Engkau namakan dengannya diri-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluq-Mu, atau yang Kau simpan dalam perbendaharaan ghaib di sisi-Mu kiranya Engkau jadikan kitab al-Quran jadi kesuburan hatiku dan cahaya dadaku serta menjadi tempat melepaskan segala kesusahanku dan menghilangkan dukacitaku. (HR. Ahmad dan Ibnu Gibban)
11. Do’a Menghadapi Kesedihan, Kelemahan, Kemalasan, Takut, Kikir, Banyak Hutang Dan Penindasan
Allaahumma innii a’uudzu bika minal hammi wal hazani wa a’uudzu bika minal ‘ajzi wal kasali wa a’uudzu bika minal jubni wal bukhli wa a’uudzu bika min ghalabatid dayni wa qahrir rijaali.
Artinya : Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari kemurungan dan kesusahan, aku berlindung pada-Mu dari kemalasan dan aku berlindung pada-Mu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung pada-Mu dari tekanan utang dan paksaan orang lain.
12. Do’a Ketenangan Jiwa
Rabhanaa afrigh ‘alaynaa shabran wa tsabbit aqdaamanaa wahshurnaa ‘alal qawmil kaafirina. Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaytana wa hablanaa min ladunka rahmatan innaka antal wahhaabu. Allaahumma tsabbitnii an azilla wahdinii an adhilla. Allahumma kamaa hulta baynii wa bayna qalbii, fahul baynii wa baynasy syaythaani wa ‘amalihi. Allaahumma innii as-aluka nafsan muthma ‘innatan tu’minu biliqaa’ika wa tardhaa biqadhaa’ika wa taqna’u bi’athaa’ika
Artinya : Ya Tuhan kami, curahkanlah kesabaran atas kami dan teguhkanlah pendirian kami serta tolonglah kami terhadap golongan yang kafir.
Ya Tuhan kami, janganlah kau palingkan hati kami setelah Engkau tunjuki dan berilah kami dari hadhirat-Mu rahmat karena Engkau adalah Yang Maha Pemberi.
Ya Allah kokohkanlah aku dari kemungkinan terpelesetnya iman, dan berilah aku petunjuk dari kemungkinan sesat.
Ya Allah sebagaimana Engkau telah memberi penghalang antara aku dan hatiku, maka berilah penghalang antaraku dan antara syaitan serta perbuatannya.
Ya Allah aku mohonkan pada-Mu jiwa yang tenang tenteram, yang percaya pada pertemuan dengan-Mu dan ridha atas keputusan-Mu serta merasa cukup puas dengan pemberian-Mu.
13. Do’a Mohon Ketenangan Dalam Menghadapi Musibah
Allahummarzuqnii nafsan muthma’innatan tu’minu biliqaa’ika wa tardhaa biqadhaa’ika
Artinya ; Ya Allah, berilah kami hati yang tenang, yang beriman akan saat perjumpaan dengan-Mu dan ridiha menerima segala ketetapan-Mu
14. Do’a Ketika Menghadapi Kesulitan
Allahumma Laa shla illaa maa ja’altahu sahlan wa anta taj’alul hazna idzaa syi’ta sahlan
Artinya : Ya Allah, tiada yang mudah selain yang kau mudahkan dan Engkau jadikan kesusahan itu mudah jika Engkau menghendakinya jadi mudah. (HR. Ibnu Hibban)
15. Do’a Dimudahkan Segala Urusan
Allaahumma innii as-aluka tamaaman ni’mati fil asy-yaa’I kullihaa wasy syukra laka ‘alayhaa hattaa tardhaa wa ba’dar ridhaa, wal khiyarata fii jamii’I maa yakuunu fiihil khiyaratu wa bijamii’I masyuuril umuuri kullihaa laa bima’suurihaa yaa kariimu.
Artinya : Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu kesempurnaan ni’mat pada segala perkara dan mensyukuri-Mu atasnya, sehingga Engkau ridha dan sesudah ridha itu lalu aku mohonkan pula kepada-Mu untuk memilih segala apa yang boleh dipilih dan dengan segala kemudahannya, bukan yang sulit lagi sukar dikerjakannya. Wahai Tuhan Yang Maha Mulia.
16. Do’a Mohon Husnul Khatimah
Allaahummaj’al khayra ‘umrii aakhirahu wa khayra ‘amalii khawaatiimahu wa khayra ayyaamii yawma lliqaa’ika
Artinya : Ya Allah, jadikanlah sebaik-baiknya umurku pada ujungnya dan sebaik-baiknya amalku adalah pada ujung akhirnya, dan sebaik-baiknya hariku adalah pada saat aku menemui-Mu. (Disebutkan oleh an-Nawawi)
17. Do’a Waktu Bersin dan Jawaban yang Mendengarnya
Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiina. (segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam),
kemudian dijawab oleh orang yang mendengarnya :
Yarhamukallahu (Semoga Allah merahmati anda), lalu orang yang yang bersin itu menjawabnya pula dengan : Yahdiikumullaahu wa yushlihu baalaku (Semoga Allah memberi hidayat bagi anda dan membaguskan keadaan anda). (HR. Bukhari)
18. Do’a Diberi Kesenangan Hidup
Allahumma ashlih lii fii diiniil ladzii huwa ‘ishmatu amrii wa ashlih lii dun-yaayal latii fiihaa ma’aasyi wa shlih lii aakhiratil latii fiihaa ma’aadii waj’alil hayaata ziyaadata lii fii kulli khayrin wajalil mawta raahatan lii min kulli syarrin.
Artinya : Ya Allah, baguskanlah untukku agamaku yang jadi pangkal urusanku, baguskan pula duniaku yang jadi tempat penghidupanku, dan baguskanlah akhiratku yang padanya tempat kembaliku nanti, jadikanlah hidup tu menjadi bekal/tambahan bagiku dalam segala kebaikan, serta jadikanlah mati itu pelepas segala keburukan bagiku. (HR. Muslimin)
19. Do’a Berlindung Dari Mahluk Jahat
A’uudzu bikalimaatillaahit taammati min syarri maa khalaqa
Artinya : Aku berlindung dengan menyebut kalimat-kalimat Allah Yang Maha sempurna dari segala kejahatan apa yang telah diciptakan-Nya.
20. Do’a Dapat Bersyukur, Bersabar dan Tidak Menonjolkan Jasa
Allahummaj’alnii syakuuran waj’alnii fii ‘aynii shaghiiran wa fii a’yunin naasi kabiiran.
Artinya : Ya allah, jadikanlah aku orang yang berterima kasih pada-Mu, jadikanlah aku orang yang sabar, jadikanlah aku kecil dalam pandanganku tapi orang yang besar dalam pandangan orang lain.
21. Do’a Mengunjungi Pengantin Baru
Baarakallahu likulli waahidin minkumaa fii shaahibihii wa jama’a baynakumaa fi khayrin
Artinya : Semoga allah memberkati masing-masing kamu berdua (mempelai) terhadap temannya, dan semoga Allah mengumpulkan kamu berdua dalam kebaikan (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majalah)
Baarakallahu laka wa baaraka ‘alayka wa jama’a baynakumaa fi khayrin
Artinya : Mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik ketika senang maupun susah, dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan. (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
22. Do’a Ketika Melihat Bayi Baru Lahir
Innii u’iidzuka bikalimaatillaahit taammati min kulli syaythaanin wa haammatin wamin kulli ‘aynin laammatin.
Artinya : Aku berlindung untuk anak ini dengan kalimat Allah Yang Sempurna dari segala gangguan syaitan dan gangguan binatang serta gangguan sorotan mata yang dapat membawa akibat buruk bagi apa yang dilihatnya. (HR. Bukhari)
23. Do’a Mohon Putera yang Shalih
Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyatinna qurrata a’yunin waj’alnaa limuttaqiina imaaman.
Artinya : Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami dari isteri-isteri kami dan anak-cucu kami yang menyenangkan kami dan jadikanlah kami sebagai ikutan bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Al-Furqan, 74)
24. Do’a Mohon Dianugerahi Rizki yang Berkah
Allahummarzuqnii rizqan halaalan thayyiban wasta’milnii thayyiban. Allahummaj’al awsa’a rizqika ‘alayya ‘inda kibari sinnii wanqithaa’i umrii.Allaahummakfinii bihalaalika ‘an haraamika wa aghninii bifadhlika ‘am-man siwaaka.Allaahumma in nii as-aluka rizqan waasi’an naafi’an. Allaahumma innii as-alukan na’iimal muqiinal ladzii laa yahuulu wa laa yazuulu.
Artinya : Ya Allah, berilah padaku rezki yang halal dan baik, serta pakaikanlah padaku segala perbuatan yang baik.
Ya Tuhanku, jadikanlah oleh-Mu rezekiku itu paling luas ketika tuaku dan ketika lemahku.
Ya Allah, cukupkanlah bagiku segala rezki-Mu yang halal daripada yang haram dan kayakanlah aku dengan karunia-Mu dari yang lainnya.
Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu rezki yang luas dan berguna.
Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu ni’mat yang kekal yang tidak putus-putus dan tidak akan hilang.
25. Do’a Bagi Kedua Orangtua
Rabbighfirlii waliwaalidayya warhamhumma kamaa rabbayaanii shaghiiran.
Artinya : Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah dan ibuku serta kasihilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil.
26. Doa Qunut Nazilah
Doa Qunut Nazilah dibaca ketika kaum muslimin terkena bencana, ancaman, penganiayaan, penindasan musuh-musuh Allah dan musuh kaum Muslimin.
Seperti dikisahkan dalam Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW pernah melakukan qunut selama satu bulan untuk mendoakan pembunuh-pembunuh para sahabatnya di Bir Al-Maunah.
Dari Abu Hurairah RA :
“Sesungguhnya bila ingin mendoakan seseorang, Nabi Muhammad SAW membacakan qunut sesudah ruku’ (Hr. Bukhari dan Ahmad bin Hambal).
Doa Qunut Nazilah dibaca setiap sholat fardhu jahriyah (mahdzab Hanafi), sedangkan selain madzhab Hanafi, Doa Qunut Nazilah dibaca setiap kali sholat fardhu.
Mari kita bacakan doa ini untuk saudara-saudara kita kaum muslimin dimana saja berada, khususnya yang sedang terkena ancaman, penganiayaan, dan penindasan musuh-musuh Allah.
Inilah Doa Qunut Nazilah (Hadist diriwayatkan oleh Umar Bin Khatab) :
Alloohummaghfir lilmu’miniina wal mu’minaat
Wal muslimiina wal muslimaat
Wa allif baina quluubihim
Wa ashlih dzaata bainahum
Wanshur ‘Alaa ‘Aduwwika wa’aduwwihim
Allohummal’in kafarota ahlil kitaabil ladziina
Yukadzibuuna rusulaka wayuqottiluuna auliyaa aka
Alloohumma khollif baina kalimaatihim
Wazalzil Aqdaamahum
Wa anzilbihim ba’sakalladzii layuroddu ‘anil
qaumil mujrimiin
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Allohumma innaanasta’iinuka
Artinya:
“Ya Allah ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat,
Ya Allah jinakkan, satu padukan hati orang-orang muslimin, Perbaikilah keadaan mereka,
Tolonglah kaum muslimin utuk melawan musuh-musuh-Mu, dan musuh-musuh mereka
Ya Allah, laknatlah orang-orang kafir yang mendustakan para RasulMu dan membunuh para kekasih-Mu,
Ya Allah cerai-beraikan kesatuan kata mereka, Hancur leburkan kekuatan mereka,
Dan turunkanlah bencana-Mu yang tiada tertolak lagi untuk orang-orang yang penuh dengan dosa
Dengan menyebut nama-Mu ya Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang,
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon perlindungan kepadaMu”
Laa ilaaha illalaahul kariimul ‘azhiimu. Subhaanahu tabaarakalaahu rabbul ‘arsyil ‘azhiimi. Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiina. Allaahumma rabbanaa aatinaa fid dun-yaa hasanatan wa fil aakhirati hasanatan wa qinaa ‘adzaaban naari.
Artinya : Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Maha Suci Dia, Maha Berkat Allah Tuhannya ‘arasy yang agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam. (HR. Nasa’i)
Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka. (HR. Bukhari dan Muslim)
2.Do’a Kesembuhan / Kesihatan Diri
Allahumma ‘aafinii fii badanii. Allaahuma ‘aafinii fi sam’ii. Allaahumma ‘aafinii fii basharii. Allaahumma innii a’uudzu bika minal kufri wal faqri. Allahumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabil qabri laa illaaha illaa anta.
Artinya : Ya Allah, sembuhkanlah badanku. Ya Allah, sembuhkanlah pendengaranku. Ya Allah sembuhkanlah penglihatanku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tiada Tuhan selain-Mu. (HR. Abu Daud)
3.Do’a Dilindungi Dari Rupa-rupa Penyakit
Allahumma innii a’uudzubka minal barashi wal junuuni wal judzaani wa sayyi’il aswqaami
Artinya : Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari penyakit celup, penyakit gila, penyakit kusta dan penyakit-penyakit buruk lainnya.
4.Do’a Menjenguk Orang Sakit/Kecelakaan
Allahumma rabban naasi adzhibil ba’sa asyfi antasy syaafii laa syifaa’a illaa syifaa’uka syifaa’an laa yughaadiru saqaman. Imsahil ba’sa rabban naasi biyadikasy syifaa’u, laa aasyifa lahu illaa anta, as’alullaahal ‘azhiima, rabbal ‘ arsyil ‘azhiimi an-yasfiyaka.
Artinya : Ya Allah Tuhan segala manusia, jauhkanlah kesukaran/penyakit itu dan sembuhkanlah ia, Engkaulah yang menyembuhkan,tak ada obat selain obat-Mu, obat yang tidak meninggalkan sakit lagi. Hilangkan lah penyakit itu, wahai Tuhan pengurus manusia. Hanya padamulah obat itu. Tak ada yang dapat menghilangkan penyakit selain Engkau, aku mohon kepada Allah yang Maha Agung, Tuhannya ‘arasy yang agung, semoga Dia menyembuhkan anda. (HR. Bukhari dan Muslim)
5.Do’a Mengobati Orang Sakit
Bismillahirrahmaanirrahiimi. A’uudzu bi’izzatillahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhadziru
Artinya : Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku berlindung dengan keperkasaan Allah dan kekuasaan-Nya dari kejahatan apa yang kuperoleh dan yang kutakuti. (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmi-dzi dan Nasai).
6.Do’a Menghadapi Musibah
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uuna. Allaahumma ajirnii fii mushiibatii wakhluf lii khairan minhaa.
Artinya : Sesungguhnya kami memiliki Allah dan sesungguhnya kami kembali kepada-Nya. Ya Allah berilah kami pahala dalam misibahku in dan berilah pengganti yang lebih baik. (HR. Muslim)
7.Do’a Membimbing Orang Sekarat
Astaghfirullaahal ‘azhiimaa …… Laa Ilaaha Illallaahu muhammadun rasuulullaahi ….
Artinya : Aku mohon ampun pada Allah Yang Maha Agung Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. (dibaca terus-menerus istighfar dan syahadat tersebut pada telinga orang yang hampir wafat itu). (Tertunjuk dalam HR. Muslim, Abu Daud dan Hakim).
8.Do’a Di Sisi Orang Yang Telah Wafat
Allaahummaghfirlii wa lahu wa’aqibnii minhu ‘uqbaa hasanatan.
Artinya : Ya Allah, ampunilah aku dan orang ini dan berilah aku ganti yang baik daripadanya. (HR. Muslim)
9.Do’a Masuk Pekuburan Muslim
Assalamu ‘alaykum ahlad diyaari minal my’miniina wa innaa insyaa’allaahu bikum laahiquuna. As’alullaaha lanaa wa lakumul ‘aafiyata.
Artinya : Salam sejahtera bagimu wahai penghuni kampung orang-orang mu’min. Kami in insya Allah akan bertemu dengan anda sekalian. Kumohonkan pada Allah kesejahteraan bagi kami dan bagi anda sekalian. (HR. Muslim)
10. Do’a Terhindar dari Kesulitan dan Penderitaan
Biismillaahi ‘alaa nafsii wa maalii wa diinii, allaahumma radhinii biqadhaa’ika wa baarik lii fiimaa quddiralii hatta laauhibbaa\ ta’jiila maa akhkharta wa ta’khiira maa ‘ajjalta
Artinya : Dengan nama Allah atas diriku, hartaku dan agamaku. Ya Allah, berilah aku rasa ridha terhadap putusku. Ya Allah, berilah aku rasa ridha terhadap putusan-Mu dan berkatilah segala apa yang Engkau berikan ubun-ubunku dalam tangan-Mu, berlakulah atasku hukum keputusan-Mu dan adillah atasku segala taqdirmu. Aku mohon pada-Mu dengan segala nama yang jadi milik-Mu yang Engkau namakan dengannya diri-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluq-Mu, atau yang Kau simpan dalam perbendaharaan ghaib di sisi-Mu kiranya Engkau jadikan kitab al-Quran jadi kesuburan hatiku dan cahaya dadaku serta menjadi tempat melepaskan segala kesusahanku dan menghilangkan dukacitaku. (HR. Ahmad dan Ibnu Gibban)
11. Do’a Menghadapi Kesedihan, Kelemahan, Kemalasan, Takut, Kikir, Banyak Hutang Dan Penindasan
Allaahumma innii a’uudzu bika minal hammi wal hazani wa a’uudzu bika minal ‘ajzi wal kasali wa a’uudzu bika minal jubni wal bukhli wa a’uudzu bika min ghalabatid dayni wa qahrir rijaali.
Artinya : Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari kemurungan dan kesusahan, aku berlindung pada-Mu dari kemalasan dan aku berlindung pada-Mu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung pada-Mu dari tekanan utang dan paksaan orang lain.
12. Do’a Ketenangan Jiwa
Rabhanaa afrigh ‘alaynaa shabran wa tsabbit aqdaamanaa wahshurnaa ‘alal qawmil kaafirina. Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaytana wa hablanaa min ladunka rahmatan innaka antal wahhaabu. Allaahumma tsabbitnii an azilla wahdinii an adhilla. Allahumma kamaa hulta baynii wa bayna qalbii, fahul baynii wa baynasy syaythaani wa ‘amalihi. Allaahumma innii as-aluka nafsan muthma ‘innatan tu’minu biliqaa’ika wa tardhaa biqadhaa’ika wa taqna’u bi’athaa’ika
Artinya : Ya Tuhan kami, curahkanlah kesabaran atas kami dan teguhkanlah pendirian kami serta tolonglah kami terhadap golongan yang kafir.
Ya Tuhan kami, janganlah kau palingkan hati kami setelah Engkau tunjuki dan berilah kami dari hadhirat-Mu rahmat karena Engkau adalah Yang Maha Pemberi.
Ya Allah kokohkanlah aku dari kemungkinan terpelesetnya iman, dan berilah aku petunjuk dari kemungkinan sesat.
Ya Allah sebagaimana Engkau telah memberi penghalang antara aku dan hatiku, maka berilah penghalang antaraku dan antara syaitan serta perbuatannya.
Ya Allah aku mohonkan pada-Mu jiwa yang tenang tenteram, yang percaya pada pertemuan dengan-Mu dan ridha atas keputusan-Mu serta merasa cukup puas dengan pemberian-Mu.
13. Do’a Mohon Ketenangan Dalam Menghadapi Musibah
Allahummarzuqnii nafsan muthma’innatan tu’minu biliqaa’ika wa tardhaa biqadhaa’ika
Artinya ; Ya Allah, berilah kami hati yang tenang, yang beriman akan saat perjumpaan dengan-Mu dan ridiha menerima segala ketetapan-Mu
14. Do’a Ketika Menghadapi Kesulitan
Allahumma Laa shla illaa maa ja’altahu sahlan wa anta taj’alul hazna idzaa syi’ta sahlan
Artinya : Ya Allah, tiada yang mudah selain yang kau mudahkan dan Engkau jadikan kesusahan itu mudah jika Engkau menghendakinya jadi mudah. (HR. Ibnu Hibban)
15. Do’a Dimudahkan Segala Urusan
Allaahumma innii as-aluka tamaaman ni’mati fil asy-yaa’I kullihaa wasy syukra laka ‘alayhaa hattaa tardhaa wa ba’dar ridhaa, wal khiyarata fii jamii’I maa yakuunu fiihil khiyaratu wa bijamii’I masyuuril umuuri kullihaa laa bima’suurihaa yaa kariimu.
Artinya : Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu kesempurnaan ni’mat pada segala perkara dan mensyukuri-Mu atasnya, sehingga Engkau ridha dan sesudah ridha itu lalu aku mohonkan pula kepada-Mu untuk memilih segala apa yang boleh dipilih dan dengan segala kemudahannya, bukan yang sulit lagi sukar dikerjakannya. Wahai Tuhan Yang Maha Mulia.
16. Do’a Mohon Husnul Khatimah
Allaahummaj’al khayra ‘umrii aakhirahu wa khayra ‘amalii khawaatiimahu wa khayra ayyaamii yawma lliqaa’ika
Artinya : Ya Allah, jadikanlah sebaik-baiknya umurku pada ujungnya dan sebaik-baiknya amalku adalah pada ujung akhirnya, dan sebaik-baiknya hariku adalah pada saat aku menemui-Mu. (Disebutkan oleh an-Nawawi)
17. Do’a Waktu Bersin dan Jawaban yang Mendengarnya
Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiina. (segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam),
kemudian dijawab oleh orang yang mendengarnya :
Yarhamukallahu (Semoga Allah merahmati anda), lalu orang yang yang bersin itu menjawabnya pula dengan : Yahdiikumullaahu wa yushlihu baalaku (Semoga Allah memberi hidayat bagi anda dan membaguskan keadaan anda). (HR. Bukhari)
18. Do’a Diberi Kesenangan Hidup
Allahumma ashlih lii fii diiniil ladzii huwa ‘ishmatu amrii wa ashlih lii dun-yaayal latii fiihaa ma’aasyi wa shlih lii aakhiratil latii fiihaa ma’aadii waj’alil hayaata ziyaadata lii fii kulli khayrin wajalil mawta raahatan lii min kulli syarrin.
Artinya : Ya Allah, baguskanlah untukku agamaku yang jadi pangkal urusanku, baguskan pula duniaku yang jadi tempat penghidupanku, dan baguskanlah akhiratku yang padanya tempat kembaliku nanti, jadikanlah hidup tu menjadi bekal/tambahan bagiku dalam segala kebaikan, serta jadikanlah mati itu pelepas segala keburukan bagiku. (HR. Muslimin)
19. Do’a Berlindung Dari Mahluk Jahat
A’uudzu bikalimaatillaahit taammati min syarri maa khalaqa
Artinya : Aku berlindung dengan menyebut kalimat-kalimat Allah Yang Maha sempurna dari segala kejahatan apa yang telah diciptakan-Nya.
20. Do’a Dapat Bersyukur, Bersabar dan Tidak Menonjolkan Jasa
Allahummaj’alnii syakuuran waj’alnii fii ‘aynii shaghiiran wa fii a’yunin naasi kabiiran.
Artinya : Ya allah, jadikanlah aku orang yang berterima kasih pada-Mu, jadikanlah aku orang yang sabar, jadikanlah aku kecil dalam pandanganku tapi orang yang besar dalam pandangan orang lain.
21. Do’a Mengunjungi Pengantin Baru
Baarakallahu likulli waahidin minkumaa fii shaahibihii wa jama’a baynakumaa fi khayrin
Artinya : Semoga allah memberkati masing-masing kamu berdua (mempelai) terhadap temannya, dan semoga Allah mengumpulkan kamu berdua dalam kebaikan (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majalah)
Baarakallahu laka wa baaraka ‘alayka wa jama’a baynakumaa fi khayrin
Artinya : Mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik ketika senang maupun susah, dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan. (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
22. Do’a Ketika Melihat Bayi Baru Lahir
Innii u’iidzuka bikalimaatillaahit taammati min kulli syaythaanin wa haammatin wamin kulli ‘aynin laammatin.
Artinya : Aku berlindung untuk anak ini dengan kalimat Allah Yang Sempurna dari segala gangguan syaitan dan gangguan binatang serta gangguan sorotan mata yang dapat membawa akibat buruk bagi apa yang dilihatnya. (HR. Bukhari)
23. Do’a Mohon Putera yang Shalih
Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyatinna qurrata a’yunin waj’alnaa limuttaqiina imaaman.
Artinya : Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami dari isteri-isteri kami dan anak-cucu kami yang menyenangkan kami dan jadikanlah kami sebagai ikutan bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Al-Furqan, 74)
24. Do’a Mohon Dianugerahi Rizki yang Berkah
Allahummarzuqnii rizqan halaalan thayyiban wasta’milnii thayyiban. Allahummaj’al awsa’a rizqika ‘alayya ‘inda kibari sinnii wanqithaa’i umrii.Allaahummakfinii bihalaalika ‘an haraamika wa aghninii bifadhlika ‘am-man siwaaka.Allaahumma in nii as-aluka rizqan waasi’an naafi’an. Allaahumma innii as-alukan na’iimal muqiinal ladzii laa yahuulu wa laa yazuulu.
Artinya : Ya Allah, berilah padaku rezki yang halal dan baik, serta pakaikanlah padaku segala perbuatan yang baik.
Ya Tuhanku, jadikanlah oleh-Mu rezekiku itu paling luas ketika tuaku dan ketika lemahku.
Ya Allah, cukupkanlah bagiku segala rezki-Mu yang halal daripada yang haram dan kayakanlah aku dengan karunia-Mu dari yang lainnya.
Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu rezki yang luas dan berguna.
Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu ni’mat yang kekal yang tidak putus-putus dan tidak akan hilang.
25. Do’a Bagi Kedua Orangtua
Rabbighfirlii waliwaalidayya warhamhumma kamaa rabbayaanii shaghiiran.
Artinya : Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah dan ibuku serta kasihilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil.
26. Doa Qunut Nazilah
Doa Qunut Nazilah dibaca ketika kaum muslimin terkena bencana, ancaman, penganiayaan, penindasan musuh-musuh Allah dan musuh kaum Muslimin.
Seperti dikisahkan dalam Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW pernah melakukan qunut selama satu bulan untuk mendoakan pembunuh-pembunuh para sahabatnya di Bir Al-Maunah.
Dari Abu Hurairah RA :
“Sesungguhnya bila ingin mendoakan seseorang, Nabi Muhammad SAW membacakan qunut sesudah ruku’ (Hr. Bukhari dan Ahmad bin Hambal).
Doa Qunut Nazilah dibaca setiap sholat fardhu jahriyah (mahdzab Hanafi), sedangkan selain madzhab Hanafi, Doa Qunut Nazilah dibaca setiap kali sholat fardhu.
Mari kita bacakan doa ini untuk saudara-saudara kita kaum muslimin dimana saja berada, khususnya yang sedang terkena ancaman, penganiayaan, dan penindasan musuh-musuh Allah.
Inilah Doa Qunut Nazilah (Hadist diriwayatkan oleh Umar Bin Khatab) :
Alloohummaghfir lilmu’miniina wal mu’minaat
Wal muslimiina wal muslimaat
Wa allif baina quluubihim
Wa ashlih dzaata bainahum
Wanshur ‘Alaa ‘Aduwwika wa’aduwwihim
Allohummal’in kafarota ahlil kitaabil ladziina
Yukadzibuuna rusulaka wayuqottiluuna auliyaa aka
Alloohumma khollif baina kalimaatihim
Wazalzil Aqdaamahum
Wa anzilbihim ba’sakalladzii layuroddu ‘anil
qaumil mujrimiin
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Allohumma innaanasta’iinuka
Artinya:
“Ya Allah ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat,
Ya Allah jinakkan, satu padukan hati orang-orang muslimin, Perbaikilah keadaan mereka,
Tolonglah kaum muslimin utuk melawan musuh-musuh-Mu, dan musuh-musuh mereka
Ya Allah, laknatlah orang-orang kafir yang mendustakan para RasulMu dan membunuh para kekasih-Mu,
Ya Allah cerai-beraikan kesatuan kata mereka, Hancur leburkan kekuatan mereka,
Dan turunkanlah bencana-Mu yang tiada tertolak lagi untuk orang-orang yang penuh dengan dosa
Dengan menyebut nama-Mu ya Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang,
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon perlindungan kepadaMu”
Langganan:
Komentar (Atom)